Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Slice of Life
Belati Kehidupan
17
Suka
977
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Seorang pria usai memanjatkan untaian doa di salat subuh dengan banyak kerendahan hati, maka biarkan Allah SWT menurunkan ribuan malaikat-Nya untuk kemudahan dan kelancaran rezeki di dunia.

 Rinai hujan dan angin sepoi-sepoi menguasai nabastala di pagi hari yang tidak menyurutkan antusiasme kerja dari seorang pria yang bernama Yanto, si mekanik yang bekerja di salah satu perusahaan agen sewa mobil di Jakarta Barat.

 "Ayah berangkat kerja dulu. Assalamu'alaikum..." pamit Yanto pada istri dan kedua putrinya. Atiek adalah sosok pemikat hati yang membuat Yanto berani memulai bahtera cinta dalam rumah tangga, lalu Atiek melahirkan kedua buah hati. Putri sulungnya yang bernama Hanum dan putri bungsunya yang bernama Syifa.

 "Iya, hati-hati di jalan. Wa'alaikumsalam..." jawab istri dan kedua putrinya kompak.

 Yanto sebagai ayah yang menjadi tulang punggung keluarga siap berkelana menjemput rezeki yang dikehendaki oleh Allah SWT. Ia sengaja berangkat kerja di pagi buta untuk menghindari kemacetan jalanan Kota Metropolitan. Bagi Yanto, rezeki tidak datang dengan duduk manis hingga ikhtiar dalam bekerja datang untuk menjemput rezeki.

•••

 Yanto yang telah berseragam wearpack disambut dengan tugas untuk melakukan pengecekan secara menyeluruh setelah terjadi kecelakaan mobil Toyota Avanza di jalan Tol JAGORAWI. Ia sedang sibuk mengutak-atik mesin mobil Toyota Avanza, namun Pak Hendra selaku Wakil Direktur tiba-tiba menghampiri Yanto untuk memberitahu bahwa Yanto harus mengurus uji KIR mobil Mitsubishi Pajero Sport dan di sore hari Yanto harus berangkat ke Semarang untuk mengembalikan mobil Nissan X-Trail ke salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan di Semarang, padahal tugas untuk melakukan pengecekan secara menyeluruh setelah terjadi kecelakaan mobil Toyota Avanza di jalan Tol JAGORAWI belum usai. Yanto menganggukkan kepala dengan menggurat senyuman hampa kepada Pak Hendra sebagai bentuk penerimaan diri seutuhnya terhadap segala tuntutan pekerjaan.

 Tiga jam kemudian.

 Azan zuhur berkumandang di seluruh penjuru Kota Metropolitan memanggil hamba-hamba Allah SWT untuk segera menunaikan salat zuhur kala Yanto melangkahkan kaki menuju ke masjid untuk meletakkan penat pada untaian doa.

 Yanto beranjak pergi usai mengurus uji KIR mobil Mitsubishi Pajero Sport dengan perut kosong melompong yang berteriak memilukan seolah-olah menuntut sesuap nasi. Pasalnya, ia memilih melewati makan siang demi uang jaga-jaga untuk ongkos berangkat ke Semarang. Salah satu perusahaan agen sewa mobil di Jakarta Barat telah hilang empati pada para buruh untuk sekadar memberikan uang transport akibat gaji yang mencekik para buruh di tengah pandemi Covid-19.

 Dua jam kemudian.

 Brak! 

 Tiba-tiba saja seorang pengemudi motor Suzuki Shogun tanpa sengaja menabrak mobil mewah bernomor seri B 1357 GVZ milik Pak Gio selaku Direktur. Hal itu membuat sorot mata Pak Gio tertuju ke arah Yanto.

 "Maaf Pak, saya tidak sengaja menabrak mobil Bapak," kata Yanto.

 "Kamu tahu harga mobil saya berapa? Saya yakin gaji kamu saja tidak cukup untuk mengganti rugi mobil saya yang telah lecet," balas Pak Gio menyulut emosi.

