Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
~• AWAL DARI SEGALANYA•~
Pertemuan yang kebetulan adalah seleksi paling jujur dari semesta untuk saling mengenal dan jatuh cinta.
..
Hari senin dan matimatian. Eh, salah, hari senin dan matematika. Hari dan mata pelajaran paling dihindari oleh hampir seluruh siswa. Baru saja mereka selesai dengan kewajiban upacara bendera setiap hari senin, tanpa spasi kemudian langsung diberi suguhan matematikan pada jam pertama.
"NAYLA."
Panggilan bernada ringan yang sangat familiar di sepasang telinganya itu sontak membuat seorang perempuan berseragam putih abu yang mengenakan kacamata pink itu menoleh ke belakang.
"Kenapa? mau minta jawaban lu?" Tanya nya.
"OMG ENGGA KELES! MENTANG-MENTANG GUE SUKA NYONTEK DI LU YA!" Jawab teman nya.
"Terus kenapaa?" Tanya nayla
"Lo tau ga sih ada anak baru anjir cowok."
"Yaelah itumah udah tau dari tadi gue" Balas Nayla.
"Eh anak baru masuk ke kelas kita!"
"Sumpah cakep tau si anak baru itu."
"Giliran liat cowok cakep aja cepet lu!" Balas nayla.
"EH ADA GURU WOY ADA GURU" Teriak salah satu murid kelasnya.
"Baik selamat pagi anak-anak" ucap bu anik.
"Pagi bu." Serentak semua murid menjawab.
"Hari ini kita kedatangan murid baru, kemari masuk nak." Ucap bu anik sembari menyuruh seorang pria Yang tengah berdiri di balik pintu kelas tersebut.
"Halo semua, kenalin gue Nouval afrizal." Ucapnya singkat.
"Dih sok cool banget, lagak nya kaya jagoan!" Cibir nayla sembari memutar bola mata malas.
"Nouval kamu bisa duduk di bangku belakang ya, ibu harap kalian bisa berteman dengan baik." Ucap bu anik.
••
Bel istirahat pun berbunyi, para murid berhamburan menuju kantin untuk makan siang, ada juga yang menuju perpustakaan untuk membaca buku-buku. Kini nayla dan ke enam temanya berjalan menuju kantin.
"Pindahan dari mana sih anak baru itu?" Tanya nayla.
"KENAPA? LO SUKA NAY? CIEEE" Ledek teman-teman nya.
"Gue? suka sama anak baru itu? ga dulu deh"
"Awas lo nelen ludah sendiri." Ucap teman nya.
"GA AKAN PERNAH!"
••
Bel pulang pun berbunyi, kini seluruh murid berhamburan keluar kelas. Nayla pun kini sedang berjalan di Koridor sekolah dan menuju ke parkiran.
Brakkkkkkkk!!
"MAMAHHH, WHERE ARE YOU"
"KAKAKK UDAH PULANG MAHH." Suara gebrakan pintu disertai dengan teriakan itu memenuhi se isi ruangan.
"Kak, pelan-pelan bisa nggak? telinga mamah panas denger kamu teriak-teriak terus!" Ucap wanita dewasa yang kini tengah menyiapkan makanan di meja makan.
"Iya maaf mah, oiya mah kakak ada cerita baru tau."
"Cerita apa, sayang?" Tanya ibu nya.
"Tadi di sekolah kakak ada murid baru tau mah, cowok, kalo di liat dari perawakan nya sih ngeselin mah." Kata nayla.
"Hm, jangan ngeliat orang dari cover nya sayang, mungkin aja dia anak nya baik? kamu nih kebiasaan banget, julidin orang terus kerjaan nya." Ucap Ibu nya.
"Ihs mamah kok jadi ngebela dia sih mah, tau ah ngeselin!"
Wanita dewasa itu kini menghela nafas kasar, ia sangat tahu sekali dengan sifat putri kesayangannya. Yah memang bisa di bilang masih labil.
"Udah-udah ah ayok makan dulu kak." Ajak ibu nya.
••
Kini jam menunjukkan pukul 12 malam, gadis mungil yang sedari tadi tengah menonton drakor 'DEAR M' itu kini beranjak menuju kasur nya.
"Huaaa kebiasaan kan susah tidur." Rengek nya.
"Ayok dong mata tolong kerjasama nya, kalo gini terus bisa-bisa gue kesiangan bangun nya."
~•SEMESTA YANG TAK BERPENGHUNI•~
Jam menunjukkan pukul 6.00 pagi, gadis yang mengenakan piama pink pastel itu masih terlelap dalam tidur nya. Nah kan, Kesiangan.
"KAKAKK, AYOK BANGUN SUDAH JAM BERAPA INI!" Teriak sang ibu dari luar.
"Iya-iya."
Gadis itu mengerjapkan mata nya, melihat jam sudah menunjukkan pukul 6.05 ia langsung ber lari menuju kamar mandi.
"Tuh kan arghhh kesiangan." Gerutu nayla.
"Mah, kakak berangkat dulu yaa, nanti gampang makan di kantin aja." Pamit nya.
"Iya sayang nya mamah, Hati-hati ya!"
••
Setiba nya di sekolah, dengan langkah yang tergesa- gesa perempuan berseragam putih biru dengan kacamata pink nya itu bergegas menuju ke kelas nya, karena jam sudah menunjukkan pukul 06,50.
"Huh yaampun capekk banget." Gumam nya.
"Tarik napas, minum dulu nay." Ujar teman nya.
"Tumben banget lo berangkat siang."
"Gue kesiangan." Kata Nayla. Nayla melihat sekeliling kelasnya, ia merasa ada yang aneh. Tapi, apa yang aneh?
"Kok dia ga ada? apa ga berangkat ya?" Batin nya.
"Ye kenapa lu bengong nay?" Tanya teman nya.
