Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
di sebuah kota kecil moniyan, hiduplah seorang gadis muda bernama odette, gadis cantik dengan mata sebiru lautan dan rambut blonde yang slalu terurai rapih.
Sejak usia lima tahun odette begitu menyukai dunia ballet, saat usia nya menginjak umur 6 tahun ia di beri kesempatan masuk ke sekolah ballet oleh ibunya, betapa senang odette mendapatkan kabar gembira tersebut. odette hidup hanya berdua dengan ibunya, ia di tinggal selamanya oleh sang ayah saat dirinya masih dalam kandungan sang ibu. ibunya adalah seorang perawat yang dulu juga mempunyai sebuah mimpi menjadi ballerina sama seperti odette.
Namun sang ibu harus mengubur mimpinya dalam dalam lantaran tidak mendapatkan izin dari kedua orang tuanya, jika ditanya sedih, pasti itu sangat sedih. dan sekarang lahirlah anak gadisnya yang sama hal nya mempunyai mimpi yang sama dengannya, sang ibu berharap anak gadisnya itu tumbuh dengan baik dan bisa mewujudkan mimpinya ke panggung besar.
Ballet bagi odette bukan hanya sekedar tarian, ballet baginya adalah bahasa jiwa, cara untuk mengekspresikan emosi yang terdalam tanpa harus mengucapkan sepatah kata apapun. Setiap gerakan dari plie yang lembut hingga grand jete yang spektakuler, adalah sebuah cerita yang ingin ia sampaikan. Ia menghabiskan berjam jam di studio ballet, kakinya yang mungil menari di atas lantai kayu yang sudah mengkilap karena keringat usahanya setiap berlatih. Setiap lecet, luka, dan rasa sakit adalah tanda dari perjalanannya menuju impiannya menjadi prima ballerina di Ballet Nasional.
Itu alasanya mengapa odette begitu menyukai dunia ballet. seiring berjalan nya waktu usia odette kini beranjak 17 tahun, saat ini mimpinya sedang berada di atas puncak. namun, hidup tak selalu berjalan begitu mulus. ibunya yang dulu bekerja sebagai perawat kini terbaring lemah karena penyakit yang di deritanya tak kunjung sembuh. dalam keadaan seperti itu odette harus fokus merawat sang ibu, dan biaya untuk les balet nya sangat terbatas untuk saat ini.
Odette tak menyerah, setiap kali mendengar musik ballet yang indah, hati nya terasa penuh harapan.
Pagi itu, ketika odette sedang bersiap-siap untuk berlatih, ia menerima kabar yang mengubah hidupnya. Ibunya semakin parah, dan dokter mengatakan bahwa kondisi ibunya hanya tinggal menunggu waktu. Hati odette hancur, namun ia tahu apa yang harus dilakukannya. Tanpa ragu, ia memutuskan untuk tinggal di rumah, merawat ibunya, dan mengabaikan dunia balletnya. Meskipun hatinya terluka, ia tahu bahwa keluarga adalah segalanya.
Hari-hari berlalu dengan cepat, dan ibunya semakin lemah. odette melupakan dunia ballet yang dulu menjadi impiannya. Ia menggantikan peran ibunya merawat rumah dan memasak. Tapi di balik senyum yang ia tunjukkan, odette merasa ada sesuatu yang hilang dalam dirinya sesuatu yang tak bisa diisi oleh apapun selain tarian.
Suatu malam, ketika odette sedang duduk di samping tempat tidur ibunya, ibunya menggenggam tangannya dengan lembut. "odette" bisiknya pelan, "jangan pernah berhenti bermimpi. Tarianmu itu indah. Jangan biarkan dunia ini menghentikan mimpimu."
Air mata odette menetes. Ia tidak tahu bagaimana melanjutkan hidupnya tanpa ibunya di sisinya, tetapi ia tahu bahwa kata kata ibunya adalah pesan yang harus ia ingat. Tarian adalah bagian dari dirinya, dan ia tidak bisa membiarkan itu hilang begitu saja.
