Berhenti Saja Kau Jadi Guru - Kwikku

Halaman Author

Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.

Pelajari lebih lengkap tentang benefit yang akan kamu dapatkan.

Cara membuat karya

Tutorial singkat cara memublikasikan karyamu di Kwikku.

Pelajari bagaimana kamu bisa memonetisasi karyamu dengan mudah.

Cerpen

Drama

Bronze

Berhenti Saja Kau Jadi Guru

1

Suka

1,570

Dibaca

Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

"BERHENTI saja kau jadi guru. Sudah kacau sekali pendidikan di negeri ini," kata Haji Darmawi. Itulah kata-katanya yang selalu terngiang-ngiang di telingaku. Ingatan dari percakapan terakhir kami. Beberapa bulan kemudian dia meninggal.

Haji Darmawi adalah pamanku. Abang dari ayahku. Dia juga guruku sejak kelas 1 SD. Dialah yang mendorong saya jadi guru, mengikuti jejaknya. "Kamu itu pintar, Wang. Menurutku sebaiknya nanti kau sekolah guru. Biarlah anak muridku yang pintar lainnya jadi insinyur, dokter. Tapi ha...

Baca cerita ini lebih lanjut?

Rp1,000

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar

Tidak ada komentar

Rekomendasi dari Drama

Berhenti Saja Kau Jadi Guru

Bukan Rumah untuk Pulang

Surat untuk Ayah di Surga

The Diary of The Unlucky Boy : A-Side

Behind The Glasses

Dyah Ayu Anggara

Polemik Kehidupan Dibalik Keceriaan

Fidya Damayanti

fatimatuz zahro

Bamby Virdawanti

Andromeda"s Cry

Vitri Dwi Mantik

Bukan Salah Waktu

Bentang Pustaka

Rekomendasi

Berhenti Saja Kau Jadi Guru

Di Pulau Itu Setiap Hari adalah Hari Sabtu

Pelacur yang Menangis Ketika Mendengar Azan di Mekkah

Cerita Cinta yang Tak Pernah Ingin Kuakhiri

Misteri Kampung Mati dan Hantu Berang-berang

Dia yang Memandang dari Seberang

Karena Dia Sahabat Kyai Yassin

Sebilah Pedang, Gua Kelelawar, dan Seekor Buaya

Malam Itu Laut Sedang Surut

Apa yang Terjadi Setelah Pemakaman Itu. . . .

Bimbim (alias Ibrahim), Kamu Jangan Menangis!

Kenapa Mang Enjang Tak Suka Khutbah Bertema Politik

Bagaimana Dini Menemukan Subagio Sastrowardoyo

Tentang Seorang yang Ingin Melempar Tahi ke Wajah Koruptor

Apakah Kampus Hanya Melahirkan Sarjana sebagai Sekrup Kapitalis?