Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Drama
Aspal Panjang (3)
1
Suka
2,390
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Pupuk dan racun

Kuncoro dalam lamunannya melihat entah kemana. Tatapan kosongnya dalam kantornya. Bos dan rekan kerja lainnya masih bingung melihat kelakuan kuncoro beberapa hari ini. Kuncoro duduk di meja kerjanya. Hanya termenung. Teman-temannya akan pergi kelapangan. Kuncoro minta izin untuk tidak ikut lagi kelapangan hari ini. Bos memperingatkan bahwa ini adalah hari terakhir dia untuk tidak kelapangan. Setelah semua rekan pergi, kantor menjadi sepi. Lebih satu jam kuncoro hanya diam. Seolah semua hal terjadi bukanlah kenyataan. Namun kuncoro hanya menahan tangisnya. Untung bagi dia yang hanya sendirian saat itu. Kuncoro sudah tidak tahan lagi. tangisnya sejadi-jadinya.

Anak suku asli muncul dari jendela. Kuncor tidak terlalu memperhatikan lagi. kuncoro tidak mempunyai fokus. Apapun yang terjadi di sekitarnya lewat begitu saja. Anak itu pergi ketika sudah berkali-kali mencoba memanggil kuncoro. Kuncoro hanya menoleh sedikit saja dari sudut matanya. Kuncoro diam di tempat duduknya. Kuncoro hanya sendiri lagi. tiba-tiba ada suara orang yang mengetok pintu. Kuncoro diam saja. Orang itu adalah siti. Siti duduk kehadapan kuncoro. Siti menanyakan siapa sebenarnya kuncoro. Mengapa dia sangat sedih saat melihat mayat tersebut. Akhirnya kuncoro mengakui bahwa dirinya adalah rekti. Rekti yang dulu pernah janji akan kembali kepada siti. Kuncoro tahu bahwa jasad tersebut adalah dosmin sahabat dan juga mantan kekasih siti. Siti terkejut dan senang dan sedih, semua perasaannya bercampur aduk tak tentu. Tentu siti tidak menahan rasa rindunya. Lalu siti bertanya mengapa rekti menyembunyikan siapa jati dirinya. Kuncoro menjelaskan bahwa ketika ia menyembunyikan identitasnya karena dia pernah berjanji pada dirinya bahwa ia ingin berubah, menjadi orang lain yang lebih berani seperti ayahnya. Rekti ingin dikenal menjadi priadi yang sangat jauh berbeda dengan rekti yang dulu. Dia tidak akan menggunakan identitas dulunya lagi. Siti pun menjelaskan bahwa dia sudah tidak tinggal dirumah orang tuanya. Rekti tahu hal itu karena dia sering makan di warung siti. Keduanya saling menjelaskan ceritanya masing-masing hingga pada satu titik. Siti bercerita bahwa dia sering ke tempat dimana dulu mereka berpisah. Rekti pun menjawab bahwa dia sering kesana juga. Siti mengajak rekti untuk pergi dari kampung tersebut. Kuncoro dengan berat hati menjawab bahwa dia sekarang akan mencari tahu siapa yang tega melakukan hal keji kepada sahabatnya , dosmin. Siti memang tidak bisa lagi tahan tinggal berpisah dari rekti. Rekti memohon untuk siti bersabar lagi. rekti memohon siti untuk menyimpan rahasia siapa dirinya. Sulit bagi siti mengiyakan permintaan rekti. Rekti berjanji akan segera menyelesaikan semua ini. Mendengar hal itu siti pun ikut.

Mereka berpisah lagi sore itu. Berat langkah siti. Rekti terpaksa memutar otak meyakinkan bahwa rencananya hanya sebentar saja. Siti pulang ke warungnya. Tinggallah rekti sendiri di kantor. Rekannya mulai berdatangan pulang. Kuncoro meminta izin kepada bos untuk melihat rumah yang dijadikan jaminan oleh yun. Bos kaget kenapa tiba-tiba kuncoro berubah. Dengan alasan bahwa memastikan bahwa barang jaminan masih layak, kuncoro pergi. Bos tidak terlalu peduli dengan alasan mengada-ngada kuncoro. Cuman dari pada kuncoro diam saja di kantor, maka kuncoro dizinkan bersama baman. Baman yang merasa capek lalu mengeluh tapi terpaksa ikut juga. Mereka berdua pergi.