 Yanto bergeming selepas mendengar perkataan kasar Pak Gio. Ia merutuki kebodohan akibat ceroboh dalam bekerja.

 "Pak Hendra..." panggil Pak Gio.

 "Iya, Pak," balas Pak Hendra.

 "Saya mau kamu pecat dia, karena saya tidak ingin memiliki mekanik tua bangka seperti dirinya. Kecerobohannya dalam bekerja telah membuat mobil saya lecet," perintah Pak Gio.

 "Baik, Pak," balas Pak Hendra.

 Pak Gio meninggalkan Yanto dalam kondisi yang buruk, namun ia tak lantas putus asa berupaya memungut sejumput kesempatan kembali bekerja dari Pak Gio. Yanto berdiri tepat di depan Pak Gio dengan wajah terlihat pasrah, "Saya mohon jangan pecat saya, Pak. Benar. Saya telah ceroboh dalam bekerja, namun saya harap Pak Gio mau memberikan kesempatan kembali bekerja kepada saya. Saya berjanji tidak akan ceroboh dalam bekerja dan Pak Gio bisa memotong gaji saya untuk mengganti rugi mobil yang telah lecet."

 "Saya tidak bisa memberikan kesempatan kembali bekerja kepada kamu," balas Pak Gio.

 "Saya mohon beri kesempatan kembali bekerja kepada saya. Saya telah bekerja untuk perusahaan selama sebelas tahun dengan baru melakukan satu kesalahan saat bekerja. Saya akan belajar dari kesalahan dengan berjanji tidak akan ceroboh dalam bekerja. Istri dan kedua putri saya akan bernasib malang jika saya tidak bekerja," kata Yanto.

 "Saya tidak peduli dengan nasib malang keluarga kamu setelah di pecat dari pekerjaan," bentak Pak Gio.

 "Yanto selalu bekerja dengan baik, bahkan para pelanggan lebih memercayai Yanto sebagai mekanik," suara seorang mekanik menggaung di telinga Pak Gio dan Pak Hendra.

 Pak Gio menghela napas kasar, raut wajahnya sama sekali tidak bisa membohongi binar-binar emosi yang memuncak dalam dada. Pak Gio melengos pergi tanpa sepatah kata, sementara Pak Hendra memerintahkan mekanik yang lain untuk mengambil alih tugas Yanto mengembalikan mobil Nissan X-Trail ke salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan di Semarang.

 Yanto berupaya tegar sembari merapalkan doa untuk menguatkan diri dari air mata, namun tak lama kemudian rinai hujan mengguyur buana seolah-olah dunia tidak sanggup melihat sang pahlawan keluarga bersedih terlalu lama. Atma yang kian menua hanya menanti sepenggal harsa dari Allah SWT. Yanto mengais rupiah di usia senja, sebab ia ialah tulang punggung keluarga yang senantiasa berserah diri kepada Allah SWT untuk diberikan semangat dalam bekerja. Yanto hanya mampu memberikan kedua putrinya pendidikan sampai di jenjang SMA. Istri dan kedua putrinya merintis usaha kecil-kecilan di rumah sederhana nan kecil dengan pendapatan yang tidak menentu untuk memeram seonggok sambungan hidup.

•••

 Dewi malam telah keluar dari peraduan seolah-olah mewarnai langit Kota Metropolitan. Yanto diam seribu bahasa di tempat berwenang mengais rupiah selepas realita kehidupan yang menyakiti hati.

 "Saya tidak ingin istri dan kedua putri saya jadi bernasib malang," batin Yanto yang tenggelam dalam lamunan.

 Yanto merogoh sakunya demi mengeluarkan ponsel, ia melihat notifikasi pesan dari sang putri sulung.

Hanum : Ayah jangan lupa makan malam.

Yanto : Iya, putri kecil ayah. Malam ini ayah enggak pulang ke rumah. Ayah akan tidur di mess kantor. Mama, Hanum, dan Syifa jangan lupa makan malam.

