Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Aksi
Bandar Sungsang 2099
0
Suka
843
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Di bilik kedap suara, gema pembicaraan pada tayangan layar proyeksi mengoceh dengan bahasa lugas dan pendapat kepakaran yang cukup meyakinkan, “Dengan banyak uang manusia dapat membeli segala hal di dunia ini. Parahnya, yang bisa dibeli itu adalah kendali, moralitas, integritas, harga diri dan pada dasarnya, realita itu sendiri,” ucap Charles Liem, konglomerat Bandar Sungsang serta pembicara pada tayangan itu. Lalu suasana pembicaraan menjadi meriah disertai cengengesan dan basa-basi dari presenter nyentrik yang membuat tayangan itu tak lagi menarik. Siaran itu tayang perdana pagi ini pukul 09.00 WNB (Waktu Nusa-quatorial Barat), hari selasa tanggal 17 Maret 2099 AD pada kanal siaran umum berbayar bebas iklan BSFinance. Tayangan itu tidak terlalu diperhatikan oleh pria yang menontonnya, ia menantikan sesuatu yang amat penting, wajahnya memaku pada gadget di tangan kirinya, namun panggilan alam harus memaksanya ke toilet, kejutan naluriah dari tubuhnya itu membuatnya buru-buru melaju ke toilet, tanpa sadar gadget yang yang tadi diamati dengan serius tertinggal di sofa. Betul saja sesaat kemudian gadget itu berdering dengan keras, dering gadget berderu terus tiada henti mengisi bilik kedap suara itu dengan nada ringtonepenuh semangat, ringtone yang berbunyi adalah irama instrumental lagu dangdut religi yang pernah populer sekitar seratus tahun lalu. Selesai dengan urusan di toilet pemilik gadget setipis kaca itu duduk kembali mendiamkan dering yang berisik, kemudian ia menyentuh layar gadget dengan jari-jarinya. Pesan pada layar gadget menunjukkan sebuah notifikasi yang tertulis seperti ini:

[Transmission Received Successfully1]

Panel informasi mengambang di layar gadget, sebuah file yang berisi tautan data yang amat penting bagi penerima tampak tersusun runtut saat di buka. Sudah jelas ini adalah sebuah tawaran yang sangat menguntungkan bagi Kiagus Rakan, detektif kriminal yang sekaligus bekerja sebagai pemburu hadiah. Dia adalah salah satu dari segelintir orang yang memiliki koneksi dengan dunia bawah Bandar Sungsang. Informasi mengenai target buronan hukum yang baru ia dapatkan itu bersumber langsung dari Godfather misterius penguasa Asia Tenggara, Tuan Naga Giok. Menyadari betapa berharga nilai dari informasi ini, Rakan mengamati setiap detail informasi dengan saksama, ditambah privilege yang ia miliki sebagai detektif membuatnya memiliki akses terhadap informasi sipil yang ada di kepolisian, sehingga Rakan berhasil bergerak selangkah lebih maju dari para pemburu hadiah lainnya, membuatnya dapat mengidentifikasi target buruannya secara presisi.

“Apa yang dilakukan bajingan tampan ini?” gumam Rakan heran, melihat targetnya yang lebih muda dan rupawan dimana ini berada diluar standarnya. Biasanya yang perlu ditembak kepalanya adalah bandit kelas kakap berwajah keriput, berandalan punk dekil atau bajingan tengik, kesamaan yang mereka miliki adalah mereka semua tidak enak dipandang. Rakan tak akan sungkan mengejar targetnya yang bertampang kriminal sejak awal, menurutnya tidak ada rasa penyesalan jika harus menyingkirkan sesuatu yang merusak pemandangan. Sayangnya dia tidak dapat membiarkan bunga indah berduri menjadi benalu. Rakan diharuskan membunuh targetnya kali ini, sebuah hukuman atas kejahatan yang amat berat akibat menghilangkan komoditas utama Tuan Naga Giok yaitu geulis. Diucapkan dengan pelafalan bahasa sunda geulis adalah sebutan orang-orang untuk gel-ice.

Pemuda targetnya itu adalah seorang koboi-inek atau kurir narkoba yang mendistribusikan obat-obatan terlarang seperti geulis. Dikenal sebagai substansi adiktif yang luar biasa, geulis memberikan sensasi adrenalin tinggi, halusinasi parah dan stimulasi psikosis, sama dengan jenis narkoba lainnya, ketergantungan, resiko penyakit, bahkan kematian adalah dampak langsung dari pemakaian terus-menerus. Barang haram ini beredar luas di seluruh Asia namun lebih dikenal di seluruh dunia dengan sebutan gel-ice. Barang haram ini merupakan sumber keuntungan besar bagi para mafia internasional seperti Tuan Naga Giok. Kalau pemuda ini bisa seceroboh itu, besar kemungkinan ada unsur kesengajaan. Tuan Naga Giok tidak mungkin mempekerjakan sembarang koboi-inek.