Baman membawa motor, kuncoro yang di bonceng memperhatikan sekeliling jalan. Mereka sampai di rumah dosmin. Rumah kosong sekarang akan segera diberi tanda di segel oleh bos kata baman. Setelah melihat sekeliling rumah luar dan dalam kuncoro seperti tidak memenukan yang dia cari. Kuncoro mengajak baman pergi. Mereka singgah sebentar di rumah yun. Mempertegas tentang cicilan yun untuk bulan ini agar tidak macet lagi. di kesempatan itu pula naya menggoda kuncoro. Kuncoro mengiyakan perkataan naya. Naya semakin senang kuncoro menjawabnya. Kuncoro senyum setiap bicara kepada naya. Kuncoro dan baman pulang. Baman bingung bertanya kenapa sekarang kuncoro mau menjawab ucapan naya padahal dulu menolak. Kuncoro hanya diam saja.

Beberapa hari kemudian yun dan naya datang kekantor menaiki sepeda. Mereka akan membayar cicilan mereka. Kuncoro yang melayani mereka. Kuncoro dengan senang hati dan senyum lebar menyambut yun dan naya. Kali ini kuncoro yang lebih dulu yang menyapa mereka. Terkhusus naya, kuncoro seperti seorang yang sangat menunggu kedatangannya. Naya semakin girang. Setelah urusan administrasi selesai, kuncoro meminta izin kepada yun untuk suatu hari mengajak naya kencan. Naya sangat senang memohon agar ibunya mengizinkan. Yun seprti tidak bisa menolak hal itu. Namun dalam hati yun bertanya kenapa tiba-tiba kuncoro berubah.

Malam hari seperti biasa lomo datang ke rumah yun. Lomo datang untuk seolah-olah minta jatah dari yun. Yun menolak sebelum ada motor baru yang dia janjikan. Lomo berusaha merayu, tapi yun teguh hati tidak akan menjawab bila belum ada sepeda motor baru. Lomo seperti dimentahkan saja malam itu. Lomo pergi. Dengan membawa truk yang di biasa dia kendarain menuju malam. sepanjang jalan lomo berpikir cara mendapatkan motor baru. Padahal uangnya sudah tinggal sedikit untuk berfoya-foya, mabuk-mabukan dan bermain wanita. Sisa uang hanya cukup untuk membeli bensin saja pikirnya tidak bakal penuh. Lomo berhenti di sebuah warung. Lomo turun membeli rokok. Lalu datanglah sekelompok anak muda setempat dengan membawa motor. Ada lima orang pemuda dengan mengandarai tiga motor berboncengan. Lomo senyum melihat mereka. Mereka pun membeli rokok dan beberapa minuman. Lalu mereka pergi. Lomo pun langsung naik truknya. Lomo menunggu anak muda tersebut agak jauh lalu menyalakan truknya. Lomo berjalan pelan dalam malam, memastikan jaraknya dibelakang para pemuda itu. Para pemuda berhenti di sebuah simpang. Dua motor dikendarai empat pemuda masuk simpang tersebut. Sisa seorang pemuda mengendarai motornya seorang diri. Pemuda itu melaju dengan motornya seorang diri. Diantara gelap malam, lomo sengaja mematikan lampu truknya. Tiba-tiba lomo menancapkan gas truknya, pemuda yang tidak melihat bahwa dari belakang ada truk pun kaget. Pemuda lepas kendali. Truk menyenggol sedikit ekor motornya, pemuda itu semakin tidak terkendali terlempar jauh masuk parit. Motornya terseret jauh. Lomo menghentikan truk lalu turun. Lomo mencari badan pria tersebut. Pemuda itu minta tolong. Lomo malah menyalakan rokoknya lalu mengatakan tunggu saja nanti ada yang menolong kok. Lomo meninggalkan pemuda itu. Lomo menarik motor yang jatuh lalu mendorong ke arah bak truknya. Lomo sedikit kewalahan menaikkan motor tersebut. Walaupun agak lama, lomo berhasil menaikkan motor tersebut ke bak motornya.

Lomo menancapkan gas truknya setelah beberapa meter lalu menyalakan lampunya. Lomo menuju kerumah seorang yang dia kenal. Bujun, seorang teknisi truk yang biasa menangani truknya bila mogok atau ada masalah. Lomo minta bujun memperbaiki motor yang ada didalam truknya. Bersama bujun mereka menurunkan motor itu. Bujun bertanya dari mana motor tersebut kenapa rusak seprti itu. Lomo tidak menghiraukan dari mana motor itu dan mendesak bujun untuk tidak memberitahu orang lain soal motor itu. Bujun mengerti bahwa ada hal tidak beres soal motor itu. Tapi dia tidak berani melawan. Lomo meninggalkan bujun. Dua hari lagi dia akan jemput motor itu. Bujun pasrah melihat kondisi motor sekarang, bujun ragu bakal selesai dalam waktu yang diminta. Bujun menutup lagi bengkel yang tadi harus tiba-tiba dia buka karena kedatangan lomo.

