Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Drama
At The Crossroads of Love
1
Suka
2,840
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Kuala Lumpur, Malaysia

Langit Kuala Lumpur yang cerah menjadi saksi bisu kebahagiaan Ridwan dan Nur. Berjalan bergandengan tangan di taman KLCC, tawa mereka bersahut-sahutan dengan gemericik air mancur. Ridwan, seorang mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Universiti Malaya, tak henti-hentinya memuji kecantikan Nur, mahasiswi Malaysia yang telah memikat hatinya.

"Matamu bagaikan permata Langkawi, berkilau dan mempesona," kata Ridwan dengan senyum penuh cinta.

Nur tersipu malu, pipinya merona terkena hangatnya sinar matahari. "Ah, kau bisa saja. Tapi aku suka dengarnya," jawabnya dengan suara lirih.

Hubungan mereka telah berjalan selama enam bulan, dan rasa cinta mereka semakin hari semakin kuat. Ridwan merasa telah menemukan belahan jiwanya di Nur.

Namun, kebahagiaan mereka diuji oleh kehadiran Laras, seorang mahasiswi Indonesia yang juga berkuliah di Universiti Malaya. Laras diam-diam mencintai Ridwan sejak pertama kali melihatnya. Ia tak henti-hentinya berusaha menarik perhatian Ridwan, meskipun ia tahu Ridwan telah menjalin hubungan dengan Nur.

Suatu hari, Laras memberanikan diri untuk menemui Ridwan di kafe favoritnya.

"Ridwan, aku ingin bicara sesuatu yang penting," kata Laras dengan tatapan serius.

Ridwan, yang merasa penasaran, mengiyakan permintaan Laras.

"Aku mencintaimu, Ridwan," kata Laras dengan suara gemetar. "Sejak pertama kali aku melihatmu, aku tahu kaulah orang yang tepat untukku."

Ridwan terdiam sejenak, hatinya diliputi kebingungan. Di satu sisi, ia merasa tersanjung dengan pernyataan cinta Laras. Di sisi lain, ia tak ingin menyakiti hati Nur.

"Laras, aku...aku..." Ridwan tergagap mencari kata-kata.

"Aku tahu kau sudah punya Nur," kata Laras memotong ucapan Ridwan. "Tapi aku yakin, aku bisa membahagiakanmu lebih dari dia."

Ridwan semakin terdiam. Ia tak tahu harus berkata apa.

"Berikan aku kesempatan, Ridwan," pinta Laras dengan penuh harap. "Aku mohon."

Ridwan tak kuasa menolak permintaan Laras. Ia pun berjanji akan memikirkannya.

Sejak saat itu, hati Ridwan dilanda kebimbangan. Ia terjebak dalam cinta segitiga yang rumit. Di satu sisi, ia mencintai Nur dengan sepenuh hati. Di sisi lain, ia merasa kasihan pada Laras yang mencintainya dengan tulus.

Ridwan berusaha untuk menghindari Laras, namun Laras tak henti-hentinya berusaha mendekatinya. Perasaan bersalah dan kebimbangan terus menghantui Ridwan. Ia tak ingin menyakiti hati kedua wanita yang sama-sama dicintainya.

Suatu malam, Ridwan memutuskan untuk berbicara dengan Nur tentang masalah yang dihadapinya.

"Nur, aku ingin jujur padamu," kata Ridwan dengan wajah penuh penyesalan.

Nur, yang merasakan ada sesuatu yang tidak beres, menggenggam tangan Ridwan erat-erat.

"Ada apa, Ridwan?" tanya Nur dengan tatapan penuh kecemasan.

Ridwan menceritakan tentang Laras dan perasaannya yang bimbang.

Nur terdiam sejenak, air mata mulai membasahi pipinya.

"Aku mengerti, Ridwan," kata Nur dengan suara lirih. "Cintamu tak bisa dipaksakan."

Nur melepaskan genggaman tangannya dari tangan Ridwan.