Hanum : Iya, Ayah.

 Yanto terpaksa menyembunyikan permasalahan dalam dunia kerja pada istri dan kedua putrinya, sebab ia tidak ingin ada luka di sanubari menyapa sang istri dan kedua putrinya. Yanto memang terbiasa memendam dukanya sendirian, namun terkadang ia menitipkan duka kepada Allah SWT atau sebatang rokok dan secangkir kopi hitam yang menjadi pelarian terbaik.

 Mess kantor menjadi tempat bernaung dari hujan deras dan terik matahari bagi Yanto akibat gaji tidak cukup untuk menyewa kamar kost, sementara istana keluarga kecilnya terletak di Kota Hujan, Bogor. Rumah yang menjadi tempat berbagi nuraga dan elegi dengan menaruh afeksi.

 Keesokan harinya.

 Secangkir kopi hitam di sudut ruangan mengepulkan uap yang membumbung perlahan melawan gravitasi. Uap yang melayang sebentar di udara, kemudian hilang jauh sebelum menyentuh langit-langit warung kopi.

 Pagi ini hanya ada kesunyian antara seorang pria dengan secangkir kopi hitam. Dia menyesap kopi hitam dengan gula, rasa pahit dari kopi hitam seolah-olah membungkam tentang asam garam kehidupan dan rasa manis dari gula seolah-olah memberikan energi positif untuk menjalani hidup dengan semangat. Potongan roti terakhir dilemparkan ke mulut Yanto dengan manis sebelum dia memulai perbincangan dengan rekan sesama mekanik yang bernama Juned untuk mencurahkan duka dalam dunia kerja. Rekan kerja mematung diri jadi pendengar setia selepas mendengar kata demi kata terenyuh dalam lubuk hati. Juned berupaya menguatkan Yanto dalam setiap untaian kata yang lahir dari asam garam kehidupan.

 Yanto yang telah berseragam wearpack disambut oleh Bu Ika selalu HRD yang bermulut jahat seolah-olah kata-kata kasar akan mampu menggoyahkan antusiasme kerja, namun ia tak lantas putus asa berupaya mengais rupiah dengan menanti segala tuntutan pekerjaan. Jiwanya yang sedang merasa gundah berupaya baik-baik saja dengan seulas senyuman.

 Pak Gio melirik ke arah Pak Hendra seraya berbisik, "Saya mau kamu tidak memberikan dia tugas hari ini."

 "Baik, Pak," balas Pak Hendra.

 Penuturan Pak Gio sukses buat raga Yanto mematung kaku, "Apa saya benar-benar sudah di pecat hari ini?"

 Satu pertanyaan klise yang selalu terputar di benak Yanto ketika Pak Gio merotasikan bola mata malas ke arah Yanto.

 Yanto berupaya membantu seorang mekanik yang bernama Sidik, namun ia menolak mentah-mentah bantuan Yanto lantaran dianggap tidak akan terlalu berguna. Sidik, si manusia munafik yang tengah merasa bahagia melihat rekan sesama mekanik sengsara.

•••

 Tiga jam kemudian.

 Yanto lontang-lantung tanpa pekerjaan. Rasa bosan mulai menyapa Yanto begitu lembut, entah ia yang bekerja selama sebelas tahun dengan dedikasi untuk perusahaan atau ia yang terlalu lugu dengan segala tuntutan pekerjaan yang tidak ada habis-habisnya sepanjang hayat? Ia berupaya mengusir pikiran negatif kala sukarela menyeka mobil yang berdebu dengan kemoceng.

•••

 Hamparan siluet jingga membalut tilam sutra pada jagat raya sukses buat Yanto terjebak dalam keindahan senja bagaikan candu. Ia menghela napas kasar hingga senyumannya sama sekali tidak bisa membohongi binar-binar kesedihan dengan mata yang tengah berkaca-kaca, lalu bulir air mata yang mengalir dari pelupuk matanya tidak bisa berbohong. 