Hari itu lomo mendapat kerjaan untuk mengantarkan pupuk ke dalam ladang pak dayat. Pak dayat sudah memesan 100 sak pupuk untuk ladang sawitnya di km109. Lomo membawa pupuk atas perintah juragannya. Lomo dalam perjalanannya berhenti di satu tempat. Yaitu bengkel semalam dia menitipka motor yang dia ambil. Bengkel bujun. Bujun tidak yakin besok motor tersebut akan selesai. Bodi motor sebagian suda dibongkar, bujun bilang bahwa mesin tidak masalah hanya beberapa part laing yang rusak seperti rem dan tuasnya beberapa kabel dan lampu. Tapi masalah bodi bagian depan rusak parah. Lomo tidak mau tahu entah bagaimana bujun bisa memperbaikinya harus selesai besok. Lomo lanjut perjalanannya. Lalu dia berhenti lagi. kali ini berhenti di rumah kupo. Kupo seperti mengerti mengapa lomo berhenti disitu. Kupo melihat isi bak truk ada tumpukan sak semen. Kupo mulai naik dengan beberapa alat ditangannya. Kupo mulai membuka karung pupuk itu. Tiap sak pupuk berisi 50kilogram pupuk. Kupo mulai mengambili tiap karung satu sendok. Kira-kira tiap sendok setara rata-rata satu kilogram, lalu menutup lagi. tiap karung yang kehilangan satu kilo gram pupuk tidak akan kelihatan jelas. Itualh yang dikerjakan oleh kupo. Tiap hasil sendoka dimasukkan kedalam karung yang lain. Sudah dapat beberapa karung, kupo membawa karung lain untuk diisi. Hari sudah siang. Kupo berhenti lalu membayarkan beberapa uang kepada lomo. Lomo tertawa dengan uang di tangannya. Total ada tujuh karung didaptkan kupo, tapi dengan yang isi yang berbeda-beda. Karung terikat seadanya di tumpuk belakang rumah kupo.

Lomo melanjutkan perjalanan menuju ladang pak dayat. Semua karung diturunkan. Ada beberapa karung yang diturunkan bocor dan menumpahkan isinya. Pak dayat menyuruh anggotanya untuk berhati-hati. Tapi semakin banyak juga karung yang bocor. Dalam hati lomo kesal kenapa kupo tidak merapikan lagi lubang yang dia bikin. Pak dayat tidak mempertanyakan , hanya menyimpan kecurigaanya. Sore itu semua karung pupuk sudah turun. Lomo membawa lagi truknya keluar ladang diatas jalan tanah yang rusak.

Hari sudah berganti. Lomo membawa truknya menuju rumah bujun. Bujun mebuka pintu yang digedor-gedor . ternyata lomo sudah tidak sabar untuk menjemput motornya. Bujun minta sama lomo untuk menjemput nanti malam saja. Bujun bilang bahwa tinggal memasang bodi saja. Lomo elihat motor memang masih belum terpasang bodinya. Lomo pun sedikit marah yang membuat bujun takut. Lomo melanjutkan kerjanya meniggalkan rumah bujun.

Kuncoro kerja menyempatkan singgah kerumah naya. Ali yang kebetulan hari itu menemani jadwal kuncoro hanya jadi penonton saja. Kuncoro bertanya kapan bisa mengajak naya jalan-jalan. Naya bilang nanti malam pun bisa. Kuncoro pergi bersama ali setelah yakin rencana kencan nanti malam. malam itu kuncoro bersiap-siap. Kuncoro mampir dulu ke tempat siti. Setelah makan lama tempat siti, dia berpesan bahwa mulai saat itu dia ingin siti bersikap seolah untuk tidak kenal lagi antara mereka berdua. Siti kage dan meminta alasannya. Kuncoro tidak menjelaskan maksud tujuanya. Tapi siti ikut saja. Bahkan kuncoro pada malam itu selesai makan lebih cepat dan langsung pergi. Siti belum sempat bertanya sampai kapan mereka harus seprti itu.

Kuncoro sudah sampai dirumah naya . kuncoro mengetok pintu, langsung dibuka naya. Ya naya sudah siap untuk pergi kencan malam itu bersama kuncoro. Mereka berdua pamit. Belum keluar rumah, lomo masuk rumah. lomo datang dengan wajah gembira dan tertawa memanggil semua orang . yun pun terkejut. Yun menyuruh naya dan kuncoro untuk pergi saja. Tapi lomo menahan. Kuncoro menatap wajah lomo , begitu juga sebaliknya. Seperti dua orang yang sudah lama kenal padahal itu hari mereka pertama kali bertemu secara langsung. Lomo minta bantuan anak muda itu. Mereka berdua menurunkan motor dari bak truk. Lomo mendorong motor masuk rumah. lomo ingin merayakan motor baru bersama. Tapi naya yang tak ingin rencana kencanya terganggu mengajak kuncoro pergi. Tinggallah yun dan lomo. Seprti janji yun lomo menagih jatah bila ada motor baru.