"Aku ingin kau bahagia, Ridwan," kata Nur dengan berlinang air mata. "Jika kau merasa Laras adalah wanita yang tepat untukmu, aku ikhlas melepaskanmu."

Ridwan terpaku, hatinya serasa teriris mendengar kata-kata Nur. Ia tak ingin kehilangan Nur, wanita yang dicintainya dengan sepenuh hati.

"Nur, aku..." Ridwan berusaha meraih tangan Nur, namun Nur menjauh.

"Pergilah, Ridwan," kata Nur dengan suara gemetar. "Temukan kebahagiaanmu."

Ridwan pergi meninggalkan Nur dengan hati yang hancur. Ia tak tahu harus ke mana, ia tak tahu apa yang harus dilakukannya.

Cinta segitiga yang rumit telah merenggut kebahagiaannya. Ia telah menyakiti dua wanita yang sama-sama dicintainya.

Ridwan termenung di tepi Sungai Klang, menatap air yang mengalir deras. Ia merenungkan semua yang telah terjadi. Ia sadar bahwa ia telah membuat kesalahan besar.

Seminggu kemudian

Ridwan kembali menemui Nur. Ia ingin meminta maaf atas semua kesalahannya.

"Nur, aku ingin kau memaafkanku," Ridwan memohon dengan nada suara bergetar. "Aku bodoh telah tergoda oleh cinta Laras."

Nur memandang Ridwan dengan tatapan sendu. Air mata masih membekas di pipinya.

"Maaf tidak akan mengubah apa-apa, Ridwan," jawab Nur lirih. "Percayalah, aku sudah ikhlas menerima kenyataan ini."

"Tapi Nur, aku tidak bisa hidup tanpamu. Kaulah wanita yang aku cintai," Ridwan menegaskan dengan penuh penyesalan.

"Cinta tidak bisa dipaksakan, Ridwan," Nur tersenyum getir. "Jika kau memang sudah tidak yakin padaku, lebih baik kita akhiri saja hubungan ini."

Mendengar hal itu, air mata kembali meleleh di pipi Ridwan. Rasa menyesal yang mendalam menusuk hatinya. Ia tak sanggup kehilangan Nur, wanita yang telah mengisi hari-harinya dengan cinta dan kebahagiaan.

"Nur, tolong beri aku kesempatan," Ridwan memohon dengan suara serak. "Aku janji tidak akan menyakitimu lagi. Aku akan membuktikan bahwa aku sangat mencintaimu."

Nur terdiam, hatinya bimbang. Cinta terhadap Ridwan masih bersemi di dalam dirinya, namun luka akibat pengkhianatan masih terasa perih.

"Aku membutuhkan waktu, Ridwan," jawab Nur akhirnya. "Aku perlu berpikir jernih sebelum mengambil keputusan."

Ridwan mengangguk pelan. Ia mengerti keraguan Nur. Ia bersedia menerima apapun keputusan Nur, asalkan ia diberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya.

Hari-hari berikutnya dijalani Ridwan dengan penuh penantian. Ia terus berusaha mendekati Nur, menunjukkan betapa besar penyesalannya dan cintanya yang tak pernah pudar. Ia membantu Nur dalam segala hal, memberikan perhatian lebih, dan selalu hadir di saat Nur membutuhkannya.

Suatu sore, saat mereka berjalan-jalan di taman tempat mereka biasa menghabiskan waktu bersama, Ridwan memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya sekali lagi.

"Nur," sapa Ridwan dengan lembut. "Selama ini, aku selalu memikirkanmu. Kehilanganmu adalah hal terburuk yang pernah terjadi dalam hidupku. Kamu adalah cinta sejatiku, Nur."

Nur terdiam, mendengarkan dengan seksama setiap kata yang diucapkan Ridwan. Ia melihat ketulusan di mata Ridwan, penyesalan yang mendalam, dan cinta yang tak pernah padam.