 Jika ia jadi pengangguran, maka istri dan kedua putrinya akan bernasib malang. Bagaimana dengan utang pada sanak saudara yang belum dibayar lunas? Kesedihan merejang di antara selongsong harapan, "Ayah ingin sekali melihat kedua putri kecil ayah kuliah."

 Seorang ayah yang ingin melihat kedua putrinya mengemban kesuksesan di masa depan, tetapi sayangnya keinginan besar sang ayah tidak didukung dengan kebutuhan finansial yang cukup untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah.

•••

 Lima hari kemudian.

 "Astagfirullah..." teriak mama usai hewan reptil yang biasa merayap di dinding atau pohon jatuh ke kepalanya. Konon, cicak memancarkan energi negatif bagi manusia.

 Seketika perasaan cemas bersemayam dalam sanubari yang tanpa henti memikirkan sang suami yang tengah bekerja di Jakarta. Ia berharap sang suami dalam kondisi yang baik.

 Hanum dan Syifa menghampiri mama dengan wajah pucat pasi menatap nanar pada cicak yang melompat keluar dari kepalanya. Putri sulungnya memberi secangkir air putih, lalu mama menyesap air putih.

 "Mama baik-baik saja?" tanya Syifa.

 "Iya, Mama baik-baik saja," jawab mama.

 "Semoga hal buruk enggak terjadi dalam keluarga kita, aamiin..." kata Syifa.

 "Aamiin..." balas mama dan Hanum kompak.

•••

 Dibalik rintik hujan ada seseorang yang kembali memanjatkan untaian doa untuk

memupuk sebuah angan dan di tengah jalan maha luas yang lebar ada seseorang yang kembali menuai juang yang enggan tenggelam dalam seonggok putus asa. Hari demi hari telah Yanto tempuh tanpa pekerjaan, namun ia masih setia menanti kesempatan kembali bekerja dari Pak Gio, sebab ia masih yakin bahwa perusahaan membutuhkan otak dan fisiknya. Seorang kepala keluarga rela mengemis pekerjaan demi menghidupi keluarga kecilnya.

 Dua jam kemudian.

 Mama berupaya menelepon sang suami, namun operator yang menjawab kalau nomor telepon yang ia tuju sedang tidak aktif.

 "Kenapa Ayah sulit di telepon?" tanya mama perasaan cemas bersemayam dalam sanubari.

 "Aku sudah kirim pesan ke Ayah, tapi pesan yang aku kirim cuma centang satu," kata Hanum.

 "Kalau begitu Mama coba telepon ke kantor saja," pinta Syifa.

 "Iya," balas mama.

 Mama tengah menelepon kantor yang menjadi tempat bekerja sang suami kala nada sambung telepon kantor terhubung tidak terangkat, bahkan mama berupaya menelepon rekan kerja sang suami yang bernama Toni. Toni, si security yang bekerja di salah satu perusahaan agen sewa mobil di Jakarta Barat. Hasilnya nihil nada sambung telepon Toni terhubung tidak terangkat.

 Satu jam kemudian.

 Mama dengan lihai memyiapkan bahan-bahan untuk membuat ketoprak, seperti : bawang putih, garam, gula merah, cabai rawit merah, taoge, bihun, tahu putih, dll. Tak lama kemudian mama memberikan sebungkus ketoprak, lalu Hanum dan Syifa mengantarkan pesanan ketoprak ke tetangga. Bagi Atiek, jualan ketoprak menjadi penyambung hidup dari hari ke hari.

 •••

 Hanum mengisi kekosongan buana dengan mencurahkan untaian kata yang menjadikan kata mutiara, puisi, dan novel yang lahir dari derai tawa dan luka batin untuk mengantarkan selongsong angan dalam meraih kesuksesan di masa depan, sementara Syifa mengisi kekosongan buana dengan setumpuk pekerjaan di dunia maya yang menjadikan uang yang lahir dari ukiran senyuman dan tetesan air mata untuk mengantarkan selongsong angan dalam meraih kesuksesan di masa depan.