Dalam perjalanan kuncoro menanyakan siapa lelaki itu, semua hal di selidiki kuncoro. Apa hubungan mereka dengan lelaki itu. Naya menjelaskan kalau itu adalah ayah kandungnya. Lomo menjanjikan akan membelikan motor dari uang hasil pinjaman koperasi. Banyak hal yang ditanyakan oleh kuncoro hingga membuat naya bosan kenapa bukan tentang dia yang ditanyakan. Kuncoro berdalih agar bisa akrab dengan dirinya dan keluarganya nanti. Mendengar hal itu naya seoalh diberi harapan untuk hubungan yang lebih serius. Melayanglah perasaan naya malam itu. Kencan pertamanya dengan kuncoro.

Setiap malam mereka selalu keluar,begitu juga apalagi lomo juga hampir tiap malam singgah dirumah yun. Semakin besarlah rasa cinta naya kepada kuncoro. Kuncoro setiap bertanya selalu seperti meyelidiki lomo dan semakin penasaran. Kuncoro mengajak kencan lagi. bosan di tempat yang itu-itu saja, naya meminta kuncoro untuk membawa ketempat yang lebih jauh lagi. hingga mereka singgah di sebuah warung makan. Warung makan tempat siti bekerja. Mereka berdua masuk, siti yang melihat kaget. Ibu pemilik warung meminta siti melayani mereka. Siti tidak terima apa yag dilihatnya sekarang. Tapi siti terpaksa harus melayani mereka. Kuncoro memesan makanan biasa dan naya. Kuncoro pamit ke wc. Siti pun masuk ke dapur. Di balik bilik, kuncoro mendekati siti , kuncoro tahu hati siti hancur saat itu. Tapi sitidiam saja menahan tangisya. Kuncoro berbisik, sabar sayang. Selesai makan malam disana. Naya mengatkan makanan yang dihidangkan enak. Usulnya mungkin mereka bisa sering-sering makan disana.

Beberapa kali naya mengajak makan disana lagi kuncoro sering mengusulkan tempat lain. Kadang kuncoro pun terpaksa harus makan disana. Akhirnya kuncoro degan alasan bosan tidak lagi makan disana. Kuncoro mengajak tempat yang lebih jauh lagi. kali ini kuncoro mengajak ke tempat yang lebih jauh lagi.

Lomo menikmati malam-malamnya bersama yun. Yun menikmati hari-harinya dengan motor barunya. Walau awalnya curiga kenapa motor itu memiliki bagian yang rusak dan diperbaiki seadanya beberapa bodi yang pecah hanya d rekatkan kembali dengan lem. Lomo bilang dengan uang diberikan hanya bisa beli motor bekas. Nah motor bekas ini memiliki mesin yang masih bagus hanya penampilannya saja yang kurang. Yun membawa motor keliling kampung seolah pamer supaya tetangga tahu akan motor barunya. Yun bangga dengan motor barunya. Hingga suatu ketika tetangga ada yang menanyakan berapa beli motornya dan berapa pajak. Yun mulai sadar selama ini dia membawa motornya tidak ada satu pun surat-surat. Yun pulang kerumahnya. Sehari itu yun tidak lagi keluar rumah. yun menunggu malam datang. Yun menunggu lomo menjelaskan dari mana motor tersebut. Malam itu lomo tidak datang. Yun duduk sendiri dirumah malam itu menunggu naya pulang kencan. Kuncoro mnegantarkan naya pulang malam itu.

Kuncoro bekerja hari itu seprti biasa. Hari semakin siang, kuncoro makan siang di sebuah warung. Lagi enak-enak menyantap makanannya, lomo memukul pundaknya, hei anak muda makannya santai aja. Sontak kuncoro memuntahkan isi mulutnya. Kuncoro kaget kehadiran lomo. Lomo mengenali kuncoro sebagai orang yang serign kencan dengan naya. Kuncoro memesankan makanan untuk lomo, lomo hanya tertawa. Kuncoro sebenarnya sudah lama menantikan momen untuk bisa bertemu dengan lomo. Dengan segala upaya agar kuncoro mendekati lomo. Lomo menikmati makanan yang terhidang. Lalu mereka memulia percakapan. Lomo penasaran dengan latar belakang kuncoro. Kuncor menjawab sedikit pertanyaan lomo. Kuncoro belum mempersiapkan jawaban yang pas agar identiasnya tidak diketahui. Hampir satu jam, kuncoro terpaksa harus pamit. Lomo menjanjikan akan membawa kuncoro kapan-kapan untuk menikmati malam. kuncoro mengiyakan.

