Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
Bidan Sofia
0
Suka
2,383
Dibaca

Bab 1: Kedatangan di Lembah Kabut

Sofia menutup pintu mobilnya, suara klik pelan terdengar di antara keheningan yang mencekam. Udara dingin langsung menerpa wajahnya, menusuk hingga ke tulang. Tidak seperti Jakarta yang selalu gerah dan pengap, dengan hiruk pikuk klakson dan bau knalpot yang menyesakkan, Desa Gunungrejo menawarkan kesejukan yang menusuk, bahkan di siang bolong. Kabut tipis masih bergelayut manja di lereng pegunungan yang mengelilingi desa, seperti tirai misterius yang menyembunyikan sesuatu, menjanjikan keindahan sekaligus menyimpan rahasia. Sofia menarik napas dalam, aroma tanah basah, dedaunan pinus yang gugur, dan bau samar kayu bakar mengisi paru-parunya. Sebuah aroma yang asing, namun entah mengapa, terasa menenangkan sekaligus mencurigakan.

Ini bukan kepindahan yang direncanakan Sofia dalam peta kariernya. Lulus dari fakultas kebidanan dengan predikat cum laude, ia selalu membayangkan praktik di rumah sakit modern, dengan peralatan serba canggih, tim medis yang kompeten, dan jadwal yang teratur. Namun, sebuah program pemerintah yang menjanjikan bonus besar dan pengalaman unik, ditambah lagi dengan dorongan kuat dari sebuah idealisme yang ia genggam erat setelah kejadian setahun lalu—kematian adiknya, Luna, karena kurangnya penanganan medis di sebuah daerah terpencil—mengantarnya ke tempat antah-berantah ini. Luna, yang menderita demam berdarah parah, tak bisa diselamatkan karena keterbatasan akses dan fasilitas kesehatan di desa tempat ia KKN. Sejak saat itu, Sofia bersumpah pada dirinya sendiri, tidak akan ada lagi yang harus mengalami nasib serupa, tidak ada lagi nyawa yang terbuang sia-sia hanya karena jarak dan kemiskinan fasilitas.

"Selamat datang, Bu Bidan Sofia," suara berat menginterupsi lamunannya, membuyarkan ingatan pahitnya. Seorang pria paruh baya dengan kulit gelap terbakar matahari dan tatapan mata yang dalam, hampir terlalu dalam, berdiri di depannya. Rambutnya memutih di pelipis, dan kerutan di wajahnya menandakan usia serta kerasnya hidup. Itu Pak Kades, Bapak Kepala Desa, yang sebelumnya berkomunikasi dengannya melalui telepon. Ia mengenakan baju batik lusuh yang warnanya sudah memudar dan peci hitam yang sedikit miring.

"Terima kasih, Pak Kades. Maaf saya terlambat sedikit," jawab Sofia, senyumnya sedikit kaku, memaksakan kehangatan yang sebenarnya tidak ia rasakan sepenuhnya. Perjalanan dari kota memang jauh dan melelahkan, melewati jalanan berliku yang sesekali berbatu dan terjal, membuat perutnya mual beberapa kali.

Pak Kades h...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp8.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Bronze
Bidan Sofia
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kutukan Keluarga: Sang Ratu Ular
Nisa
Cerpen
Bronze
GAGAK DAN KUTUK
Bungaran gabriel
Cerpen
Bronze
Tragedi Pasar Malam
Nabilla Shafira
Cerpen
Bronze
Retak
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
'sompral'
anindira
Cerpen
Bronze
Pusaka Naga Hitam
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Pemakaman Jhon Mortonson karta Ambrose Bierce penerjemah : ahmad muhaimin
Ahmad Muhaimin
Novel
Bronze
KEMPONAN
Hesti Ary Windiastuti
Flash
Who Is?
Via S Kim
Cerpen
TASAPO
Diano Eko
Flash
Cahaya di Ujung Terowongan
Ahmad R. Madani
Cerpen
Bronze
KEDASIH
Alfi Riyatin
Cerpen
Rutinitas
Fatimah Ar-Rahma
Cerpen
Bronze
Ayah, Ke Mana Orang-Orang Setelah Mati?
Jasma Ryadi
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Bidan Sofia
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Pusaka Naga Hitam
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Retak
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Novel Tanpa Akhir
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kuncup Bunga Ungu
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayangan Hitam Di Jendela
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Nada Berdarah
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Galeri Lukisan Oscar
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Jumat Akhir Bulan Juli
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Arah Kompas
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Arga
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Melodi Desiran Ombak
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Paranoid
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Elara
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Terjebak Dunia Arwah
Christian Shonda Benyamin