"Anak baru itu ga berangkat ya? kenapa? aneh banget masa baru pertama masuk udah ngga berangkat." Ucap nayla.
"Kenapa ga lo chat aja? tanyain langsung deh."
"Dih ogah ah!" Kata Nayla.
"Yaelah lo juga sekretaris nay biar tau keterangan dia apa kelessss." Kata Febi.
Nayla memutar bola mata nya malas, "Ck yaudah iya gue coba tanyain deh."
Nala: knp lo ga berangkat?
Nvlafrzl: Siapa?
Nala: gue nay, cepetan keterangan
lo apa?!
mau gue absen tau ga?
Nvlafrzl: Oh, gua sakit.
"Gimana? udah di bales nay?"
Tanya febi.
"Hm feb, sakit katanya."
"Oh sakit, muka lo kusut amat dah kaya baju belum di setrika. Kenapa si lo?" Tanya febi.
"Gapapa feb, mood gue lagi jelek aja." Kata nayla.
"DORRR"
"Ihs puji lo ngagetin aja sih." Gerutu nayla.
"Hahahaha sorry elah, abis nya lu diem mulu nay." Ucap fuji.
"Kenapa lu? kangen sama anak baru?" Tanya fuji.
"IH APASIH JI, OGAH BANGET." Teriak nayla.
"Yeee yang bener? gapapa keles bilang aja, lagian si nouval temen gue waktu kecil nay."
"Hah masa sih ji? plot twist banget dah." kata nayla.
"Serius, kalo lo mau sama dia gue bisa bantu." Ucap fuji.
"Tuh mulai, gamau guue pacaran sama dia, tampangnya ngeselin gitu."
"Emang sih anak nya ngeselin setengah mampus nay, tapi satu hal yang harus lo tau, nouval tuh baik banget sumpah, luar nya doang emang begitu tapi dalem nya beuh, kalo udah kenal dia lebih deket nanti lu bakalan speechless sendiri nay." Ujar fuji.
"Iya gitu? ah udah lah ngapain jadi bahas dia sih." Kata nayla.
••
Bel pulang berbunyi, semua murid berhamburan keluar kelas nya masing-masing. Ada yang menuju ke parkiran, ada juga yang menuju ke halte untuk menaiki kendaraan umum.
"NAYLAA!!"
Cewek yang memiliki tinggi badan 154cm itu langsung menoleh cepat. Ia terpaksa menghentikan langkah kaki nya. Putri langsung berlari menghampiri nya, wajah sahabat nya itu langsung berseri-seri.
"Lo tau nggak nay? gue ada cerita baru!" Kata nya.
"Cerita apa emang? asal jangan yang zonk-zonk ya." Kata nayla. Kini 2 cewek yang memiliki tinggi badan yang tak jauh beda itu tengah berjalan di Koridor sekolah yang sudah sepi.
"Gue balikan nay." Ucap sahabatnya dengan riang gembira.
Pernyataan sahabat nya itu sontak membuat nayla terkejut, "HAH BALIKAN? SAMA SI NANDO?"
"Terserah elo deh, gue gamau nasehatin lagi ya kalo sampe lo sakit hati gara-gara tu cowok lagi!" Cibir nayla sembari memutat bola mata malas.
"Ihs lu mah gitu, ye bilang aja lo iri kan?maka nya cepet punya pacar deh nay, lu tuh Jones tau gak? JOMBLO NGENES." Ucap putri yang kini tengah manahan tawa nya.
"Lagian ya nay ga ada salah nya lu buka hati buat cowok lagi." Lanjut nya.
Nayla berdecak kesal, sahabat nya itu selalu saja menyuruh nya mencari pacar. Apa salah nya kalau jomblo? jomblo nggak se ngebosenin itu padahal.
"Berisik lo, suka-suka gue keles mau punya pacar atau nggak, gue belum mau aja put." Kata Nayla.
"DASAR JONES!" Ucap putri sambil mencubit lengan nayla.
"Auhs sakitt put, ngeselin banget si lo." Gerutu nayla, ia kini berjalan mendahului sahabatnya itu.
"NAYY, IHS KOK GUE DI TINGGAL SIH."
Nayla menghela nafas kasar, cobaan apa lagi ini ya tuhan? sepertinya nayla harus memiliki stok sabar yang banyak untuk menghadapi sahabat nya itu.
"Abisnya lo ngomong mulu, udah ah ayok pulang." Kata nayla.
~•ORDE LEBIH DEKAT•~
Kegaduhan di lapangan besar SMANDA terjadi. Hari kamis dimana rombongan siswa MIPA 2 kini tengah bersiap untuk melakukan pemanasan.
"Robert, Nouval, Reno, Adit, kalian berempat bisa diam tidak?" Kata pak roni—Guru mata pelajaran olahraga di SMANDA.
Ke empat laki-laki itu sontak berhenti bergurau karena telah mendapatkan teguran dari guru Killer tadi. Yah, lagian sudah tau pak roni salah satu guru Killer yang di takuti oleh murid di SMANDA, terkecuali ke empat lelaki tadi.
"Iya pak maaf." Serentak keempat laki-laki yang tengah berdiri dan mengenakan seragam olahraga itu menjawab.
"Baik anak-anak sekarang agendanya bermain bola basket, jadi saya akan membagi 2 kelompok, dimana setiap anggota kelompoknya berisikan lelaki dan perempuan." Jelas pak Roni.
"Kelompok pertama, Abiyan, devan, raja, raiyan, sindy, melodi, septian, putri, Nanda, Adit, kirana. Kelompok ke dua, Reno, Nouval, Alaska, Robert, Fuji, Nayla, kyan, Febi, Clara, Jovan, Alisa, Reyhan."
"Silahkan berkumpul dengan anggota kelompoknya masing-masing." Perintah pak roni.