Naya belajar mengendarai motor bersama kuncoro. Malam itu mereka tidak pergi jauh. Hanya di sektiran rumah saja. Naya awalnya tidak bisa membawa motor , perlahan bisa membawa motor. Setelah mahir dengan motor kuncoro. Mereka pulang. Naya mencoba membawa motor ibunya. Yun kaget melihat naya bisa membawa motor. Naya minta disuruh ibunya untuk pergi belanja agar dia bisa membawa motor tersebut. Naya rajin belanja sekarang menggunakan motor. Tapi ibunya menyuruh untk pergi belanja tunggu maghrib saja. Soalnya kalo naik motor bisa cepat sampai. Naya mengiyakan. Naya rajin belanja dengan motor. Ibunya sengaja mengizinkan hanya membawa motor hanya malam hari saja.

Hari belum terlalu gelap, naya mengambil kunci motor dari lemari ibunya. Naya membawa motor tanpa sepengetahuan ibunya. Naya menuju warung siti. Disana dia memesan menu kesukaan kuncoro. Siti yang membungkus pesanannya. Tapi sengaja menambah jumlah cabe hingga bumbu lebih pedas dari biasanya. Siti tahu bahwa itu pasti dibawa untuk kuncoro. Selesai itu, naya membawa makanan itu ke kantor yang juga rumah kuncoro. Naya memberikan bungkusan itu, naya mengaku bahwa itu dia masak sendiri. Kuncoro melihat sekilas menunya mirip dengan yang dia pesan di warung tampat siti. Teman-teman kuncoro yang iri hanya dibawakan khsusus untuk dia. Kuncoro mulai menikmati makanan tersebut. Baru beberapa sendok, muka kuncoro memerah menahan pedas. Kuncoro meminta air minum. Kuncoro mengeluh kepedasan. Naya penasaran menyicipi juga kepedasan. Naya kelepasan akan memarahi penjualnya kaena membuat lebih pedas. Kuncoro mengingatkan lagi kalau dia sendiri yang membuat itu.

Kuncoro singgah di rumah guru toib. Mereka bercerita panjang lebar. Maksud tujuannya ialah kuncoro masih ragu. Tapi kuncoro tidak menjelaskan apa yang akan dilakukannya. Kuncoro hanya butuh petunjuk dalam hatinya yang sangat ingin melakukan sesuatu. Kuncoro menahan lidahnya untuk menjelaskan tujuannya. Guru toib tidak bisa menerka apa yang dimau oleh hati kuncoro. Kuncoro kalut namun juga tak ingin tapi perasaan itu harus dia tuntaskan. Guru toib semakin bingung penjelasan kuncoro. Guru toib hanya berpesan, apapu yang akan dilakukan oleh kuncoro, ialah mempertimbangkan baik buruknya dan terutama apa imbasnya dimasa depannya nanti.

Ayah siti jatuh sakit. Siti mendapat kabar dari seorang laki-laki yang datang ke warungnya. Mungkin saja orang itu adalah salah satu pesuruh ayahnya. Ayah siti meminta siti untuk pulang. Sempat ragu untuk pulang. Namun ibu pemilik warung mengizinkan siti pulang. Siti di nasehati untuk menghormati orang tuanya. Siti pulang saat itu juga. Sesampainya dirumah, siti melihat ayahnya hanya tiduran. Ayah siti terbangun karena kedatangan siti. Ayah siti meminta siti untuk pulang , tinggal lagi bersama. Percakpan panjang yang membuat mereka mengingat lagi alasan kenapa siti pergi dari rumah. percakapan yang hanya membawa suasana rumah semakin tidak ramah. Siti menyudahi dan tidak menjawab lagi pertanyaan ayahnya. Ayahnya semakin gusar. Siti pergi lagi dari rumah. seisi rumah seperti menahan siti tapi percuma hanya mebuat suasana semakin ricuh.

Naya mendatangi warung siti. Naya sudah menunggu siti tapi belum juga muncul. Ibu pemilik warung menanyakan alasan kenapa menunggu siti padahal, ibu itu juga bisa membuat hidangan. Naya menolak. Siti sampai diwarung. Naya langsung meneriaki kenapa membuat masakan pedas yang kemarin. Siti sekilas kaget laungsung ingat makanan yang dia maksud. Siti hanya minta maaf saja. Naya seperti tidak terima. Siti berusaha berulang kali minta maaf tapi tidak ditanggapi naya. Naya mendorong siti hingga jatuh. Tangan siti kena sudut meja. Tangan siti tergores. Naya puas akan luka itu lalu pergi. Siti dibantu ibu untuk berdiri. Ibu membalut luka siti. Siti menahan tangisnya. Ibu meminta siti untuk istirahat. Ibu juga heran kenapa siti kembali saat ayahnya sedang sakit.