"Ridwan," Nur membalas dengan suara perlahan. "Memaafkanmu tidak mudah, tapi aku melihat usahamu untuk berubah. Aku tahu kau mencintaiku dan aku juga masih mencintaimu."

Sebuah senyum tulus mengembang di bibir Ridwan. Harapan kembali bersemi di hatinya.

"Nur, kau mau memaafkanku?" tanya Ridwan dengan penuh harap.

Nur menghela napas perlahan. Ia menatap Ridwan dengan tatapan penuh arti.

"Aku memaafkanmu, Ridwan," jawab Nur akhirnya. "Tapi ingat, kesempatan ini tidak akan datang dua kali. Jagalah kepercayaan dan cintaku, jangan pernah kau sakiti aku lagi."

Ridwan memeluk Nur dengan erat, rasa bahagia membuncah di dalam dirinya. Ia berjanji tidak akan mengkhianati Nur lagi, ia akan menjaga cinta mereka dengan segenap hati.

Beberapa bulan kemudian

Ridwan dan Nur kembali terlihat mesra. Hubungan mereka semakin kuat, diwarnai dengan cinta dan kepercayaan yang lebih dalam. Laras akhirnya merelakan Ridwan, ia sadar bahwa Ridwan dan Nur memang ditakdirkan untuk bersama.

Pengalaman cinta segitiga itu menjadi pelajaran berharga bagi Ridwan. Ia sadar bahwa cinta sejati harus dijaga dan diperjuangkan. Ia bersyukur karena Nur memberinya kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, dan ia tak akan menyia-nyiakan kesempatan itu.

Cinta Ridwan dan Nur pun berlanjut hingga jenjang yang lebih serius. Mereka berjanji untuk saling mencintai, saling menjaga, dan membangun masa depan bersama. Meskipun diuji oleh cinta segitiga yang rumit, cinta mereka akhirnya berhasil melewati badai dan bersinar lebih terang dari sebelumnya.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@darmalooooo : siappp kak, sy juga buat novel lho, AIr Mata Bidadari, boleh dibaca ya kak ;)
Sama-sama, semangat berkarya, ya!! Saya suka cerpen dan FF perbanyakalh buat 😆
Makasih ya kakk, saya senang kalau kakak suka bacanya 😁😁❤️❤️
Aaaa.... Awesome!!! I love it you have story, bro! Mengalir Indah kisahnya saya merasakan masuk dalam kisah ini. Saya suka! Apalagi tempat² yg disajikan tempat tinggal saya😍😍❤❤❤❤❤❤
Rekomendasi dari Drama
Flash
Bronze
Cinta Maya Yang Nyata
Sunarti
Cerpen
At The Crossroads of Love
Erdem Emre
Novel
Way back home
dilaja
Novel
Kesempatan Kedua
Rafael Yanuar
Flash
Bronze
Dokter Muda
Herman Sim
Novel
Mocca untuk Senja
Lea Effreta Immanuel
Flash
Bronze
Monday Morning
Fidiya Sharadeba
Novel
Di bawah Pohon Pinus
Ati Raah
Novel
Andai Kisah ini Tiba di Mejamu
Serasa Sarasa
Skrip Film
Sinar untuk Genta (Script)
Rika Kurnia
Skrip Film
Karena darah kita sama, Allaniseiza
ryunee samaya
Flash
Kembali
Arwis Pitha
Flash
Bronze
"Tolong, Sembelih Saya!"
Sulistiyo Suparno
Novel
Troublesome
Aycinfzz
Novel
Gold
KKPK Tomboy Girl
Mizan Publishing
Rekomendasi
Cerpen
At The Crossroads of Love
Erdem Emre
Novel
Air Mata Bidadari
Erdem Emre
Cerpen
The Secret of the Forbidden at Villa Van den Berg
Erdem Emre
Flash
Bitter Sweet Surprise
Erdem Emre