"AAAA KITA SATU KELOMPOKK!" Ucap Nayla girang ketika mengetahui dirinya satu kelompok dengan ke 2 sahabat nya. Ya walaupun terpisah dengan Nanda, Kirana, dan putri setidaknya ia masih satu kelompok bersama Fuji dan Febi.
Ketiga gadis itu saling memeluk satu sama lain, semua mata tertuju pada ketiga gadis tersebut. Iya emang lebay, tapi hal tersebut sudah biasa bagi Nayla dan para sahabatnya.
"Nayla, Fuji, Febi! kalian ini drama melulu. Cepat berkumpul dan mulai pemanasan." Kata pak roni.
"Iya iya Pak, sabar sedikit napa." Gerutu Fuji kesal.
"LEMPAR KE GUE BOLA NYA." Suara teriakan lantang itu memenuhi lapangan bola basket.
"Nih nay tangkep." Sahut Clara, yang kini tengah melemparkan bola basket ke arah Nayla.
BUGHHH!!
"Awshh sakitt."
Semua mata tertuju pada suata rintihan gadis kecil yang memiliki tinggi badan 154cm itu.
"NAYYY!" Teriak ke lima sahabatnya panik, mereka pun kini menghampiri gadis kecil yang ter kapar lemas di samping ring basket berwarna hijau itu.
"Sorry, gue nggak sengaja nay." Ucap Nouval panik—Ia tidak sengaja menabrak nayla saat ingin merebut bola basket yang dilempar Clara tadi.
"Eh lu hati-hati dong, rese banget sih jadi cowok!" Omel fuji kepada Nouval.
Nouval menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal itu. Ia tahu sepertinya ia akan habis oleh ke lima perempuan yang kini berada di hadapan nya itu.
"Bagian mana yang sakit nay? ayok ke uks." Kata putri khawatir.
"Nggak perlu put, gue cuman sakit sedikit tangan nya." Jawab nayla.
"Ayok lo harus istirahat, duduk aja dulu ya." Pintah Fuji. Ia menggandeng tangan sahabatnya itu untuk duduk dan beristirahat di kursi panjang yang ada di samping lapangan tersebut.
Dengan langkah kaki yang besar, Nouval menghampiri nayla yang kini sedang duduk di kursi bersama ke lima sahabatnya. Untuk apa?—
Nouval mengulurkan tangan dan memberikan botol air mineral kepada nayla. "Nih minum."
"Nggak usah gue gak haus, makasih." Tolak Nayla.
Nouval menghela nafasnya kasar, "ni cewek marah sama gue kali ya?" Batin nya.
"Nama nya lo gak ngehargain pemberian gue, nay." Ucap nouval.
Nayla berdecak kesal, ia terpaksa menerima air minum yang diberikan oleh laki-laki itu. "Iya-iya, makasih."
Nouval tersenyum tipis. "Sekali lagi gue minta maaf soal tadi, gue beneran gak sengaja." kata Nouval.
Nayla mengangguk, meng-iyakan permintaan maaf dari laki-laki yang ada di hadapannya itu.
••
"Tunggu." Suara itu sontak membuat perempuan yang tengah berjalan menuruni tangga itu pun berhenti dan menoleh.
Nayla terkejut, kenapa ia harus bertemu lagi dengan cowok rese itu?
"Ngomong ke gue?" Tanya nayla sembari menunjuk diri nya.
Laki-laki itu mendengus kesal dengan pertanyaan perempuan di hadapan nya. "Terus gue ngomong sama siapa kalo bukan sama lo? sama setan?" Tegas nya.
"Yaudah dong biasa aja gak usah ngegas gitu!" Kata Nayla, kesal.
"Eh minion lo duluan yang buat gue kesel."— Hah, Minion?
Nayla membulatkan mata nya, ia berdecih ketika mendengar laki-laki itu menyebut diri nya dengan sebutan Minion. Bagi nouval ia tidak salah menyebut perempuan di hadapannya itu dengan sebutan Minion, Karena perempuan di hadapannya hanya memiliki tinggi se bahu-nya nya saja.
"MAKSUD LO APA?" Tanya Nayla dengan nada kesal.
"Sabar dong sabar bro jangan ngegas."
"Ihs udah cepetan deh, ada urusan apa lagi lo sama gue?" Kata Nayla—ia sangat penasaran mengapa laki-laki itu memberhentikan nya yang hendak menuju halte.
"Pulang bareng gue yuk, Nay." Ajak Nouval.
"Gamau."
Nouval mendengus kesal, ingin rasanya ia mencubit pipi gadis yang ada di depan nya itu. "Ck sekalian beli perlengkapan untuk tugas kelompok seni besok nay, lo lupa?"
Pernyataan itu sontak membuat Nayla terkejut, bagaimana bisa ia melupakan tugas seni yang di berikan oleh Bu retno 2 jam yang lalu.
"Yaampun, gue lupa." kata Nayla sembari menepuk jidat nya.
"Dasar pikun."
"Jadi gimana? mau nerima tawaran gue nggak?" Kata nouval, dengan posisi menyilangkan tangan nya di depan dada dan bersandar di tembok.
"Nunggu jawaban dari lo lama, sekarang lo pulang bareng gue." Putus Nouval—Ia tahu menunggu jawaban dari perempuan mungil di depan nya itu memerlukan beberapa waktu, sedangkan hari sudah mulai redup. Sepertinya akan turun hujan.
Nouval menarik tangan Nayla untuk menuruni tangga dan menuju ke parkiran. "Eh eh eh lepasin gue, sakit tau!" Protes Nayla.
"Abis nya lo kelamaan mikir, lo liat nggak udah mendung? nanti yang ada kita kehujanan." Jelas Nouval. Kini ia tengah mengenakan helm Full face dan bersiap menaiki motor nya.
