Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
Arga
0
Suka
1,050
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Bab 1: Kedatangan yang Mencurigakan

Arga menatap rumah tua itu, sebuah cerminan sempurna dari kekosongan yang ia rasakan. Dindingnya yang usang, catnya yang mengelupas seperti kulit yang terbakar matahari, dan jendela kusam yang berkarat adalah representasi sempurna dari kehidupannya yang berantakan. Ia adalah seorang jurnalis investigasi yang terlalu sering mengaduk sarang lebah, dan akibatnya, sarang lebah itu kini mengejarnya. Arga datang ke kota kecil yang sunyi ini bukan hanya untuk melarikan diri, tetapi untuk menghilang, menjadi bayangan di tengah kabut. Namun, matanya yang tajam dan naluri investigasinya yang tak pernah mati, seolah-olah sudah terprogram, mulai menangkap detail-detail aneh bahkan sebelum ia memijakkan kaki ke dalam rumah.

Ia keluar dari mobil, menyeret koper yang berat, dan mencoba menghirup udara segar yang seharusnya ia dapatkan. Namun, yang ia rasakan hanyalah aroma tanah basah yang aneh, bercampur dengan sesuatu yang sulit ia deskripsikan—seperti bau lumut yang membusuk, tetapi dengan sentuhan manis yang menjijikkan. Aroma itu berasal dari arah rumah sebelah.

Lalu, ia melihatnya. Di balik pagar kayu yang rapuh, seorang pria tua duduk di kursi goyang di teras rumahnya yang terawat rapi. Pria itu menatap Arga, bukan dengan senyum hangat seorang tetangga baru, melainkan dengan tatapan kosong yang menusuk, seolah ia sedang mengamati spesies baru yang aneh. Wajahnya keriput, tetapi matanya memancarkan kecerdasan yang tak bisa Arga baca. Itulah perkenalan pertamanya dengan Pak Hadi.

"Selamat pagi, Pak. Saya Arga, tetangga baru Bapak," Arga mencoba tersenyum, berharap bisa memecah ketegangan yang begitu kental di udara.

Pria itu tidak membalas. Ia hanya mengangguk pelan, gerakannya mekanis, seolah-olah mengiyakan fakta bahwa Arga ada di sana, tanpa peduli mengapa. Sesaat, Arga merasa merinding. Ia buru-buru masuk ke dalam rumah. Arga menemukan bahwa rumah itu terasa lebih dingin di dalam daripada di luar. Dindingnya terasa seperti menyembunyikan rahasia, dan setiap sudut ruangan memiliki bayangan yang seolah-olah bergerak. Lantai kayu yang berderit di bawah kakinya tidak terasa seperti suara rumah tua yang wajar, melain...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp7.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Malam Itu
Noer Eka
Cerpen
Bronze
Arga
Christian Shonda Benyamin
Novel
NANDANA
Shinbul
Cerpen
Jam Setengah Empat
Penulis N
Flash
Panggilan
Galdev
Cerpen
Mendadak indigo
Alhuyaz
Cerpen
Bronze
Tau-Tau yang Tersenyum
Risti Windri Pabendan
Flash
Wajah-wajah Sang Aktor
Ravistara
Cerpen
Bronze
Gasing Tengkorak
Mukti Dwi Wahyu Rianto
Novel
Gold
The Haunting of Hill House
Mizan Publishing
Flash
Bronze
Tabiat
Nisa
Komik
Bronze
LIVESTREAMING
livestreamingwebcomic
Cerpen
Bayangan di Balik Jendela
ASEP SAEPULOH
Cerpen
Bronze
Tangkara
Abdurrazzaq Zanky
Cerpen
Bronze
JAMUAN TERAKHIR
Rosi Ochiemuh
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Arga
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Pelaku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Persimpangan Mimpi
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kaca Retak
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Mereka Ingin Menyakitiku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Radio Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Hutan Larangan
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Tak Ada Percaya Pada Ku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Nada Berdarah
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Simfoni Keabadian
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kuncup Bunga Ungu
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Teman Kamar Yang Kasat Mata
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Putih
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Panggilan Sumur Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Aku Tidak Sakit
Christian Shonda Benyamin