Detail dari pesan transmisi itu akan terhapus sendiri secara otomatis dalam sepuluh menit, informasi seperti ciri-ciri dan lokasi terakhir target tertulis dalam enkripsi yang hanya bisa dimengerti oleh para pemburu hadiah profesional. Rakan sudah mendapat gambaran besar bahwa target yang bernama Lenggang ini kemungkinan besar masih berada di Mangrove Garden, Distrik Sembilang sebelah barat laut Bandar Sungsang. Mangrove Garden adalah pusat perumahan subsidi untuk masyarakat golongan menengah ke bawah yaitu para buruh kasar dan penyintas epidemi psikosis, kaum yang tak tersentuh juga menumpang disini namun yang terparah adalah gangster, gerombolan anarkis penguasa Mangrove Garden.

Semua bangunan lusuh dan terbengkalai di Mangrove Garden dihubungkan oleh aliran pipa drainase yang ada di bawah setiap petak bangunan, semakin dalam aliran pipa semakin deras aliran air kotor memasuki gorong-gorong yang panjangnya seperti labirin tiada akhir. Setibanya di area pinggiran Mangrove Garden, Rakan turun dari tumpangan mobil terbang kepolisian yang mendarat tepat di landasan parkir. Dengan intuisi setajam rubah ia langsung mencari bangunan terbengkalai yang terhubung dengan aliran drainase, sebuah bangunan bekas restoran pempek nampak disegel dengan rantai berkarat, tanpa ragu Rakan mencari celah di samping bangunan lalu menyelinap dari garbage chute2 masuk kedalam bangunan. Di dalam ia menyalakan senter dan mengeluarkan pistol tangan semi-otomatis jenis MAKAB-55 (Minified Avtomat Kalashnikova Blaster – 20553) dari jaketnya, ia berjalan dengan hati-hati meredam suara langkah kakinya.

Pempek doken mangcek-bicek! Juaro Bandar Sungsang adonan iwak asli seghatus persen!4” suara muncul dari proyektor hologram dan mengejutkan seisi ruangan gelap itu, berbicara dengan nada yang riang dalam bahasa Melayu Palembang, maskot pempek antropomorfik itu menyapa Rakan yang menodongkankan pistol. Lampu di ruangan itu mulai menyala remang-remang mencairkan suasana.

“Toilet sebelah mana?” tanya rakan dengan tenang kepada maskot itu.

Nak pesen apo cek?5 ce- silahkan pe-… Please order no-“ tawar maskot itu dengan suara terputus-putus sambil mengganti layanan bahasa yang tersedia.

“Bzzzzt!.. -sudah datang ke- mari, tak perlu lewat gorong-gorong detekif, aku menunggumu di dermaga Kampung Nelayan, ada penawaran bagus untukmu,”

“Kau pasti Lenggang! jangan sampai ada trik atau tipuan kotor saat aku datang, aku harap pertemuan kita berjalan lancar dengan sedikit tembak-tembakan, jangan lupa menyerah dan angkat tangan saat aku tiba nanti,” perintah Rakan dengan antusias. Lenggang yang secara tiba-tiba meretas perangkat lunak maskot pempek sebagai media komunikasi, memberikan instruksi kepada Rakan untuk datang menemuinya ke dermaga. Sesudah itu tidak ada lagi respon dari maskot pempek yang diretas Lenggang, Rakan yang menganggap perburuan ini terlalu mudah memutuskan untuk menerima apapun tawaran yang ingin dibicarakan Lenggang, dengan harapan ada kesempatan untuk menghabisinya nanti saat dia lengah. Tempat yang akan dituju adalah Kampung Nelayan yang dulunya mendistribusikan hasil laut ke seluruh Bandar Sungsang namun kegiatan itu sudah berhenti total, menyisakan kaum marginalyang hidup dibawah garis kemiskinan dan dipimpin oleh anarki, menjadikan Kampung Nelayan suatu negeri rimba tanpa hukum dan penuh akan bahaya.

