Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Hujan turun perlahan di kota mangrove of canada, membasahi jalanan yang diterangi lampu-lampu berwarna jingga dan langit yang abu serta dengan cuaca dingin. Dibawah payung hitam itu, Aurora menatap ke arah langit tersebut, Aurora lelah dengan semua ini, Aurora merasa dirinya sangat sendirian dan amat lelah. Aurora menatap bayangan dirinya di genangan air hujan tersebut - namun pantulan yang ia rasakan sangatlah berbeda. Mata lelah tersebut dengan rasa lelah yang ia rasakan , tetiba ia merasa sesuatu yang tidak pernah ia rasakan, " Rasa apakah ini? " ujar Aurora, rasanya seperti.. Kebahagiaan? Namun, siapa yang membuat ia seperti ini??? Ia tidak mengerti rasa apakah ini , Aurora Llewellyn, nama lengkapnya, Aurora adalah mahasiswa university of Toronto dengan jurusan fakultas kedokteran S2.
Sejak kecil, Aurora Llewellyn sudah sendirian, ayah dan ibu Aurora sudah meninggal, yang membuat ia tinggal dengan bibinya. Sejak kecil, Aurora sangat dekat dengan bibinya, bahkan sudah Aurora anggap sebagai ibu dan keluarga sendiri. Namun, takdir tidak bisa dirubah, saat Aurora baru saja memasuki kelas 9 SMP, Aurora mendapatkan kabar yang membuat ia sangat drop sangat mendengar kabar tersebut. Bibinya mengalami kecelakaan saat pulang dari pasar, sejak saat itu, Aurora merasa sangat kehilangan dan menyendiri, " Mengapa semua ini harus terjadi kepadaku bibi? Aku sudah kehilangan ayah dan ibu, kenapa sekarang harus bibi juga???? " ujar Aurora sambil menangis tanpa henti. Namun, seperti kata pepatah. " People come and go. " orang itu hanya bisa datang untuk menemani kita, tapi tidak selamanya. Karena setiap pertemuan ada perpisahan.
Hidup Aurora semenjak kehilangan bibinya sangatlah menyakitkan, senyum dan kebahagiaan Aurora sudah hilang dan lenyap, disekolah, Aurora sangat jarang berbicara dengan teman-teman di sekolahnya, Mengapa? Aurora takut jika ia dekat dengan seseorang lagi, ia harus menghadapi yang namanya perpisahan, namun meskipun begitu, Aurora tetap merasa sangat sendirian, orang-orang disekolah menganggap Aurora itu aneh. Meski setiap disekolah harus mendengar kata-kata yang menyakitkan dari teman-teman di sekolah, Aurora berusaha untuk menghindarinya dan lanjut dengan kehidupannya, yaitu fokus belajar dan mendapatkan beasiswa untuk masuk ke universitas impiannya, yaitu University of Toronto, Canada.
3 tahun sudah lewat, dan semua hasil kerja keras Aurora terbayarkan. Aurora berhasil memasuki University of Toronto dengan beasiswa full dibidang fakultas kedokteran, beruntung dirinya ada orang baik yang ingin menolong Aurora untuk pindah ke Canada. " Ayah, Ibu, Aurora uda berhasil masuk universitas impian Aurora, ayah dan ibu bangga gak dengan Aurora? " Aurora hanya bisa berbisik kata tersebut saat berdo'a kepada Tuhan, namun Aurora yakin, ayah dan ibu pasti sangat bangga dengan Aurora yang harus berjuang sendirian tanpa bimbingan orang dan hasil kerja keras sendiri, bahkan Aurora sendiri merasa sangat puas dengan dirinya sendiri karena bisa sampai di titik ini, ia percaya, tidak semua orang bisa sama dengan Aurora yang sangat hebat berjuang sendirian dengan segala halangan.