Namun, beberapa hari setelah percakapan itu, ibunya menghembuskan nafas terakhirnya. odette merasa dunia seakan runtuh. Semua yang ia miliki semua yang ia percayai terasa kosong. Ia merasa tidak ada lagi yang bisa membuatnya kembali hidup. Tarian yang dulu memberinya semangat kini terasa begitu jauh, seperti sebuah kenangan yang tak bisa dijangkau.
Odette memutuskan untuk meninggalkan studio tari, mengunci pointe shoes balletnya dalam lemari, dan mencoba menjalani hidup tanpa melibatkan tarian. Namun, setiap malam, ia terbangun dengan bayangan ibunya yang tersenyum, membisikkan kata kata penuh harap. odette merasa ada sebuah bagian dari dirinya yang mati, dan ia tidak bisa menahannya lagi.
Satu tahun berlalu, dan kehidupan odette perlahan mulai kembali normal, meski hatinya masih penuh dengan rasa kehilangan.
Dengan tekad yang baru, odette kembali ke studio tari. Ia mengikat kembali sepatu balet yang sudah lama terlupakan dan mulai berlatih. Setiap gerakan terasa berat, setiap putaran penuh dengan ingatan akan ibunya, namun seiring berjalannya waktu, odette mulai merasakan keindahan dalam setiap gerakan. Tarian itu bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk ibunya yang telah pergi.
Pada hari audisi yang sudah lama ia lewatkan, odette berdiri di atas panggung dengan rasa cemas dan penuh harap. Ia menatap penonton yang duduk diam, menanti penampilannya. Dengan sebuah nafas dalam, odette memulai tarian pertama. Setiap langkahnya mengingatkan dirinya pada masa kecilnya, pada mimpi mimpinya, dan pada ibunya yang selalu mendukungnya.
Di akhir pertunjukan, meskipun lelah dan penuh emosi, odette merasa ada kedamaian yang datang dari dalam dirinya. Ia tahu bahwa ia telah menemukan kembali bagian dari dirinya yang hilang, dan meskipun dunia ini penuh dengan kesedihan dan kehilangan, tarian adalah cara odette menghidupkan kembali harapan. Sebuah harapan yang tak pernah mati, meskipun dalam kesedihan yang mendalam.
Ketekunannya membuahkan hasil. odette memenangkan berbagai kompetisi ballet, namanya mulai dikenal di kalangan pencinta ballet. Ia mendapatkan beasiswa untuk sekolah ballet ternama di Paris, tempat ia bertemu dengan para maestro balet dunia. Ia belajar dari mereka, menyerap setiap ilmu dan pengalaman yang mereka bagikan. Ia tumbuh menjadi penari yang luar biasa, anggun, kuat, dan penuh ekspresi.
jalannya menuju puncak bukanlah jalan yang mudah. odette menghadapi banyak tantangan. Ia harus berjuang melawan rasa sakit, kelelahan, dan hingga kehilangan orang yang teramat berarti dalam hidupnya. Ia harus berkorban banyak hal, Tetapi, ia selalu termotivasi oleh mimpinya. Ia yakin, semua pengorbanannya akan terbayar lunas saat ia berdiri di atas panggung megah Ballet Nasional sebagai prima ballerina.
Kisah Odette bukanlah kisah dongeng yang perjalanan nya selalu bahagia, tetapi sebuah kisah tentang ketahanan, tentang kemampuan untuk menemukan makna baru dalam hidup setelah kehilangan yang besar. Itu adalah kisah tentang seorang ballerina yang menemukan kekuatannya bukan di atas panggung, tetapi di balik layar. Dan meskipun luka di hatinya tidak akan pernah sembuh sepenuhnya. Ia tetap tumbuh menjadi gadis penuh ceria.
Odette tumbuh dalam kesendirian. Ia menemukan teman dalam musik, dalam gerakan-gerakan ballet yang rumit, dan dalam bayangannya sendiri yang terpantul di cermin studio. Ia belajar untuk mengendalikan emosinya, menyembunyikan kesepian yang menggerogoti hatinya di balik senyum manis dan penampilannya yang selalu sempurna. Di atas panggung, ia adalah seorang ratu angsa, anggun dan penuh pesona. Tetapi di balik riasan dan kostum yang berkilauan, ia hanyalah seorang gadis kecil yang merindukan sentuhan kasih sayang ibu nya.