Kuncoro main kerumah naya malam itu mau mengajak kencan. Naya malah mengajak kuncoro untuk makan malam dirumah saja. Naya sudah selesai masak. Menu yang mirip dengan biasa mereka makan di warung siti. Kuncoro senang saja. Ternyata makanan itu pahit. Lomo datang juga malam itu. Lomo diajak makan. Lomo pun langsung muntah di sendokan pertama. Lomo tidak selera lagi melihat makanan itu. Naya sedih. Yun membangkitkan semangat naya yag baru pertama kali belajar masak. Lomo mengajak kuncoro untuk makan keluar berdua saja. Ketika yun dan naya minta ikut, lomo menolak. Pintu rumah diketok. Ada orang yang menyampaikan ada pesta pernikahan minggu depan. Perniakahan dua anak ternama. Kedua orang tua diketahui pemilik lahan teebesar di kampung sana. Yun mengarahkan untuk naya pergi bersama kuncoro diacara nikahan itu. Kuncoro mengiyakan.

Lomo dan kuncoro berboncengan menggunakan motor. Lomo mengarahkan kemana , kuncoro mengikuti petunjuknya. Mereka sampai di sebuah warung yang sangat jauh lomo memesan makanan. Kuncoro juga. Lomo duduk bercerita tentang anaknya itu. Lomo bertanya tentang keseriusan mereka. Kuncoro memberi jawaban yang diinginkan oleh lomo. Selesai makan, lomo menyuruh kuncoro menunggu sebentar. Lomo keluar warung. Hampir setengah jam. Lomo kembali lagi. lomo mnegajak kuncoro pulang. lomo mengarahkan jalan lagi tapi beda arah. Kuncoro ikut saja. Itu bukan jalan pulang yang diingat kuncoro. Tapi dia ikut saja. Lomo menyuruh berhenti. Lomo turun. Lomo menyuruh untuk pulang. lomo ada urusan lain lagi malam itu. Kuncoro pulang melewati jalan tanah diantara ladang sawit.

Kuncoro siang itu singgah ke warung siti. Bersama baman mereka masuk. Kuncoro melihat tangan siti di balut perban . siti mendiamkan ketika ditanya kuncoro penyebab itu. Siti masuk lalu membawa makanan pesanan mereka. Siti menarik diri lagi masuk dapur. Ibu menjelaskan kenapa tanganya bisa luka. Mendengar itu , kuncoro marah. Kuncoro mengejar siti di dapur. Kuncoro memastikan bahwa mereka akan tidak akan mengalami lagi kejadian tersebut. Kuncoro memeluk siti. Ada sosok yang mengintip mereka. Buakan baman bukan ibu, orang lain.

Sabtu malam itu kuncoro sudah membawa motornya menuju kerumah naya. Dengan penuh perhitungan, kuncoro sampai dirumah naya. Baru saja mereka akan pamit. Tiba-tiba lomo datang. Lomo menahan mereka untuk tidak pergi malam itu . lomo panjang bercerita bahakan hal-hal yang tidak mengerti kuncoro, yun maupun naya. Tak terasa sudah larut malam, kuncoro hanya pura-pura segan menghormati lomo untuk tidak jadi keluar malam itu bersama naya. Naya semakin jutek melihat lomo dan juga kuncoro. Lomo mengajak lagi kuncoro keluar malam itu dengan alasan minta diantarkan pulang.

Lomo mengarahkan lagi jalan yang dia mau. Kuncoro mengikuti. Jalan berlubang. Lomo menahan badannya dengan megang pinggang kuncoro. Mereka terus melaju. Lomo sempat bercerita dia dulu pernah mencuri kambing milik seorang pertenak. Tapi karena kelihaiannya, bukan dia yang ditangkap tapi orang lain. Kuncoro kaget. Kuncoro ingat betul itu adalah peristiwa yag menimpa dia dulu. Lomo berasil kabur karena anggotanya menuduh orang lain pencurinya. Dan semua orang di sana percaya. Kuncoro melihat di antara pohon sawit ada truk. Motor diminta diberhentikan depan truk. Iya itu truk lomo. Dengan alasan akan mengambil suatu barang lomo naik keatas truk. Lomo bercerita bahwa dia tahu siapa kuncoro adalah rekti.

