Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
Bidan Sofia
0
Suka
3,787
Dibaca

Bab 1: Kedatangan di Lembah Kabut

Sofia menutup pintu mobilnya, suara klik pelan terdengar di antara keheningan yang mencekam. Udara dingin langsung menerpa wajahnya, menusuk hingga ke tulang. Tidak seperti Jakarta yang selalu gerah dan pengap, dengan hiruk pikuk klakson dan bau knalpot yang menyesakkan, Desa Gunungrejo menawarkan kesejukan yang menusuk, bahkan di siang bolong. Kabut tipis masih bergelayut manja di lereng pegunungan yang mengelilingi desa, seperti tirai misterius yang menyembunyikan sesuatu, menjanjikan keindahan sekaligus menyimpan rahasia. Sofia menarik napas dalam, aroma tanah basah, dedaunan pinus yang gugur, dan bau samar kayu bakar mengisi paru-parunya. Sebuah aroma yang asing, namun entah mengapa, terasa menenangkan sekaligus mencurigakan.

Ini bukan kepindahan yang direncanakan Sofia dalam peta kariernya. Lulus dari fakultas kebidanan dengan predikat cum laude, ia selalu membayangkan praktik di rumah sakit modern, dengan peralatan serba canggih, tim medis yang kompeten, dan jadwal yang teratur. Namun, sebuah program pemerintah yang menjanjikan bonus besar dan pengalaman unik, ditambah lagi dengan dorongan kuat dari sebuah idealisme yang ia genggam erat setelah kejadian setahun lalu—kematian adiknya, Luna, karena kurangnya penanganan medis di sebuah daerah terpencil—mengantarnya ke tempat antah-berantah ini. Luna, yang menderita demam berdarah parah, tak bisa diselamatkan karena keterbatasan akses dan fasilitas kesehatan di desa tempat ia KKN. Sejak saat itu, Sofia bersumpah pada dirinya sendiri, tidak akan ada lagi yang harus mengalami nasib serupa, tidak ada lagi nyawa yang terbuang sia-sia hanya karena jarak dan kemiskinan fasilitas.

"Selamat datang, Bu Bidan Sofia," suara berat menginterupsi lamunannya, membuyarkan ingatan pahitnya. Seorang pria paruh baya dengan kulit gelap terbakar matahari dan tatapan mata yang dalam, hampir terlalu dalam, berdiri di depannya. Rambutnya memutih di pelipis, dan kerutan di wajahnya menandakan usia serta kerasnya hidup. Itu Pak Kades, Bapak Kepala Desa, yang sebelumnya berkomunikasi dengannya melalui telepon. Ia mengenakan baju batik lusuh yang warnanya sudah memudar dan peci hitam yang sedikit miring.

"Terima kasih, Pak Kades. Maaf saya terlambat sedikit," jawab Sofia, senyumnya sedikit kaku, memaksakan kehangatan yang sebenarnya tidak ia rasakan sepenuhnya. Perjalanan dari kota memang jauh dan melelahkan, melewati jalanan berliku yang sesekali berbatu dan terjal, membuat perutnya mual beberapa kali.

Pak Kades h...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp8.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Bronze
Bidan Sofia
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Jurit Malam Di Perumahan Setan
Yona Elia Pratiwi
Novel
Gold
Fantasteen Scary Red Eyes
Mizan Publishing
Novel
Gold
HARU MAHAMERU
Falcon Publishing
Cerpen
Bronze
Mawar untuk Emily karya William Faulkner penerjemah : ahmad muhaimin
Ahmad Muhaimin
Novel
Bronze
Tumbal Lorong Sewu
Dewie Sudarsh
Novel
Kabar Duka
Maureen Fatma
Novel
Rajah Hitam
Fasihi Ad Zemrat
Cerpen
Bronze
Nyawa Kesembilan
Glorizna Riza
Flash
Bronze
NYI DARSIH DEMIT TANAH JAWA UNIVERSE
Okhie vellino erianto
Novel
Bronze
Hizib
Topan We
Komik
Bronze
Serem Sirep
Andrianto
Novel
Bronze
Zona Zombie -Novel-
Herman Sim
Novel
Bronze
ZOMBI DAN MEREKA YANG TAK BISA MATI 2 BANGKITNYA DIA PADA SENJA
Meliana
Novel
Bronze
KEMPONAN
Hesti Ary Windiastuti
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Bidan Sofia
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Aku Yakin Ini Nyata
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Streamer Yang Tragis
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Imajiner Yang Nyata
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Radio Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Raina
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Nada Berdarah
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayang - Bayang Kaktus Berdarah Seri 02
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Dia Pembunuh
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Luka Di Kota Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kutukan Merapi Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kaca Retak
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Elara
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kamera Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Panggilan Dari Bawah Tanah
Christian Shonda Benyamin