Sembari Rakan keluar dari restoran pempek, ia menyetel pelacak lokasi pada gadget untuk mencari Kampung Nelayan yang dimaksud, Rakan bergegas lari menuju ke titik yang ditentukan, dalam waktu kurang dari setengah jam ia tiba di lokasi. Rakan mengamati sekeliling dengan mata yang mencari sosok buruannya, di sisi dermaga Kampung Nelayan yang sepi itu, keheningan memuncak. Rakan mengeluarkan pistolnya dengan siaga. Nampak kapal tongkang tak berpenghuni mengedipkan lampu suar, dengan spontan Rakan mencari sosok yang mengedipkan lampu suar itu. Lalu kapal tongkang yang ada di lain sisi juga menghidupkan lampu sorot yang amat terang, kemudian menyoroti sebuah grafiti di dinding yang bertuliskan “lihat keatas”

“Zzzzzz… Ctang!” mesin alat berat Magnetic Tractor Beam6 menarik pistol Rakan dan rongsok logam di sekitarnya ke atas, semua yang terbuat dari logam ditarik oleh mesin dengan daya magnet yang amat kuat itu, bahkan gadget yang ada dikantong ikut tertarik namun masih terselamatkan karena resleting jaket tertutup rapat.

“Seperti yang kau bilang detektif, menyerah dan angkat tangan,” seorang pria bersuara tenang muncul dari bayangan memerintah Rakan, ia berjalan mendekat lalu menodongkan crossbow ke arah Rakan yang mengangkat kedua tangannya sejajar kepala. “Kau lumayan berkelas nak, aku terjebak masuk tepat ke dalam permainanmu. Bravo!” ucap Rakan dengan sarkasme yang agak memuji. “Kau bilang ada tawaran bagus untukku? Sampai repot menyita pistolku segala tuan muda,” tanya Rakan dengan sedikit mengolok.

“Detektif Kiagus Rakan, aku tahu semuanya, siapa dirimu, tempat asalmu, siapa yang kau hadapi,” jelas sosok yang disebut Lenggang itu. “Aku juga mengetahui tentang diriku dan siapa yang kuhadapi, seorang koboi-inek yang ceroboh” jawab Rakan remeh.

“Peranku sebagai koboi-inek hanyalah kedok untuk memancingmu kesini,” balas Lenggang. “Sekarang izinkan aku bertanya, apa yang kau ingat tentang ibumu?” tanya Lenggang. “Pastinya dia seorang perempuan?” jawab Rakan enteng.

“Waktu bercanda habis, aku bisa saja menembak anak panah ini ketubuhmu, anggap ini peringatan terakhir,” ancam Lenggang dengan nada serius. “Jadi biar kuberitahu, nama ibumu Ester Leong, dia dirawat di panti jompo Coral Avenue, Federasi Neo-singapore. Namanya diganti menjadi Lynn Ng Chan tujuh tahun lalu, tepat saat kau mulai menjadi pemburu hadiah,” Jelas Lenggang penuh teka-teki.

“Ibu? aku anak yatim-piatu dari Palembang, pindah ke Bandar Sungsang tujuh tahun lalu. Kemudian aku menjadi pemburu hadiah karena banyak orang sok tahu dan suka ikut campur sepertimu yang perlu diajari sopan santun,” jawab Rakan kesal.

“Sayangnya Palembang sudah tenggelam, yang tersisa hanyalah perkampungan terapung dan jembatan Ampera yang mereka buat menjadi plaza raksasa di atas aliran Kutogawang Reservoir7. Kau tidak pernah sekalipun menginjakkan kaki di Palembang detektif. Sejak empat puluh tahun lalu tidak ada lagi akses jalur darat menuju kesana,” terang Lenggang tentang sebuah kota di luar Bandar Sungsang.

“Aku cukup muak mendengar semua omong kosong ini, aku tidak tertarik lagi dengan ucapanmu tentang apapun,” Rakan semakin jengkel mendengar penjelasan Lenggang.

Lenggang merendahkan crossbow yang ditodongnya lalu berbicara. “Baiklah aku hanya ingin meluruskan satu hal penting kepadamu. Aku lahir dengan nama Kiagus Rakan, tahun kelahiran 1999. Aku adalah anak dari Kiagus Syahbani dan Masayu Sinuhun, bedanya denganmu aku dan orang tua ku asli orang Palembang,” Lenggang dengan penjelasan yang tidak masuk akal itu menatap mata Detektif Rakan yang terbelalak dan wajah yang keheranan, kemudian ia berbicara lagi. “Naga Giok membangunkanku dari cryostasis8 lalu memberiku identitas baru, saat aku mencari tahu kebenaran tentang diriku, aku menemukan seorang pemburu hadiah menggunakan namaku. Apakah kau sadar? menurut catatan sipil Kiagus Rakan adalah pria yang berusia satu abad,” terang Kiagus Rakan kepada Detektif Rakan yang kebingungan.