Kuncoro kaget, juga memegang pinggangnya.ternyata pisau yang sudah dia simpan untuk melukai naya tidak ada lagi. awalnya dia malam itu pun akan membalas luka tanan siti dengan pisau itu. Tapi lomo menunjukkan bahaw dia memegang pisau itu. Kuncoro melompat mengejar lomo. Lomo menghindar. Kuncoro memukul jatuh lomo. Beberapa kali pukulan berhasil dilayangkan. Lomo juga bisa menagkis lalu lari lagi. dalam gelap ladang sawit sangat sulit melihat. Lomo berteriak bahwa dia tahu dia juga sahabat dosmin. Dalam gelap malam kuncoro berhasil menemukan sumber suara lomo. Lomo melawan. Tapi tenaga muda kuncoro lumayan membuat lomo kewalahan. Pisau berhasil diraih kembali kuncoro akan menancapkan pisau itu ketubuh lomo. Lomo menendang kuncoro. Pisau terlempar hilang. Lomo kabur, kuncoro mengejar. Lomo dipukul dari belakang. Lomo jatuh. Badan lomo ditarik kuncoro kehadapan truk. Lomo sudah tidak berdaya. Kuncoro mengambil tojok yang terselip di samping bak truk. Lomo tertawa. Dia ingat ketika lomo juga menggunakan tojok yang sama untuk menusuk dada dosmin. Kuncoro semakin mengamuk berteriak. Tojok diangkat, tinggal menghantam tepat ditengah dada lomo. Lomo pasrah. Kuncoro tidak kuat lagi meluapkan emosinya menghantam tojok. Tojok menusuk disamping badan lomo. Lomo pun tahu dia dan siti masih pacaran. Kuncoro langsung mencoba untuk langsung pergi. Yang mencoba berdiri mengambil tojok yang tertancap ditanah. Baru saja mau akan melempar, anak suku asli melempar batu ke kepala lomo. Lomo jatuh pingsan.

Kuncoro menaiki motornya melaju sekencang mungkin. Kuncoro menuju rumah warung siti. Siti jemput. Siti masih ada dirumah. Siti dijemput. Siti menta penjelasan apa yang terjadi hingga tampilannya kotor penuh tanah. Kuncoro tidak punya waktu banyak. Kuncoro langsung membawa siti ke kantor kuncoro. Malam itu mereka menginap disana. Kuncoro menjelaskan semua hal. Siti mulai paham. Siti meminta untuk tidak lagi berurusan dengan mereka. Kuncoro hanya minta akan menyelesaikan satu hal saja. Tapi kuncoro lagi-lagi tidak menjelaskan apa yang ingin dialakukan.

Kuncoro bangun minggu pagi itu. Kuncoro meminta teman-temannya semua untuk menjaga siti. Siti ditinggal. Siti merasa tidak nyaman tetapi kuncoro memaksa akan pergi. Kuncoro pergi menuju rumah naya. Didepan dia memastikan lomo belum datang. Naya yang melihat kuncoro didepan langsung menyambut kedatangan kuncoro. Merlihat respon naya seperti itu lalu yun pun bertanya kemana mereka semalam, kuncoro yakin kalau lomo belum datang. Naya meminta waktu untuk bersiap-siap pergi ke acara nikahan. Kuncoro gelisah naya seperti lama

Lomo membuka pintu. Lomo berteriak, yun keluar dari kamar. Lomo bertanya diman naya, yun menjelsakan bahwa naya dan kuncoro baru saja pergi.mereka ke acara kondangan pernikahan. Lomo emosi. Yun meredakan sambil bertanya dengan penampilannya yang kacau. Lomo tidak menjawab. Yun mnegajak lomo ke acara ersebut juga. Lomo setuju. Setelah mereka bersiap-siap mereka pergi dengan motor yun.

Di acar kondangan naya bertanya dengan keseriusan kuncoro. Pada kesempatan itu kuncoro malah menjawab akan meninggalkan naya. Kuncoro tidak menjawab. Naya memukul kuncoro sekuat-kuatnya. Kuncoro menahan tangan naya. Pas tangan kanan nya kuncoro mengingat bekas luka di tangan siti. Ingin rasanya kuncoro memcahkan gelas yang dia pegang untuk menggores tangan naya. Atau mendorong naya hingga tangannya terluka. Tapi kuncoro sadar hal itu akan memperburuk keadaan saja. Naya menangis sejadi-jadinya, lalu kuncoro meninggalkan naya. Tangisan naya menjadi perhatian semua orang yang ada dipesta tersebut. Kuncoro menarik motornya lalu pergi meninggalkan lokasi tersebut.

Ditangah jalan dari kejauhan motor kuncoro melaju kencang, dari arah berlawanan lomo membonceng yun. Lomo memperhatikan bahwa didepannya tepat adalah kuncoro. Lomo mengarahkan motornya ke hadapan kuncoro. Kuncoro sadar itu lomo yang mendekati didepannya. Yun berteriak untuk tidak menabrak. Lomo mempertahankan arahnya ke kuncoro. Keduanya melaju kencang. Bhaam!! Kuncoro mendadak menghindar hingga motornya terseret jauh di atas aspal. Badannya berguling-guling.