 Tiga jam kemudian.

 Dewi malam telah keluar dari peraduan untuk menemani Yanto beranjak pulang ke istana keluarga kecilnya. Ia tidak sanggup menyembunyikan permasalahan dalam dunia kerja pada istri dan kedua putrinya terlalu lama, lalu ia mulai mencurahkan duka dalam dunia kerja pada istri dan kedua putrinya. Keluarga kecil yang saling menyalurkan energi positif untuk menjalani hidup dengan semangat, sebab pintu rezeki Allah SWT akan selalu terbuka kepada hamba-Nya yang bertakwa.

•••

 Sinar mentari menemani langkah kaki seorang pria yang telah berseragam wearpack untuk memberi isyarat bahwa hari minggu sudah berganti tanpa notifikasi yang menjadikan hari senin sebagai pelecut semangat jiwa.

 Bu Ika menghampiri Yanto untuk memberitahu bahwa Yanto diminta datang ke ruangan Pak Hendra, namun tak lama kemudian Yanto dengan sopan memasuki ruangan Pak Hendra.

 "Saya diberikan perintah oleh Pak Gio untuk memberitahu bahwa kamu diberikan kesempatan kembali bekerja di perusahaan kami dengan catatan gaji kamu akan dipotong untuk mengganti rugi mobil Pak Gio yang telah lecet sebesar dua juta rupiah dan kamu diberikan kesempatan kedua untuk bekerja di perusahaan kami sampai usia 63 tahun," ujar Pak.

 Seorang pria yang kian menua di usia 59 tahun tampak menggerogoti relung jiwa, namun ia menikmati hari tua dengan setumpuk pekerjaan demi mengais rupiah.

 "Alhamdulillah... Baik, Pak. Terima 

 kasih telah kembali memercayai saya untuk bekerja di perusahaan," balas Yanto dengan menyunggingkan senyuman.

 Yanto mulai menyelesaikan setumpuk pekerjaan sebagai mekanik dengan penuh keikhlasan.

 Sepuluh jam kemudian.

 Yanto membagikan kabar bahagia pada keluarga kecilnya selepas diberikan kesempatan kedua untuk kembali bekerja di perusahaan sebagai mekanik.

 

•••

 31 Desember. Birthday of the best woman in the family.

 Rinai hujan mengguyur Kota Metropolitan usai Yanto mengantarkan sang istri berkunjung ke rumah orang tua, lalu ia beranjak pergi untuk bekerja. Atiek melangkahkan kaki di rumah sederhana yang terletak di Jakarta Pusat. Rumah yang menjadi tempat berbagi suka dan duka dengan menaruh afeksi yang membuat bapak dan ibu menjadi sosok motivasi untuk anak-anaknya, termasuk Atiek.

 31 Desember adalah hari kelahiran Atiek dengan doa-doa memupuk sebuah angan untuk menguatkan diri dari asam garam kehidupan. Atma yang kian menua di usia 56 tahun yang tak lekas berterima kasih tentang hari kelahiran menggelora pada Allah SWT dan orang tua. Bapak yang telah berpulang ke pangkuan Allah SWT dan ibu yang turut menyuarakan doa untuk sang putri hingga mampu menembus jumantara untuk syukur menghias lisan di hadapan Allah SWT yang tercipta dari seluruh renjana, namun pertengkaran kakak beradik yang tercipta dari tidak memercayai amanah bapak sebagai orang tua di akhir hayat yang berujung permasalahan sang adik yang memiliki utang yang belum dibayar lunas pada sang kakak, lalu kata-kata kasar dari kakaknya yang bernama Adi dan adiknya yang bernama Septi mampu mencabik-cabik hati nurani kala Atiek berupaya menguatkan diri dari air mata yang merejang di antara selongsong angan.

 "Setiap bulan lo susah ditagih bayar utang," hardik Adi.

 "Orang punya utang kok bangga," hina Septi.