Laki-laki yang kini berada di atas motor nya itu berdecak kesal ketika melihat perempuan yang bersamanya sedari tadi masih saja belum naik ke atas motor nya. "Yaelah lama lagi kan, cepetan naik nay."
"I-iya berisik lu nggak sabaran banget dasar!" Oceh Nayla—kini ia telah menaiki motor laki-laki tersebut dan duduk dengan posisi di belakangnya.
"Pegangan, gue mau ngebut." Kata Nouval.
"Jang—" belum sempat Nayla menyelesaikan perkataannya laki-laki dihadapannya itu sudah lebih dahulu menancapkan gas.
"VAL JANGAN NGEBUT GINI, GUE TAKUT JATOH!" Teriak Nayla, sambil memukul punggung Nouval.
"Gue bilang juga apa, pegangan gue nayla." Jawab nouval kesal. Sepertinya ia naik darah kalau berlama-lama dengan perempuan yang ada dibelakangnya itu.
Suasana kini mulai hening, hanya ada suara lalu lalang kendaran di jalan saja. Keduanya saling terdiam.
"Lo mau makan dulu nggak?" Tanya Nouval.
"Gausah, gue gak laper."
KRYUKK~KRYUKKK
Suara apa itu? sepertinya suara perut perempuan yang barusan mengatakan kalau dirinya tidak lapar.
Nayla mengumpat dalam hati nya, "Mampus malu banget gue kalo nouval tau, semoga dia ngga denger suara perut gue."
Nouval menghentikan motor nya di depan warung bubur yang ada di pinggir jalan itu.
"Turun, makan dulu gue tau lo tuh laper." Ucap nouval menyuruh Nayla turun dari motor nya.
"Gu—"
"Nggak usah banyak alesan, gue tau lo laper, udah ayok sini." Tanpa aba-aba nouval menarik pergelangan tangan gadis itu, Lagi.
"Lo mau pedes atau nggak?" Tanya nouval kepada Nayla yang kini tengah duduk di sebelahnya.
"Enggak, jangan dikasih daun bawang juga ya, val." Jawab Nayla.
"Iya."
"Mang bubur kering nya 2, satu pedas, satu nya jangan pedas ya Mang jangan dikasih daun bawang juga, di makan disini ya mang." Ucap Nouval yang kini tengah memesan bubur untuk dirinya dan perempuan yang ada di sampingnya.
"Siap den."
Suasana mulai kembali hening, kini kedua remaja itu sibuk dengan ponselnya masing-masing.
"Ini den, bubur nya sudah siap." Kata penjual bubur sambil manaruh dua bubur itu ke atas meja tersebut.
"Ah iya terimakasih ya mang." Ucap Nayla dengan menampilkan senyum tipis dari bibir nya itu.
"Makan yang habis, biar perut lo nggak keroncongan." Kata Nouval yang tengah mengaduk bubur di hadapan nya itu.
Nayla hanya mengangguk. Kedua nya kini tengah menyantap bubur yang dipesan beberapa menit yang lalu.
"Udah? yok." Tanya Nouval.
"Iya udah, nih uang bubur tadi gue ganti." Kata Nayla sambil menyodorkan uang ke arah Nouval.
"Gak usah, uang nya lo simpen aja." Ucap Nouval.
"Gue nggak en—"
"Udah deh gausah nggak enakan segala, santai aja sama gue mah." Jelas Nouval.
"Ini sekarang mau beli peralatan melukis nya dimana?" Tanya Nouval.
"Em dimana kalau di toko yang dekat lampu merah aja? setau gue di situ komplit val." Jawab Nayla.
"Yaudah ayok, buruan naik nanti keburu hujan." Pintah nya.
Kini kedua remaja itu menuju sebuah toko yang berada di dekat lampu merah untuk membeli beberapa peralatan melukis. Hari semakin redup, awan mendung kini menyelimuti cirebon.
"YAHH HUJANN VAL." kata Nayla.
"Pegangan, gue mau ngebut nay." Nayla meng iyakan perintah laki-laki itu. Hujan terus mengejar kedua nya.
Nouval menghentikan motornya di sebuah mini market untuk mereka berteduh. Nouval mengambil hoodie yang ada di dalam tas nya lalu ia berikan kepada gadis mungil yang ada disampingnya itu. "Nih pakek, baju lo basah nanti masuk angin."
"Gak usah, lu aja yang make val." Tolak nayla.
"Lo bener-bener ngeselin ya? nggak liat baju lo udah basah banget begitu?" Kata Nouval—Ia langsung memakai kan hoodie nya kepada gadis disamping nya itu.
"Yah, hujan nya nambah besar, gimana dong?" Tanya nayla.
"Kalo sampe jam 5 sore nggak reda juga mending pulang aja, nanti gampang malem gue cariin peralatan nya." Kata nouval.
Nayla mengangguk, keadaan mulai terasa sunyi kembali. Tidak ada yang memulai obrolan lagi diantara kedua nya. Jam kini sudah menunjukkan pukul 04.50 sore, tapi hujan tak kunjung reda.
"Pulang sekarang atau nunggu reda? gue nggak bawa jas hujan, nay." Kata nouval.
"Em pulang sekarang aja nanti mamah gue nyariin val, tapi lu beneran gak papa nganterin gue pulang ke hujanan?" Kata Nayla, sambil menanyakan hal tersebut kepada lelaki yang tengah duduk di hadapan nya. Ia merasa sangat tidak enakan kepada Nouval.
"Ya gak papa lah, gue seneng hujan-hujanan." Jawab Nouval dengan semangat.
"Serius?" Tanya Nayla, untuk meyakinkan jawaban dari laki-laki yang ada di hadapan nya itu.
"Iya serius nay, yaudah yok let's go." Kata Nouval—Laki-laki itu nampak riang gembira. Ah memang Nouval suka sekali dengan hujan, tapi kalian harus tau kalau Nouval takut petir.
