Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Kuntum-kuntum merah flamboyan menari gemulai diterpa angin Jakarta yang hangat, gugur satu per satu menyentuh tanah, serupa serpihan hati yang belum tahu akan segera jatuh. Nursyilla menatap kelopaknya yang merona dengan senyum tipis, tangan kanannya menggenggam jemari Arjuna yang selalu terasa hangat dan meyakinkan. Di bangku taman belakang sekolah, tersembunyi dari hiruk pikuk kantin dan lapangan, dunia terasa menyempit hanya untuk mereka berdua. Wangi tanah basah dan aroma khas bunga flamboyan menjadi saksi bisu setiap janji, setiap tawa.
“Syil, kamu tahu kenapa aku suka banget tempat ini?” Arjuna bertanya, suaranya pelan dan dalam, memecah keheningan romantis di antara mereka. Ia memandang ke arah Nursyilla, sorot matanya yang biasanya penuh canda, kini memancarkan keteduhan yang membius.
Nursyilla menggelengkan kepala pelan, pipinya merona. "Kenapa, Jun?"
“Karena di sini, aku merasa jadi diriku sendiri. Bukan Arjuna si bintang sekolah, bukan si juara basket, bukan si model dadakan. Cuma Arjuna yang suka sama gadis lugu dari Lombok, yang hatinya bersih kayak embun pagi,” katanya, mengusap punggung tangan Nursyilla dengan ibu jarinya. “Dan di tempat ini juga, aku mau kita selalu balik, apapun yang terjadi.”
Sebuah desiran aneh menjalar di dada Nursyilla. Kata-kata Arjuna terasa begitu tulus, begitu kuat. I...