Tak ada yang tahu mengapa Aurora merasakan kebahagiaan tersebut saat ia menatap bayangan dirinya di genangan hujan tersebut, ia merasa, ada yang melihatnya dengan penuh bangga. Ah, mungkin itu hanya perasaan dia saja, sebut Aurora. Tapi, bagi Aurora, setiap kali langit berwarna ungu dan jingga dikota mangrove of Canada, ia merasa waktu berhenti. Daun yang jatuh membeku diudara, suara kendaraan menghilang, dan dunia seolah sedang merasakan keheningan Aurora. Dalam sunyi tersebut itulah, yang membuat Aurora merasa seolah dirinya bukan bagian dari dunia ini sepenuhnya.
Suatu malam, saat langit ungu itu kembali melingkupi langit, Aurora berdiri di balkon apartementnya. Angin bertiup diwajahnya, dan memicu rasa sejuk dan ketenangan didalam Aurora. Ia menatap langit, dan entah mengapa dan entah darimana, seseorang turun bersama kilau cahaya.
Seorang pemuda berambut perak, berdiri di hadapannya. Matanya berwarna keemasan seperti matahari yang menolak untuk padam. Saat ia melihat Aurora, ia tersenyum melihat Aurora, seakan akan sudah mengenal Aurora sejak lama. " Kamu bisa lihat aku? " ujar pemuda tersebut, lalu Aurora mengatakan, " Tentu bisa, kamu siapa? " , " Aku Elion, kamu Aurora Llewellyn kan? Salam kenal ya, aku penjaga batas antara Dua dunia. "
Aurora melihatnya dengan ekspresi kebingungan, " Hah? Penjaga dunia? Kamu yang serius dong, jadi kamu semacam malaikat gitu ya? ". Elion tersenyum dan tertawa tipis " Bisa dikatakan begitu, aku milik langit yang ungu itu. Tapi, kau-kau adalah alasan kenapa warnanya selalu muncul. "
Aurora tidak ingin memercayai hal tersebut, namun sesuatu tentang Elion ini sangatlah meyakinkan. Ia merasakan kehangatan yang sudah lama belum ia rasakan. Sejak malam itu, setiap kali langit berubah menjadi ungu, Elion selalu datang. Mereka berbicara berjam-jam dengan hal-hal yang tidak masuk akal, dengan topik yang tiada habisnya. Tentang bintang yang bisa bernyanyi, tentang sungai didunia Elion yang bisa mengalirkan cahaya, dan hal lainnya lagi.
" Always, you can count on it, sure as stars in the sky, always you can count on it, sure as the sun will rise. Always, my love for you ain't goin nowhere , Always, Ill be here. " -Always-Daniel Caesar, lagu yang dinyanyikan oleh Elion ke Aurora yang sedang menceritakan semua masa lalunya kepada Elion. Elion adalah pendengar yang baik, Elion memberikan semua saran yang membuat Aurora merasa lega dan dihargai. " Makasih ya, uda mau hadir dihidupku, Elion? " ujar Aurora " Aku mau nanya dong, kamu kenapa munculnya hanya ketika langit ungu? " tanya Aurora dengan nada bingung dan heran.
Elion hanya tersenyum tipis dan menatap dia dengan penuh makna, " Karena warna ungu adalah batas antara dua dunia. Dunia manusia dan dunia cahaya. Saat warna itu muncul, aku bisa melewati dinding diantara kita. " kemudian, Aurora pun bertanya lagi " Dan, bagaimana kalau warnanya hilang? " " Maka aku pun menghilang, Aurora " . Aurora terdiam, mengapa ya? Setiap pertemuan ada perpisahan? Kenapa manusia tidak bisa bertemu dan hadir dihidupnya selamanya? Dan.. Baru kali ini, Aurora merasa takut kehilangan seseorang setelah sekian lama. Ia takut kehilangan Elion.
