Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
Bayang Bayang Dokter
2
Suka
608
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Bab 1 – Klinik Terapi Harapan Baru

Aroma lavender dan antiseptik menyeruak begitu Aria melangkah masuk, aroma yang terlalu manis untuk menjadi alami, seperti mencoba menutupi bau busuk yang tersembunyi. Di balik pintu kaca buram bertuliskan “Klinik Harapan Baru”, terpampang lobi minimalis serba putih, dengan beberapa lukisan abstrak yang dingin. Warna putih dominan, dari dinding hingga lantai keramik yang memantulkan cahaya lampu LED, menciptakan kesan bersih yang berlebihan, steril sampai-sampai terasa hampa. Aria, seorang jurnalis investigasi yang terkenal berani, mengencangkan genggaman pada tas selempangnya. Hari ini, ia bukan Aria, sang pemburu berita. Hari ini, ia adalah seorang wanita muda rapuh dengan trauma masa lalu yang dalam, mencari kesembuhan.

Ia telah mendengar desas-desus. Bisikan-bisikan di kalangan komunitas jurnalis tentang “Klinik Harapan Baru” yang aneh, tempat pasien datang dengan beban mental dan pulang dengan... kedamaian yang terlalu sempurna. Bahkan, beberapa mengatakan, dengan tatapan mata yang kosong, seolah ada sesuatu yang telah dicuri dari mereka. Informasi ini awalnya hanya gumaman samar, namun semakin hari semakin banyak laporan dari keluarga pasien yang merasa ada "sesuatu yang salah" dengan orang terdekat mereka setelah menjalani terapi di sana. Ini cukup aneh untuk menarik minat Aria, cukup mengerikan untuk membuatnya rela menyamar.

Seorang resepsionis berambut pirang sebahu, dengan tatanan rambut yang terlalu rapi dan senyum beku, menyambutnya. Matanya yang biru jernih tidak memancarkan kehangatan apa pun. “Selamat datang di Klinik Harapan Baru, Nona Wijaya. Kami menantikan kehadiran Anda.” Nona Wijaya adalah nama samaran yang ia gunakan, sebuah identitas yang telah ia bangun dengan cermat, lengkap dengan riwayat medis palsu yang cukup meyakinkan.

Aria duduk di salah satu sofa kulit putih di ruang tunggu, mencoba terlihat gelisah namun di dalam hati ia adalah seorang pengamat yang cermat. Ia mengamati setiap detail. Lampu gantung kristal yang mewah, namun sinarnya terlalu terang, menusuk mata. Rak buku diisi dengan judul-judul tentang mindfulness dan penyembuhan diri, namun semua terlihat tak tersentuh, seperti properti belaka. Beberapa pasien lain tampak gelisah, ada yang terus-menerus menunduk dalam-dalam, ada yang menggerakkan kaki tanpa henti, manifestasi dari kecemasan yang mendalam. Mereka adalah pasien baru, seperti dirinya.

Namun, ada segelintir yang lain. Mereka adalah pasien yang sudah lama berada di sini, atau yang sudah menjalani sesi terapi. Seorang wanita paruh baya dengan gaun bunga yang ceria, namun wajahnya tanpa ekspresi, duduk tegak dengan punggung lurus, tatapannya terpaku pada sebuah majalah yang ia genggam tanpa membalik halamannya, bahkan tanpa berkedip. Senyum tipis yang tak sampai ke mata, seolah terpahat di wajahnya. Lalu seorang pria muda bertubuh kekar, yang seharusnya memancarkan vitalitas, duduk diam di sudut, seperti patung marmer, hanya bernapas, matanya kosong menatap kekosongan di depannya. Mereka semua memiliki aura ketenangan yang mengganggu, semacam mati rasa yang menyelimuti. Sebuah kedamaian yang bukan ketenangan, melainkan kehampaan yang menakutkan.

“Nona Wijaya, Dr. Reinhardt siap menerima Anda.” Suara suster jaga itu lembut, nyaris berbisik, namun memiliki resonansi yang aneh. Aria menoleh. Suster itu, seorang wanita ...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp11.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Bronze
Bayang Bayang Dokter
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
TUYUL
Sri Wintala Achmad
Flash
PULANG
Areta Swara
Novel
Gold
AGNOSIA
Mizan Publishing
Cerpen
Bronze
Tempat Tidur Emak
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Adam
Jasma Ryadi
Novel
Duit Tumbal
Indah lestari
Cerpen
Bronze
Kutukan Keluarga Bagian II: Kembali
Nisa
Komik
Bronze
Me !
Willy Reichi
Cerpen
Bronze
Rumah di Tepi Hutan
Yanti Soeparmo
Flash
Keano and Ghost
Queeniavv
Flash
1025
Egi
Cerpen
Bronze
Ada Apa Dengan Diriku
Christian Shonda Benyamin
Skrip Film
Cerita Keluarga
Aditya Prawira
Flash
Mencari di Sawah.
Lialuck777
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Bayang Bayang Dokter
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Ada Apa Dengan Diriku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayang - Bayang Kaktus Berdarah Seri 02
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Aroma Kopi Di Bangunan Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Perawat Siska
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Panggilan Dari Bawah Tanah
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Arah Kompas
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kata Terlarang
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Panggilan 13
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Simfoni Keabadian
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Rig Minyak
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Persimpangan Mimpi
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Siapa Dia
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Simfoni Terlarang
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Sang Kolektor Jiwa
Christian Shonda Benyamin