Kini nayla dan Nouval tengah menerobos derasnya hujan. Keduanya saling bertukar cerita dan tertawa. Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 05.30, Kini mereka berdua telah sampai di rumah nayla.
"Val ayok masuk dulu aja, gue buatin teh anget biar lo nggak kedinginan." Kata nayla.
"Gak usah nay, gue langsung cabut aja gak papa kok." Jawab Nouval yang masih berada di atas motornya.
"Maafin gue val, gue ngerepotin lo." Ucap nayla.
"Udah deh nay santai aja, yaudah gue cabut dulu ya." Balas Nouval.
"Take care val, jangan ngebut." Kata nayla.
Nouval melambaikan tangan ke arah nayla. Kini suasana semakin hening, nayla memasuki rumah nya yang tidak ada satu orang pun di dalam nya.
Setelah selesai membersihkan diri, nayla kini tengah berbaring di kasur nya sambil memainkan handphone nya.
"Gue jadi nggak enakan banget sama Nouval, dia udah sampai rumah belum ya?" Gumam nayla, nampaknya ia sangat khawatir dengan laki-laki yang telah mengantarkan nya pulang tadi.
"Apa gue chat aja ya? sekalian bilang makasih juga."
"Ah yaudah deh gue chat aja." Kata nayla.
Nala: Val, lo udah dateng di rumah blm?
Nvlafrzl: Udah kok gue udh di rmh nay.
Sorry ya gue baru bales, baru kelar mandi gue.
Nala: Syukur deh, em gue minta maaf udah ngerepotin lo val.
Nvlafrzl: Santai aja, lo nggak ngerepotin gue samsek kok.
Nala: Em, tapi val
Drttt~~Drttt
Suara dering ponsel gadis yang kini tengah mengenakan piama berwarna biru muda itu berbunyi dan membuat pemiliknya terkejut.
Nvlafrzl: Angkat telfon gue nay.
"Ngapain sih manusia rese ini pake nelfon segala, malesin." Gerutu nayla.
Kini gadis itu tengah memoles wajah nya menggunakan skincare. Namanya juga cewek, itu sudah rutinitas setiap hari bahkan setiap malam para perempuan.
Drttttt~Drtttt
Nayla berdecak kesal ketika mendengar suara sering ponselnya kembali berbunyi.
Nvlafrzl:Angkat telfon gue nayla!
Terpaksa nayla harus mengangkat telfon dari Nouval, entah ada kepentingan apa lagi yang harus laki-laki itu bicarakan.
"Halo"
"Iya halo, kenapa lagi sih val?" Tanya nayla kesal.
"Gak papa sih, sengaja gue mau telfon lo doang nay." Jawab Nouval dengan sedikit tawa.
"Kalo nggak penting gue matiin."
"Eh eh jangan dong nay, tapi gue emang bener kok mau telfonan sama lo." Kata Nouval.
Nayla berdecak kesal, "Ck gue mau tidur Nouval afrizal!"
"Tidur gih, telfon nya gak udah di matiin lagi."
"Sleep well, calon pacar." Ucap Nouval dari sebrang sana, membuat perempuan yang tengah berbaring di kasur itu terbelalak dengan ucapan nya. Ah sudah lah, nayla tidak memperdulikan itu. Hanya dengan hitungan detik kini gadis itu sudah tertidur dengan lelap.
~•CINTA YANG PERLU DIAJAK SERIUS•~
Matahari telah muncul dari ufuk timur, jam kini sudah menunjukkan pukul 06.02 pagi. Sementara itu gadis yang mengenakan piama berwarna biru masih terlelap dalam tidur nya—Ah sepertinya Nayla telat bangun lagi.
"KAKAKKK BANGUNN, YAAMPUN ANAK GADIS JAM SEGINI BELUM BANGUN." Suara teriakan sang ibu dari luar pintu kamarnya itu sontak membuat Nayla bangun dari tidur nya.
Setelah selesai mandi, kini Nayla tengah bersiap-siap untuk melakukan rutinitas seperti hari biayanya. Yap berangkat ke sekolah.
"Kakak turun cepetan, ada yang nungguin kamu nih." Kata ibu nya.
Nayla mengerutkan dahi nya, siapa yang menunggu nya pagi-pagi seperti ini? Sahabatnya? Ah tidak mungkin, karena ke lima sahabatnya itu selalu saja berangkat sekolah mepet sekali dengan jam masuk. Lalu, siapa yang menunggunya?
Nayla dibuat terkejut oleh seseorang yang tengah duduk di sofa ruang tamu nya. Untuk apa dia datang ke rumahnya pagi-pagi seperti ini?
"Kamu tuh ya di tungguin dari tadi nggak keluar-keluar, kasian Nouval nungguin kamu dari tadi." Omel ibu nya.
Untuk apa Nouval sudah datang di rumahnya pagi-pagi sekali? Ah sudah lah, Nouval memang susah untuk di tebak.
"Ngapain lu dateng ke rumah gue pagi-pagi?" Tanya Nayla jutek.
"Mau jemput lo lah."
"Udah yok berangkat udah jam segini." Lanjut Nouval.
"Tante kita berdua pamit berangkat dulu ya, assalamualaikum tante." Ucap Nouval berpamitan dengan ibu Nayla.
"Kakak berangkat dulu ya mah, love you mamah." Pamit Nayla
"Iya nak nouval, kakak. Hati-hati ya jangan ngebut."
••
Kini Nayla dan Nouval berada di parkiran sekolah yang amat ramai, semua sorot mata mengarah kepada kedua nya.
"Waduh si bos udah bonceng cewek boy." Ucap Robert—Salah satu teman Nouval.
"Onde mande gila kali ko sudah jadian kah bang?"