“Kalau apa yang kau katakan itu benar, lantas aku ini siapa? hebat sekali kau bisa tahu semua tentang diriku!” Tanya Detektif Rakan dengan nada bicara yang keras, kepanikan dan amarah terlihat jelas diwajahnya.

“Disini aku akan menjelaskan tawaranku, ada seorang cyborg9 maha tahu yang ingin membantumu menemukan kebenaran tentang siapa dirimu sebenarnya, aku akan membawamu menemuinya jika kau bersedia menghentikan perburuan ini sekarang juga, kemudian kau harus bergabung bersama kami mengasingkan diri selama Naga Giok masih mengawasi Bandar Sungsang,” jelas Kiagus Rakan tentang penawarannya.

“Ini terlalu beresiko, melihat arah pembicaraanmu tadi kau ingin aku membantumu melawan Tuan Naga Giok bukan?” Tanya Detektif Rakan dengan serius.

“Kalau kau ingin mengetahui kebenaran tentang dirimu dan dunia ini, membantu kami dan melawan adalah pilihan yang tepat,” balas Kiagus Rakan meyakinkan. Mereka berdua langsung menurunkan ketegangan suasana lalu berjabat tangan menyetujui apa yang mereka pertimbangkan tadi. Kiagus Rakan mengeluarkan gadgetnya dan memanggil rekannya yang mengendarai mobil terbang untuk menjemputnya. Dari dalam perkampungan nelayan mobil terbang futuristik melayang mendekati dermaga lalu mendarat dengan sempurna, pintu mobil terbuka otomatis dan kedua orang itu masuk ke dalam mobil lalu pergi ke suatu tempat yang tersembunyi. Diperjalanan yang singkat itu tidak ada pembicaraan diantara penumpang, tanpa disadari mereka sudah tiba di landasan parkir yang dikelilingi hutan bakau.

“Tempat ini sulit ditemukan, kami bahkan memasang jammer10 untuk menghalau citra satelit,” jelas Kiagus Rakan. Ketiga orang itu memasuki gubuk kayu beratap jerami yang memiliki bungker rahasia di dalamnya, setelah memasuki bungker mereka menggunakan elevator yang membawa mereka turun. Merekapun tiba di sebuah gudang bawah tanah yang sangat luas. Gudang itu dipenuhi mesin dan superkomputer yang mengarah kepada satu outputyaitu seorang cyborg bernama OWL, ia duduk di atas singgasana mesin dan dengan sabar menunggu siapapun untuk berbicara dengannya. Tiga orang yang baru masuk tadi datang menghadap OWL.

“Aku menunggumu kawan, terima kasih sudah mau menerima penawaran kami. Aku adalah Orwell, singkatnya OWL saja,” ucap OWL dengan suara bergema.

“Apa yang kau ketahui tentang diriku?” tanya Detektif Rakan dengan kaku. “Kau adalah seorang anak tanpa dosa, tempat kelahiranmu adalah Federasi Neo-Singapore. Mereka sudah menghapus kenangan indah masa kecilmu tujuh tahun lalu, kau adalah seorang pahlawan pemberani bahkan sampai kau menjadi dewasa, lalu mereka membuatmu menjadi pemburu musuh-musuh mereka,” jawab OWL dengan rancu. “Apakah mereka yang kau maksud adalah Tuan Naga Giok? Apa yang telah mereka lakukan kepadaku?” Tanya Detektif Rakan secara intens. “Mereka memulai perang boneka tujuh puluh dua tahun, empat bulan, dan tiga hari lalu. Kerajaan mereka adalah Kowloon kekayaan mereka adalah informasi dan mereka menguasai seluruh Asia. Raja-raja mereka ada dua belas, salah satu raja ada di Bandar Sungsang, dia muncul di tayangan kanal pagi ini,” jelas OWL semakin rancu. “Charles Liem? Dia adalah Naga Giok?” gumam Detektif Rakan.

“Detektif aku yakin OWL tidak menjawab pertanyaanmu sepenuhnya. Ucapannya dibatasi oleh algoritma yang menyembunyikan banyak hal, dia tahu siapa namamu namun algoritma tidak akan membiarkannya mengucapkan nama itu. Apa yang diucapkan OWL juga bisa di deteksi oleh Naga Giok, mereka menguasai sistem telekomunikasi di Asia. Karena dia masih memiliki tubuh organik, aku akan menyuruhnya menulis di kertas apa yang ingin ia sampaikan kepadamu,” jelas Kiagus Rakan secara teknis dan rinci. Kiagus Rakan menyerahkan kertas dan pena kepada OWL yang kemudian ditulisinya dengan hati-hati. Setelah selesai menulis OWL menyerahkan kembali kertas dan pena kepada Kiagus Rakan.