Lomo tetap melanjutakan jalannya setelah melihat di kaca spion bahwa kuncoro jatuh. Lomo tertawa. Yun berteriak histeris menoleh kebelakang, memastikan bahwa kuncoro memang tidak ada berdiri ataupun bergerak. Lomo sampai di lokasi pesta pernikahan. Lomo memarkirkan motornya. Para pemuda yang duduk bergerombolan di sudut pestamelihat kedatangan lomo. Salah satu dari mereka yang pincang mendekati motor yang baru parkir lomo. Tangan kirinya dalam perban dan di ikat. Lalu pemuda itu pergi mnegikuti lomo dari kejauhan.

Yun mendapati naya yang menangis, semua yang disana ibu-ibu mencoba untuk menenangkan naya. Yun bertanya kenapa naya menangis, ada yang mejawab karena ditinggal pasangannya. Yang lain ikut memanas-manasi suasana. Yun memeluk naya. Lomo melihat dan bertanya. Lomo mengerti, lomo bilang naya bisa dapat cowok lain. Yun mengerti maksud lomo tapi tidak dengan naya. Naya hanya ingin kuncoro.

Pemuda pincang itu keluar dari sebuah gudang lalu masuk dapur. Beberapa saat kemudian keluar membawa minuman. Pemuda itu menyelinap menaruh minuman itu di meja dekat lomo. Lomo masih meyakinkan naya untuk tidak lagi mencari kuncoro. Lomo pun haus lalu minum dari gelas itu. Minuma dengan rasa aneh tapi sepertinya lomo suka hampir menghabiskan. Teringat dari tadi pagi dia bangun belum makan apapun. Beberapa saat setelah lomo minum, tubuhnya terasa panas, dan berkeringat, lomo bertahan namun lama-lama tidak kuat lagi dan terkapar ditanah. Yun terkejut, naya juga semua orang takut melihat lomo menggelepar di tanah seperti ikan keluar dari air kolam. Pengunjung histeris keluar berhamburan. Yun minta tolong bantuan, naya juga. Pemuda pincang itu naik motor yun sambil menyalakan rokoknya , berucap tenang saja nanti ada yang nolong kok.

Kuncoro mengangkat badanya berdiri sendiri dari antara aspal dn rerumputan. Kepalanya berdarah. Dengan sisa tenaga menoleh kanan kiri mencari posisi motornya. Kuncoro melangkah pelan menuju motornya. Motor tergeletak belasan meter dari posisi dia jatuh. Kuncoro berjalan di bawah terik matahari. Kuncoro mendirikan motornya, mencobanya melayakan lagi. setelah beberpakali sela motor menyala. Kuncoro melaju di aspal menuju rumahnya, siti.

Tamat.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Kita di Masa Depan
Mahestha Rastha Andaara
Cerpen
Aspal Panjang (3)
Raja Alam Semesta
Novel
ALFIRAZ
Marlia Nurulsy
Novel
Bujang Rantau
Muhammad irata
Novel
Darkpunzel
Art Fadilah
Novel
Cinta dan Perbedaan
Dhesita Elsalina
Novel
Logay.
Hanari Nisywa
Novel
Lakon
Putriyani Hamballah
Novel
Untuk Kamu
Sucayono
Novel
GADIS BULAN
Teguh D. Satrio
Skrip Film
Gue Anak IPA
Gading A
Flash
Gentong Berkarat
Mayhtt
Novel
Aku Impoten
aas asmelia
Novel
I am July
Anakbarunulis
Novel
Bronze
Incredible
Lia indah farchah
Rekomendasi
Cerpen
Aspal Panjang (3)
Raja Alam Semesta
Cerpen
Jangan malu, Putri!
Raja Alam Semesta
Cerpen
yang pahit terlalu manis
Raja Alam Semesta
Flash
satan's care
Raja Alam Semesta
Skrip Film
REMEMBER YOU CAROUSELLY
Raja Alam Semesta
Flash
neraka ditelapak kaki siapa?
Raja Alam Semesta
Cerpen
janin perawan terakhir
Raja Alam Semesta
Cerpen
Bronze
Aspal Panjang (2)
Raja Alam Semesta
Cerpen
Aspal Panjang (1)
Raja Alam Semesta
Cerpen
Bronze
instalasi hati 25%
Raja Alam Semesta
Cerpen
bocil stunting
Raja Alam Semesta
Flash
GAUN TERINDAH SEPANJANG MASA
Raja Alam Semesta
Flash
teman teman
Raja Alam Semesta