Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
Arga
0
Suka
94
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Bab 1: Kedatangan yang Mencurigakan

Arga menatap rumah tua itu, sebuah cerminan sempurna dari kekosongan yang ia rasakan. Dindingnya yang usang, catnya yang mengelupas seperti kulit yang terbakar matahari, dan jendela kusam yang berkarat adalah representasi sempurna dari kehidupannya yang berantakan. Ia adalah seorang jurnalis investigasi yang terlalu sering mengaduk sarang lebah, dan akibatnya, sarang lebah itu kini mengejarnya. Arga datang ke kota kecil yang sunyi ini bukan hanya untuk melarikan diri, tetapi untuk menghilang, menjadi bayangan di tengah kabut. Namun, matanya yang tajam dan naluri investigasinya yang tak pernah mati, seolah-olah sudah terprogram, mulai menangkap detail-detail aneh bahkan sebelum ia memijakkan kaki ke dalam rumah.

Ia keluar dari mobil, menyeret koper yang berat, dan mencoba menghirup udara segar yang seharusnya ia dapatkan. Namun, yang ia rasakan hanyalah aroma tanah basah yang aneh, bercampur dengan sesuatu yang sulit ia deskripsikan—seperti bau lumut yang membusuk, tetapi dengan sentuhan manis yang menjijikkan. Aroma itu berasal dari arah rumah sebelah.

Lalu, ia melihatnya. Di balik pagar kayu yang rapuh, seorang pria tua duduk di kursi goyang di teras rumahnya yang terawat rapi. Pria itu menatap Arga, bukan dengan senyum hangat seorang tetangga baru, melainkan dengan tatapan kosong yang menusuk, seolah ia sedang mengamati spesies baru yang aneh. Wajahnya keriput, tetapi matanya memancarkan kecerdasan yang tak bisa Arga baca. Itulah perkenalan pertamanya dengan Pak Hadi.

"Selamat pagi, Pak. Saya Arga, tetangga baru Bapak," Arga mencoba tersenyum, berharap bisa memecah ketegangan yang begitu kental di udara.

Pria itu tidak membalas. Ia hanya mengangguk pelan, gerakannya mekanis, seolah-olah mengiyakan fakta bahwa Arga ada di sana, tanpa peduli mengapa. Sesaat, Arga merasa merinding. Ia buru-buru masuk ke dalam rumah. Arga menemukan bahwa rumah itu terasa lebih dingin di dalam daripada di luar. Dindingnya terasa seperti menyembunyikan rahasia, dan setiap sudut ruangan memiliki bayangan yang seolah-olah bergerak. Lantai kayu yang berderit di bawah kakinya tidak terasa seperti suara rumah tua yang wajar, melain...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp7.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Bronze
Arga
Christian Shonda Benyamin
Novel
Misteri Barisan Di Belakang Imam
Indah lestari
Cerpen
Bronze
Teka-teki Silang
Iena_Mansur
Cerpen
Bronze
SUMUR TUA
Arina Maulidia
Cerpen
Dawet
Bagus Aryo Wicaksono
Cerpen
Bronze
Aku Sendiri
Kemal Ahmed
Cerpen
Bronze
Hantu Tima
Abdi Husairi Nasution
Novel
Bronze
Tingkah Aneh Istriku
Diyah Islami
Cerpen
Bronze
Turun Gunung
AWSafitry
Cerpen
Bronze
TUYUL
Sri Wintala Achmad
Flash
Nanti di Kubur Ya!
Syashi Ammar
Flash
Pentigraf The Best
Mahiang
Skrip Film
LENSA
Yoghy Abdullah
Novel
Gold
Like Water for Chocolate
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
SUMI
Nimas Rassa Shienta Azzahra
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Arga
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kutukan Merapi Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Panti Jompo Harum Melati
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Siapa Tamu Rumahku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayangan Di Sudut Mata
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayang Bayang Dokter
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Cermin Yang Tersisa
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Suara Penyiar Radio
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Hidup Di Dunia Lain
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayangan Reno
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Ruko Terlarang
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Aku Atau Dia
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Petak Umpet Maut
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
#fyp Terakhir
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Simfoni Keabadian
Christian Shonda Benyamin