“Detektif, namamu adalah Northumbrian Leong kau biasa dipanggil Brian, tanggal lahir 17 Maret 2068. Ayah kandung menghilang tanpa jejak, ibu kandung berada di panti jompo Coral Avenue. Pekerjaanmu sebelumnya adalah polisi komando Neo-Singapore Federation Police Force, kau diberhentikan tidak hormat setelah melihat kepala polisi Wangchuck melakukan transakasi narkoba dan kegitan ilegal lainnya di kepolisian. 19 November 2092 kau menghilang dengan dugaan melarikan diri ke luar negeri, kenyataannya komplotan Wangchuck di bawah pimpinan salah satu Naga Giok menculikmu untuk dilakukan prosedur penghapusan memori. Prosedur itu sukses, kau diasingkan ke Bandar Sungsang, lalu dilakukan program hypnotherapy sugestif yang membuatmu mengadopsi identitas Kiagus Rakan,” jelas Kiagus Rakan membacakan hasil tulisan itu. “Jadi, secara garis besar semuanya baik-baik saja ya? Tapi apa yang mereka lakukan kepadaku itu benar-benar keterlaluan. Aku berhutang budi kepada kalian semua. Terima kasih semuanya dari hatiku yang paling dalam,” ucap Brian yang baru saja mengetahui kebenaran sesungguhnya. “Naga Giok masih diluar sana melakukan kejahatan kotor yang ditutup-tutupi. Kami semua yang ada disini sedang bersiap untuk perang besar di penghujung abad, itu akan terjadi beberapa bulan lagi. Kami akan sangat membutuhkan bantuan dari orang sepertimu detektif,” pinta Kiagus Rakan kepada Brian untuk bergabung.

“Yeah, aku akan membantu kalian saat hari itu tiba, tapi sekarang aku ada urusan penting,” ucap Brian dengan santai. “Apa yang akan kau lakukan selanjutnya detektif?” tanya Kiagus Rakan. “Hari ini adalah hari ulang tahunku. Aku ingin merayakannya,” jawab Brian tersenyum bangga. Mendengar itu Kiagus Rakan tersenyum lebar dan menghampiri Brian “Biarkan aku mentraktirmu, aku tahu tempat yang bagus. Selamat ulang tahun, Brian.”

Semarang, 28 Juni 2023 AD

Glosarium


1Transmisi diterima dengan sukses

2garbage chute: model pembuangan sampah melalui saluran seperti cerobong.

3pistol tangan semi-otomatis yang populer dengan para mafia, diciptakan pada circa 2055.

4Pempek dulu bapak dan ibu sekalian! Juara Bandar Sungsang dari adonan ikan asli seratus persen!

5Mau pesan apa bung?

6Magnetic Tractor Beam: Alat berat industri untuk memilah biji logam menggunakan tenaga elektromagnetik, daya tarik magnet yang dihasilkan sangatlah kuat.

7Reservoir: waduk raksasa yang menampung air banjir rob.

8cryostasis: proses pembekuan jasad manusia pengidap penyakit yang tidak obatnya puluhan tahun lalu, saat obat sudah ditemukan manusia yang dibekukan akan dibangunkan kembali untuk diobati.

9cyborg: manusia setengah mesin yang memiliki otak komputer.

10jammer: penghalang sinyal.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Aksi
Cerpen
Bandar Sungsang 2099
N.P. Ramadhan
Flash
First Meeting
Yue Andrian
Cerpen
Train to The Earth
Hendra Wiguna
Novel
Gold
Wundersmith
Noura Publishing
Flash
Dalmi
Ula
Novel
BUKAN CERITA CINDERELLA
memia
Flash
Bronze
Fujian
Anggoro Gunawan
Cerpen
Badai di Tanah Perkemahan
Karang Bala
Flash
Goat
Rena Miya
Novel
Bronze
A MILLION WHO
Husnulispedia
Flash
Terbuka
Mahmud
Novel
VLINDER
Yohanna Claude
Novel
Bronze
The Story of Jawata: Manusia Setengah Peri
JWT Kingdom
Novel
Bronze
Para Joki
Farida Zulkaidah Pane
Flash
The Nightmare
Rama Sudeta A
Rekomendasi
Cerpen
Bandar Sungsang 2099
N.P. Ramadhan
Novel
Bronze
Kembalinya Kapten Millennium
N.P. Ramadhan
Cerpen
Malayan Croatoan
N.P. Ramadhan
Cerpen
Samsara Paradox
N.P. Ramadhan
Novel
Krismonissey Escape from Jakarta
N.P. Ramadhan