"Pantes da kamari abdi ningali nyanyi keur boncengan ti jalan."
"Koe ngapa ora ngomong ning golongan kita wis pacaran kuh."
Ya, berbagai macam pertanyaan dan ucapan yang keluar dari mulut para teman Nouval yang berada di parkiran sontak membuat Nayla merasa grogi dan risih.
"Val g-gue ke kelas duluan." Ucap Nayla.
"Nggak bareng gue sama mereka juga nih?" Tanya Nouval yang kini posisinya tengah berbaring di atas motor nya.
"Gue duluan aja." Jawab Nayla.
Nouval mengangguk, "Yaudah hati-hati ya."
Nayla kini berjalan dengan cepat dan meninggalkan Nouval dan para teman-teman nya itu.
"Val, jadian lu?" Tanya Adit.
"Belum, masih calon pacar kalo Tuhan setuju." Jawab Nouval.
"Kau suka dia dari kapan val?" Tanya Reno, membuat Nouval yang kini tengah meminum air jadi tersedak.
"Gue juga bingung bro, panjang kalo harus gue ceritain." Jawab Nouval singkat.
"Cepet tembak dah val, keburu di ambil orang nyesel lu." Kata robbert, lalu di jawab dengan anggukan dari teman-teman nya yang lain.
Nouval menarik ujung bibir nya, "Gue juga mau nya gitu rob, lo pada doain gue dah biar cepet-cepet jadi sama nayla."
"Soal itu udah pasti val." Kata Adit.
"Cabut ke kelas yok lah, bentar lagi bel masuk." Ajak Alaska, lalu mereka semua meng-iyakan ajakan tersebut.
Kini Ke lima laki-laki itu berjalan menuju ke kelas nya sambil berbincang dan saling tertawa.
"Nay, lo berangkat sama nouval ya?" Tanya fuji.
"CIEEEEEE, ADA YANG LAGI PDKT NIH, ATAU UDAH PACARAN?" Teriak Nanda, membuat murid lain yang berada di kelas melihat ke arah nya.
"Nanda! Mulut lo kayak toa masjid banget ampun." Cibir nayla.
"Tuh kan, mulai nelen ludah sendiri lu nay." Kata kirana.
"Tapi gak papa sih guys biar nay nggak jadi JONES lagi, HAHAHAHA." Kata Putri, membuat ke lima teman nya ikut tertawa lepas.
Nayla berdecih kesal, "Ihs ngeselin banget lo pada."
"Lo jadian sama nouval?" Tanya fuji.
Nayla memutar bola matanya malas, sangat malas untuk meladeni ke lima sahabatnya itu. "ENGGAK." Kata Nayla.
"Gak percaya gue, nanti gue Tanya ke robbert aja deh tentang lu sama nouval, gue penasaran banget." Kata Febi—Febi dan robbert sudah lama pacaran, bahkan hampir satu tahun.
"Iya bener tuh feb, kita tunggu PJ nya ya nay sayang." Kata Nanda.
"Terserah apa kata lo semua deh, capek gue." Ucap Nayla kesal.
••
Bel pulang kini telah berbunyi. Semua murid dan guru mengakhiri aktivitas belajar di sekolah. Sementara itu Nayla dan ke lima sahabatnya masih berbincang di dalam kelas.
Suara deheman laki-laki membuat ke enam orang perempuan itu menoleh ke arah suara tersebut.
"Gue pinjem Nayla nya sebentar, boleh?" Tanya Nouval.
Nayla dan teman-temannya terbelalak mendengar pernyataan Nouval yang barusan ia lontarkan.
"Girls, gue ke luar dulu bentar ya." Kata nayla, Lalu di balas dengan anggukan dari ke lima teman nya yang sedang duduk itu.
"Ada apa lagi sih, val?" Tanya Nayla kepada laki-laki dihadapanya yang tengah duduk di kursi taman belakang sekolahnya itu.
Nouval menoleh ke arah nya, lalu menerbitkan senyuman manis itu. "Gue mau ngajak lo main hari ini, btw lo lagi sibuk nggak, nay?"
"Free aja sih, emang mau main kemana?" Tanya nayla penasaran.
"Nonton di XXI lalu makan terus muter-muter keliling cirebon, mau?" Jawab Nouval, sekaligus mengajak perempuan yang sedang duduk di sampingnya.
Nayla mengernyitkan dahi nya bingung, "Ada gerangan apa tiba-tiba banget ngajak gue main, lo nggak nongkrong di warung bi asih sama antek-antek lo? " Tanya Nayla.
"Ya gue mau ngajak lo main emang nya nggak boleh? atau harus membuat surat izin mengajak main terlebih dulu?"
Nayla mendengus kesal, manusia yang tengah berada di sampingnya ini memang benar-benar selalu membuatnya kesal. Tapi—buat jatuh cinta juga.
"Jadi gimana nay, mau atau enggak gue ajak main." Tanya Nouval sekali lagi.
Nayla menarik nafas panjang, ia menganggukkan kepala nya menandakan bahwa ia menerima ajakan dari laki-laki di sampingnya itu.
"Oke let's go kita pergi." Kata Nouval, sambil tersenyum riang.
Setibanya di mall, kini mereka berdua menuju ke XXI yang berada di lantai 2, keduanya saling bertukar cerita dan tertawa gembira.
"Btw lo ada saran nggak nay mau nonton film apa?" Tanya Nouval.
"Eum gimana kalau kita nonton 'Ketika berhenti disini' aja val? gue liat dari trailer nya sih lumayan." Jawab Nayla, sambil meminum Iced lychee tea.
"Good advice, cantik." Kata Nouval.
Pipi Nayla memerah, ia tidak bisa menahan blushing nya. Oh jadi seperti ini kembali merasakan Butterfly era, HAHAHA.
