Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Drama
Bronze
BIAS-BIAS CINTA
2
Suka
11,940
Dibaca

“Ini Gila Buk. Mana mungkin seorang abang ipar bisa menyukai adik iparnya sendiri. Adik kandung dari istrinya. Dia itu gila buk. Edan. Gak waras.” Omelku siang itu saat sedang makan siang bersama ibuku dirumah"

“Ya ini emang gila! Kasihan mbak hanum kakakmu itu. Hatinya sangat hancur saat tahu ternyata suaminya diam-diam suka sama kamu.” Jawab ibuk lemas dan sedih.

“Astrid kan dari dulu sudah bilang buk kalau mas pras itu memang playboy. Dia itu sering astrid pergokin jalan sama wanita-wanita cantik yang alasannya teman kerjalah, teman bisnislah. Mbak hanum juga tidak pernah tanggapin omongan astrid.” Aku menatap kesal pada ibu.

 Ibuku diam sejenak dan menarik nafas dalam. Aku pun begitu. Wajahku memerah karena geram dan kesal. Selera makan ku pun mendadak hilang. Piring-piring yang penuh dengan berbagai macam lauk yang enak tampak tak lagi menggiurkan. Cuaca yang sudah panas malah semakin panas rasanya. Ibu memegang punggung tanganku dengan lembut dan menatap penuh arti pada bola mataku.

“Bapak sama ibuk sudah ambil keputusan. Solusi dari semua masalah ini yaitu kamu.” Ujar Ibu menatapku penuh harap.

“Kenapa dengan Aku, buk? Maksud ibuk gimana?”Aku makin tak mengerti.

“Bapak sama ibuk mau menikahkan kamu dengan anak teman bapak. Namanya Anjas. Bapak-ibuk fikir dengan cara kamu menikah maka abang iparmu tidak akan menyukai kamu lagi.” Ujar ibu lagi. Kali ini ibu tak berani menatapku. Ia hanya melihat kosong ke arah jendela.

“Apa Buk?” Pekikku sambil menarik tanganku dari genggaman ibu. Mataku melotot merah. Tak percaya. Keputusan seperti apa ini? Aku masih 20 tahun dan masih kuliah di semester 6 jurusan design. Cita-citaku menjadi seorang designer juga belum tercapai. Bahkan untuk memikirkan sebuah pernikahanpun aku tak pernah. Sekarang tiba-tiba aku harus menikah dengan seorang lelaki yang tidak aku cintai bahkan jelas-jelas aku tidak kenal sedikitpun.

 “Astrid, ini bukan hanya masalah buat mbak Hanum mu. Tetapi juga buat mbak Afni mu. Dia baru saja dua bulan menikah dan hidup bahagia. Ibu khawatir lama-lama suaminya juga suka sama kamu. Sebelum itu terjadi kamu harus cepat menikah dan ikut dengan suamimu."

Aku tak menjawab ibuku karena mataku sudah dipenuhi bulir-bulir kaca yang hampir jatuh. Nafasku terasa berat. Aku baga...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp2.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Novel
Catatan Hitam Magdalena
Selvi Nofitasari
Cerpen
Bronze
BIAS-BIAS CINTA
fitriyanti
Cerpen
Bronze
Jaket Merah di Kursi Taman
alifa ayunindya maritza
Flash
Rencana Karto
Irma Susanti Irsyadi
Flash
Bronze
Mendung dan Bayangan
SIONE
Flash
KECEWA
Yutanis
Cerpen
Bronze
Two friends (Dua Sahabat)
Nisa
Cerpen
Sisa Wangi di Bantal Tua
Rohayanti
Cerpen
Bronze
Konsultan Skripsi
Sulistiyo Suparno
Novel
Bronze
Aku, Kamu, Dia
Naftalia Satra
Novel
Ruang Kosong di Meja Nomor 9
Penulis N
Skrip Film
We were Ship In The Night : The Warm Place
Lilly Amundsen
Cerpen
Algojo
Zaki S. Piere
Flash
1 2 3 ... 10
iam_light.blue
Cerpen
Bronze
Langit Biru
Lina Budiarti
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
BIAS-BIAS CINTA
fitriyanti
Skrip Film
SENSITIF
fitriyanti
Novel
Surat - surat tak Berbalas
fitriyanti
Novel
Bronze
ISTIQOMAH CINTA
fitriyanti