Elion tersenyum dan berkata " Aurora, kau berbeda, sebenarnya, aku tidak bisa melihat manusia, tetapi, entah mengapa aku bisa melihatmu Aurora, namun, aku mengerti kenapa aku bisa melihatmu, Kau bukan hanya manusia biasa . Ada sebagian cahaya dari dunia kami didalam dirimu. Mungkin, itu sebabnya aku bisa melihatmu. Bagiku, kau orang terspecial Aurora Llewellyn. "
Hari berganti hari. Minggu berganti bulan, pertemuan Elion dan Aurora semakin dekat, dan Aurora, mendapati dirinya semakin sering menunggu langit menjadi ungu. Setiap Elion datang, Aurora merasa sesuatu yang tidak ia kenali. Setiap kali Elion datang, dunia terasa sempurna. Apa ini? Apakah ini... Perasaan cinta? Ataupun suka? Ah, entahlah, Aurora bingung. Elion yang sering menjadi pendengar yang baik membuat Aurora merasa benar-benar dilihat untuk pertama kalinya.
Tetapi, suatu hari , semuanya berubah. Setiap kali Elion datang, cahaya didirinya akan semakin redup. Tangannya mulai tembus pandang, dan terkadang, setiap Elion berbicara dengan Aurora, suaranya akan bergetar, seakan-akan takut kehilangan Aurora dan takut akan minimnya waktu yang mereka punya. Aurora memperhatikan dengan cemas.
" Elion.. Ada apa dengan dirimu?? Kamu kenapa?? K-kenapa cahaya dalam dirimu semakin redup seakan-akan kamu akan menghilang.. Elion.. Katakan ini hanya imajinasiku Elion, tolonglah.. Aku tidak sanggup kehilangan kamu.. Aku tidak mau ditinggalin lagi.. " Ujar Aurora dengan nada ingin menangis
Elion tersenyum tipis dan berkata " Kalau aku tetap disini, dunia akan hancur. Tapi kalau aku tidak ada lagi disini, dunia akan aman, Aurora. " Ujar Elion
" Tapi aku tidak mau kehilangan kau, Elion. Tidak bisakah kau tinggal disini saja sama aku?? ". Lalu Elion pun berkata " Aurora, Kalau suatu hari langit ungu muncul tanpa aku, jangan bersedih. Itu bukan berarti aku tidak memperhatikanmu, namun itu artinya aku menjagamu dari sisi lain. " kemudian cahaya kembali melingkupi tubuhnya, dan perlahan-lahan, Elion pun menghilang dan hanya meninggalkan aroma lembut di angin.
Minggu-minggu berlalu. Aurora mencoba hidup seperti biasa, namun kali ini tanpa keberadaan Elion. Setiap sore, ia selalu menangkapi dirinya melihat ke arah langit. Warna ungu masih muncul tapi hanya terkadang saja, tapi kali ini tidak ada keberadaan sosok rambut perak dan bercahaya tersebut. Ia menulis semua kenangannya bersama Elion disebuah buku kecil yang pernah diberi Elion, Elion berkata " Jika kamu merasa kesepian, tulislah dibuku ini, hanya inilah salah satu caranya supaya kamu tetap bisa merasakan keberadaanku "
Suatu hari, dimusim semi, Aurora berjalan ditaman yang dipenuhi dengan bunga lavender. Angin bertiup pelan, dan langit tiba-tiba berubah menjadi warna ungu lembut. Aurora berhenti. Waktu tidak berhenti kali ini, namun ada sesuatu yang membuat Aurora berhenti sejenak. Suara yang sangat dikenal oleh Aurora meskipun sudah sangat lama tidak didengarnya. " Aurora... Aku janji, aku akan menemukan jalan supaya kita kembali bersama lagi. "
Setelah Aurora mendengar bisikan tersebut, Aurora menatap dilangit ungu tersebut dan tersenyum. Untuk pertama kalinya, tidak ada rasa sedih, namun rasa tenang dan senang. Dan ia yakin, kisah mereka tidak berakhir seperti itu saja, ia yakin bahwa suatu hari nanti akan ada cara supaya mereka kembali bersatu, apapun itu caranya.
Mungkin Elion benar, Cinta tidak harus nyata untuk terasa sungguh. Kadang, cinta hanya butuh percaya-bahwa diantara dua dunia yang berbeda, hati tetap bisa berjumpa jika memang jodohnya.
"Aku menunggumu Elion, selalu. "