Jam menunjukkan pukul 18.10, kini keduanya telah selesai menonton film tersebut. Ah film nya sangat mengandung bawang.
"Mau langsung pulang? atau muter-muter dulu sambil nyari makan?" Tanya Nouval, kini keduanya berada di eskalator untuk menuju lantai 1.
"Em kayaknya langsung pulang aja deh val, udah jam segini takut mamah gue nyariin." Jawab nayla.
"Boleh, yukk pulang."
••
"Ayok val masuk dulu aja." Ajak Nayla, lalu Nouval menjawab dengan anggukan kepala.
Kini keduanya berada di ruang tamu, nayla beranjak menuju ke dapur untuk mengambil makanan yang ada di kulkas.
"Minum dulu val, oiya ini barangkali lo mau nyemil atau mau nonton TV dulu, gue mau ke kamar dulu buat ganti baju." kata Nayla.
Nouval mengamati sekeliling ruangan itu, terdapat salah satu foto yang menjadi fokus nya sekarang, foto anak kecil mengenakan baju berwarna pink dan heals hitam yang terpajang di dinding ruangan tersebut.
"Itu lu?" Tanya Nouval sambil menunjuk foto tersebut.
"Iya itu gue." Jawab Nayla singkat.
"Ah udah gue tinggal ke kamar dulu mau ganti baju." Lanjut Nayla.
Kini Nayla beranjak menuju kamarnya dan meninggalkan Nouval yang tengah duduk di sofa ruang tamu tersebut. Tak lama, seorang wanita dewasa menghampiri Nouval yang tengah duduk itu.
"Eh nak Nouval, sudah selesai nonton nya?" Tanya ibu Nayla.
Nouval menoleh lalu terbangun dari duduk nya dan mencium tangan wanita dewasa itu, "Iya mah, baru aja dateng nih." Jawab Nouval sambil melebarkan senyum nya.
Kini nouval dan ibu Nayla tengah mengobrol ringan, "Nak nouval pacaran sama si kakak?" Tanya ibu nayla, mambuat nouval sedikit tersedak.
Nouval mengulum senyum manisnya, "Belum mah hehe, masih calon." Kata Nouval.
"Yasudah nggak apa-apa kalaupun kalian berdua pacaran, mamah juga mengerti dan amang juga pernah merasakan masa muda, tapi harus tahu batasan ya nak." Ucap ibu nayla.
"Siap laksanakan mah." Jawab Nouval sambil tersenyum lebar mendengar pernyataan tersebut. Nouval sangat senang, itu tandanya ia sudah di beri lampu hijau.
"Ada beberapa hal yang harus nak nouval tahu, kakak anaknya manja banget, cengeng, nggak suka makanan manis-manis, apalagi kalau makan bubur paling nggak suka dikasih daun bawang sama kacang, anak nya suka jail, ngeselin, suka marah marah kaya singa juga, nak." Ujar ibu Nayla.
Nouval mengangguk dan tersenyum mendengar hal itu, "Pantes a—" belum sempat nouval menyelesaikan ucapan nya, Nayla kini sudah berada di hadapan nya.
"Ngomongin apa nihh, seru banget kayak nya." Tanya nayla kepada nouval dan sang ibu nya.
Ibunya tersenyum lalu mengusap rambut gadis itu yang panjangnya se bahu.
"Kepo amat anak mamah." kata ibu nya.
Nayla mengerucutkan bibirnya, "ish mamah mah nggak seru ah!"
"Hm mamah tinggal ke kamar dulu ya, Anak-anak." Kata ibu nya, lalu meninggalkan Nayla dan nouval yang tengah duduk di ruang tamu itu.
"Lo tadi ngomong in apa aja sama mamah gue?" Tanya Nayla penasaran.
Nouval mengacak-acak rambut gadis mungil yang ada di sampingnya itu. "Kepo banget sih minion."
"Dah ah gue pamit pulang dulu ya? titip salam buat mamah lo ya." Ucap nouval, lalu ia beranjak dari duduk nya.
"Iya, take care val."
"Makasih untuk hari ini, manusia ngeselin." Kata Nouval, sambil mencubit pipi gadis yang berada di hadapan nya itu. Gadis yang memiliki tinggi hanya sebatas bahu nya saja, membuat nya hampir gila sendiri setiap kali memikirkan gadi mungil itu.
"Kembali kasih, Nouval afrizal." Nayla menari ujung bibirnya. Kalau seperti ini terus ia sepertinya akan jatuh terlalu dalam.
"Gue pamit ya, jangan lupa tidur udah malam, okey?" Pamit Nouval.
"Iya val, sekali lagi thank's, take care juga!"
~•NOUVAL DAN 2022•~
17 Agustus 1945, Indonesia Merdeka. 01 November 2007, Nouval lahir di Bumi Indunosia. Hari ini, tertulis Sebuah pernyataan, sbb;
Indonesia, negeriku yang kucintai, Saya Nouval, saya mengagumi salah satu manusia yang juga lahir di Bumi Nusantara ini, Sekian.
••
Kini suasana kantin SMANDA yang setiap harinya sangat amat ramai dan berisik, membuat beberapa orang malas untuk pergi ke kantin.
"Girls kalian duduk aja, biar gue yang pesenin." Kata Nanda.
Kini Nayla dan ke empat teman nya menduduki bangku yang berada di pojok, sementara nanda tengah memesan makanan.
Tak lama, se gerombolan laki-laki yang sangat famous di SMANDA memasuki kantin, dan banyak sorot mata tertuju pada mereka. Ah siapa lagi kalau bukan Nouval dan teman-temannya.
Laki-laki yang bertubuh tinggi,rambut lebat,lengan baju yang digulung ke atas itu terus mengaati se isi kantin. Tak lama, sorot mata itu menemukan tujuannya, ia langsung menghampiri seseorang yang ia tuju itu.