 Hari kelahiran meluruhkan air mata, sebab Atiek tidak menyangka akan diserang dengan kata-kata kasar oleh saudara kandungnya demi mempertahankan argumentasi sang ibu untuk menjaga amanah sang suami di akhir hayat. Benar. Atiek telah bersalah setelah meminjam uang pada Adi dengan belum mengembalikan uang tersebut, namun ia kerap meminta keringanan membayar utang dan Adi menyetujui permintaan sang adik tanpa amarah. Permasalahan keuangan keluarganya yang menjadi rahasia telah terbongkar di hadapan sang ibu, sebab ia merasa tak enak jika harus menambah beban pikiran sang ibu dengan kondisi kesehatan kurang baik.

 Lima belas jam kemudian.

 Hanum dan Syifa bergeming selepas mendengar curahan hati yang lahir dari luka batin wanita terbaik yang tengah berulang tahun. Kedua putrinya memasrahkan diri dalam sujud berupaya menanti kesuksesan di masa depan yang berujung sepenggal harsa untuk ayah dan mama.

•••

 Delapan bulan kemudian.

 Malam hari memanggil desiran angin dan gugusan bintang untuk menemani Yanto beranjak pulang ke istana keluarga kecilnya, namun perasaan cemas bersemayam dalam sanubari kala sayup-sayup penglihatannya memudar di tengah jalan maha luas yang lebar.

 

Brak! 

 Tiba-tiba saja seorang pengemudi motor Suzuki Satria tanpa sengaja menabrak sebuah taksi bernomor seri B 2468 DNC. Yanto merogoh sakunya demi mengeluarkan dompet, ia tidak memiliki uang untuk mengganti rugi lampu tail pada taksi yang telah pecah alhasil pengemudi taksi menyita Kartu Tanda Penduduk milik Yanto.

 Keesokan harinya.

 Sumber energi terbesar di muka bumi telah keluar dari peraduan menguasai nabastala di pagi hari untuk mengantarkan Yanto dan Atiek memberi uang ganti rugi lampu tail pada taksi sebesar enam ratus ribu rupiah pada pengemudi taksi atas peristiwa tabrakan yang terjadi semalam kala si pengemudi taksi mengembalikan Kartu Tanda Penduduk milik Yanto, sayangnya uang ganti rugi tersebut hasil jerih payah Syifa untuk memulai pendidikan ke jenjang kuliah dan Syifa tidak sanggup melihat sang ayah bersedih terlalu lama atas peristiwa tabrakan yang terjadi semalam.

•••

 Dua bulan kemudian.

 Yanto yang telah berseragam wearpack tiba-tiba disambut oleh Bu Ika untuk memberitahu bahwa Yanto diminta datang ke ruangan Pak Hendra, namun tak lama kemudian Yanto dengan sopan memasuki ruangan Pak Hendra ketika Pak Hendra dan Bu Ika merotasikan bola mata tajam ke arahnya. Sebuah dalih dalam dunia kerja dari pemimpin-pemimpin kejam di perusahaan yang bersikeras untuk menuduh seorang mekanik yang bekerja di perusahaan hanya buang-buang waktu. Sebuah dalih dalam dunia kerja dari pemimpin-pemimpin kejam di perusahaan tanpa ada pembuktian yang dapat diberikan kepada seorang mekanik yang telah bekerja selama sebelas tahun dengan dedikasi untuk perusahaan atas segala tuntutan pekerjaan yang tidak ada habis-habisnya sepanjang hayat. Yanto di Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dari perusahaan tanpa pesangon, padahal perusahaan kerap memeras otak dan fisik para buruh demi keuntungan untuk suatu bisnis agen sewa mobil.

•••

 Dewi malam telah keluar dari peraduan untuk menemani Yanto beranjak pulang ke istana keluarga kecilnya. Ia tidak sanggup menyembunyikan rasa sedih semenjak di PHK pada istri dan kedua putrinya.

