Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Bab 1: Aroma Kaktus di Tengah Kota
Bau anyir darah menusuk hidung Detektif Rendra Satria bahkan sebelum ia menginjakkan kaki di lantai marmer lobi Gedung Mahardika. Bau itu bercampur dengan aroma manis melati dari pot-pot hias di sudut, menciptakan kombinasi yang memuakkan. Lampu sorot polisi memotong kegelapan subuh, menyoroti garis polisi kuning yang membentang di sekeliling area kejadian. Rendra menghela napas, asap rokok kretek mengepul tipis dari bibirnya, hilang ditelan udara pagi Semarang yang lembap. Sudah terlalu lama ia tidak merasakan ketenangan. Lima belas tahun, tepatnya, sejak kasus adiknya.
"Pagi, Pak Rendra."
Suara energik itu milik Detektif Alya Pramesti. Ia berdiri di samping mobil patroli, rambut sebahu yang diikat kuda bergoyang ringan. Alya sudah mengenakan sarung tangan latex, siap bekerja, kontras dengan Rendra yang masih terbalut kemeja lusuh dan jaket kulit cokelat tuanya. Ada bekas lipstik tipis di cangkir kopi yang ia pegang, mungkin sisa sarapan tergesa-gesa.
"Pagi, Alya. Cepat juga kau sampa...