"Oy bos kemana" Teriak Adit, bertanya kepada Nouval yang kini sudah berjalan meninggalkan ke enam teman-temannya.
"Pantes aja ada si Nayla tuh, gas ikut ke sono aja bro, sekalian gue mau ngapelin febi." Kata robbert.
Kini Nouval duduk di sebelah Nayla. Iya, perempuan yang sedari tadi ia cari. Menyadari hal itu membuat Nayla dan teman-temannya sedikit terkejut.
"Lagi sibuk?" Tanya Nouval kepada Nayla.
Nayla menggelengkan kepala nya, "Enggak."
"Gue boleh minta waktu lo sebentar?"
Nayla mengernyitkan dahi nya, "untuk apa?"
"Untuk mendengarkan isi hati gue." Jawab Nouval, membuat Nayla dan teman-temannya bingung. Tapi tidak dengan robbert—robbert dan Nouval bersahabat sedari kecil. Nouval menganggap robbert seperti kakak nya sendiri, dan begitu pula dengan robbert.
Suara deheman robbert membuat semua yang berada di meja tersebut menoleh, disambung dengan ke lima teman Nouval yang mengerti akan maksudnya.
"Lo free kan? ikut gue bentar yuk, ke taman belakang." Kata nouval.
Nayla mengangguk, "Kita berdua cabut dulu ya." Pamit nouval kepada teman-temannya, dan teman-teman perempuan yang berdiri di sebelahnya itu.
"Lo jangan macem-macem sama sahabat gue ya nouval!" Ujar fuji.
"Siap laksanakan, sahabat lu akan selalu aman kalau di samping gue." Jawab nouval.
"Awas aja lo." Kata putri.
Kini Nayla dan nouval meninggalkan kantin, dan pergi menuju taman belakang sekolah.
"Kita mau ngapain sih val?" Tanya Nayla, bingung.
Nouval yang tengah duduk di kursi itu sontak menoleh ke arah perempuan yang berada di sampingnya.
"Udah gue bilang, gue minta waktu lo untuk mendengarkan isi hati gue, nay." Jawab nouval.
Nayla mendengus kesal, ah sudahlah manusia yang berada di sampingnya itu memang sangat amat menyebalkan, ia harus memiliki stok sabar yang banyak untuk menghadapi laki-laki yang ada di sampingnya itu.
"Nayy" Panggil Nouval.
"Iyaa val? kenapa?" Balas nya.
"Kalo gue suka sama lo, lo bakal terima gue ga, nay?" Tanya Nouval.
"A-apa?" Balas Nayla, gugup.
"Euh ngga, Lo mau menciptakan peringatan ga nay?"
"Peringatan apa, val?"
"Peringatan yang ketika lo bertemu dengan hari ini, entah setahun, dua tahun, tiga tahun, sampai milyaran tahun kalau Tuhan mau, lo akan tetap ingat dengan sesuatu yang berkaitan dengan hari ini."
"Boleh, caranya gimana?" Tanya Nayla.
"Syaratnya cuman satu, jawab pertanyaan gue dengan jawaban 'iya'."
"Mau jadi Nayla gue ngga?" Tanya Nouval.
Perempuan yang duduk di sebelahnya itu kini terdiam.
"Jawabanya mana, nay?" Tanya Nouval.
Tarikan napas Nayla terlihat, sepertinya sedang berusaha untuk mengusir rasa gugupnya. Kenapa ia jadi salah tingkah seperti ini?
"Tapi, gue ga sespesial itu val" Ujar Nayla.
"Nay, lo tahu ada berapa warna di Bumi nggak?" Tanya Nouval.
"Tahu."
"Banyak 'kan?"
Nayla mengangguk. "Diantara banyak itu, pasti setiap manusia punya kesukaan yang berbeda, nggak semuanya suka merah, nggak semuanya suka sama warna hitam, hijau, coklat atau putih. Sama kayak gue, gue pasti juga punya warna spesial yang gue suka, warna yang bisa buat gue nggak berpaling ke warna yang lain. Warna yang ketika banyaknya warna yang ada, cuman dia yang jadi pilihan gue."
"Dan itu penjelasan yang sepadan dengan pernyataan lo, Nay. Diantara banyaknya cinta yang ada, lo jadi sebuah cinta yang gue pilih. Dan gue biarkan untuk jatuh cinta apapun resikonya, diterima, atau ditolak sama lo." Jelas Nouval.
"-Karena bagi gue juga, kadang hal biasa dan apa adanya lebih menarik, dibanding sesuatu atau seseorang yang berusaha keras untuk selalu jadi cantik dan sempurna."
"Apa sih yang buat lo tertarik sama gue, Val? sampai rela buat berjuang seniat ini?" tanya Nayla setelah mendengar penjelasan itu.
"Karena gue suka sama lo dari awal kita ketemu, nay."
"Jadi gimana? jawaban 'iya' nya mana nih, nay?" Desak Nouval
"I-iya gue mau val" Balas Nayla gugup.
"Jujur, gue juga punya perasaan yang sama kaya lo, dari awal kita ketemu, val."
"Pacaran kan, Nay?" Tanya Nouval, menuntut kepastian dengan perempuan itu.
"Kalau hari ini hujan berarti kita pacaran."
"Tapi kalau hari ini nggak hujan." Lanjut Nayla.
"Berarti kita tetap pacaran juga, kan?" Kata nouval.
Nayla tersenyum, ia menganggukkan kepalanya, yang artinya ia menerima cinta laki-laki yang ada di sampingnya itu.
"YESS AHAHAHAH, SEMESTA HARUS TAU KALAU SEKARANG KITA BERDUA PACARAN!" Ujar Nouval girang.
••
Konon, jangan jatuh cinta di 2022, nanti rasanya habis pada orang itu. Tapi, terserah, kalau siap. Semesta bersamamu.