 Belati kehidupan kian menghunjam sukma yang meninggalkan selaksa luka untuk mengejawantahkan kesedihan yang tercipta dari asam garam kehidupan ketika Hanum dan Syifa mulai bertepi dalam air mata yang tumpah ruah. Sang pahlawan keluarga tenggelam dalam keputusasaan tanpa selongsong angan. Istri sekaligus mama dalam keluarga berupaya menepikan kepedihan luka dengan mengajak suami dan kedua putrinya meraih genderang semangat untuk membangun usaha kecil-kecilan di istana keluarga kecilnya demi memeram seonggok sambungan hidup dari hari ke hari hingga putri bungsunya membagikan kabar bahagia pada ayah, mama, dan kakak selepas akan memulai pendidikan ke jenjang kuliah di jurusan Ilmu Hukum dengan uang hasil jerih payah diri sendiri. Sang kakak turut berbahagia pada sang adik untuk kesuksesan di masa depan dan sang adik turut menyuarakan doa-doa untuk memupuk sebuah angan pada sang kakak sebagai penulis dan penyair dengan kesuksesan di masa depan. Orang tua mengantarkan kata-kata menopang kehidupan pada kedua putrinya untuk menggamit kegagalan dengan bulir keikhlasan tanpa air mata, sebab kegagalan akan memungut linangan asa dengan untaian doa untuk mendekap kesuksesan dunia dan akhirat. 

 

 Rumah tempat berwenang terbaik bagi keluarga kecil dengan kasih sayang yang tidak ada habis-habisnya sepanjang hayat dari orang tua untuk anak-anaknya, karena belati kehidupan akan berubah menjadi lentera kehidupan. Keluarga kecil yang akan meraih sepenggal harsa dari Allah SWT.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Alurnya bagus hanum, cerpen mu berhasil buat bawang merah dimata akak. Ayah😑😑 selalu sembunyikan kepiluan dihadapan anak. Jasa ayah akan slalu dikenang. Cantik ..cantik...ceritanya.
Bagus cerpenmu kak. 👍
Sukaaa, pesannya sampai. Good job and good luck kak👍
Ceritanya menarik dan cukup menguras emosi. Semangat berkarya lagi untuk authornya💪🏻💪🏻💪🏻
Ma sha allah, semangatt cantikk 😍😍
Hidup udah angst, ditambah baca cerpen angst :-).. Cerpennya bener-bener bisa bawa suasana hati, suka banget
Semangat berkaryaaaaa kak. Ceritanya berobot dan menguras emosiii. Cerpen berkedok realitas hihi. Semangattt
Huuh, pagi pagi disuguhkan cerpen yang 'aga menguras emosi', banyak hikmah yang dapat diambil dari cerpen berjudul "Belati Kehidupan" ini, ditunggu karya selanjutnya yaa 😍🤗
semangat berkarya kakk😍
Semangat berkarya ya cantik😍
Rekomendasi dari Slice of Life
Cerpen
Belati Kehidupan
Hanum Syifa
Cerpen
Bronze
Lelaki Bermata Teduh Part-7
Munkhayati
Cerpen
Uang Saku
Muhammad Azmi Fahreza
Cerpen
Bronze
Mendung Masih Bergelayut
Munkhayati
Cerpen
Durakim
Nada Niken Anggraeni
Cerpen
Seperti mati, hidup juga punya banyak alasan
tseasalt
Cerpen
Jalur Langit
lidia afrianti
Cerpen
99.99% Headshot
Veron Fang
Cerpen
Catatan Harian Pak Treng
Rafael Yanuar
Cerpen
Menulis Haiku
Rafael Yanuar
Cerpen
Bronze
Menyesal Setelah Kehilangan
Ardelia Rafilah Basya
Cerpen
Bronze
Tidak Benar Benar Terlihat
Shinta Larasati
Cerpen
Tiba Tiba Jodoh
Rizkia Khoirul Anwar
Cerpen
Bronze
Enchanted
Lady Queen
Cerpen
Bronze
Lelaki Bermata Teduh
Munkhayati
Rekomendasi
Cerpen
Belati Kehidupan
Hanum Syifa