Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
Arah Kompas
1
Suka
2,620
Dibaca

Bab 1 – Pendakian di Balik Mitos

Udara pagi di kaki Gunung Sagara terasa dingin menusuk tulang, tetapi semangat tiga remaja itu membakar lebih panas dari mentari yang baru mengintip. Reno, si pemimpin dengan postur tegap dan tatapan mata tajam, menarik napas dalam, aroma pinus menusuk indranya. Di sampingnya, Dika, berkacamata dengan raut wajah selalu penasaran, membenarkan letak ranselnya yang terasa berat, berisi buku-buku sejarah dan kamera mirrorless. Terakhir, Tama, si penakut namun setia, memilin-milin tali ranselnya, giginya gemeletuk bukan hanya karena dingin, tapi juga gugup.

"Siap, guys?" Reno bertanya, suaranya mantap, memecah keheningan rimba.

Dika mengangguk antusias. "Jelas! Ini bakal jadi petualangan terbesar kita!"

Tama hanya bisa bergumam, "Kalau kita enggak hilang, sih."

Reno menepuk punggung Tama. "Sudah kubilang, jangan percaya takhayul. Orang-orang itu cuma tersesat karena kurang persiapan atau terlalu nekat."

Sebelum mereka melangkah masuk ke gerbang rimba yang diselimuti kabut tipis, seorang lelaki tua dengan wajah keriput dan mata sendu muncul dari sebuah warung reot. Ia memegang tongkat kayu yang sudah usang, jari-jarinya menunjuk ke arah puncak Sagara yang diselimuti awan.

"Nak, jangan kalian coba-coba naik ke sana," suara lelaki tua itu serak, seperti dedaunan kering yang diinjak. "Gunung itu... punya penunggunya. Banyak yang hilang, bukan karena tersesat, tapi karena dipanggil."

Dika, dengan sifatnya yang haus akan cerita, menghampiri lelaki tua itu. "Memangnya kenapa, Pak? Apa benar ada yang gaib di atas sana?"

Lelaki tua itu menghela napas berat. "Bukan cuma gaib, Nak. Mereka bilang, waktu di atas sana itu tipis. Satu langkahmu bisa membawamu ke tempat yang tidak ada di peta. Ke tempat di mana arwah-arwah yang tersesat menanti."

Reno tersenyum tipis, meremehkan. "Terima kasih atas peringatannya, Pak. Tapi kami sudah sangat siap. Peta, GPS, perbekalan lengkap."

Lelaki tua itu hanya menggelengkan kepala, tatapannya menyiratkan kesedihan yang mendalam. "Bukan itu yang akan menyesatkan kalian, Nak. Tapi rasa penasaran kalian sendiri." Ia melirik ke arah Dika yang masih memegang erat buku catatannya. "Terutama kau, Nak. Jangan terlalu ingin tahu apa yang tidak seharusnya kau ketahui."

Ketiga remaja itu mengabaikan peringatan tersebut. Bagi mereka, itu hanya mitos lokal yang disebar untuk menjaga keasrian gunung dari pendaki nakal. Mereka melambaikan tangan, menguca...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp8.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Bronze
Arah Kompas
Christian Shonda Benyamin
Novel
Gold
Fantasteen Haunted School
Mizan Publishing
Novel
Akhir yang Dinanti
judizia
Flash
Uang berdarah
Bungaran gabriel
Flash
Nasi Goreng Tengah Malam
Freya
Novel
Bronze
Diteror Kuntilanak
Umi Ghani
Novel
Liang Lahat
Khevin
Flash
Bronze
NYI DARSIH DEMIT TANAH JAWA UNIVERSE
Okhie vellino erianto
Cerpen
Malam Itu
Noer Eka
Cerpen
Perempuan Itu Bernama Mentari
Freya
Cerpen
Bronze
Galeri Lukisan Oscar
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Nenek Penuh Paku di Minahasa
Risti Windri Pabendan
Cerpen
Bronze
MANGSA PERTAMA
Darryllah Itoe
Cerpen
Lorong ke Hari Rabu
Penulis N
Novel
Bronze
LEUMPEUH YUNI (Ketika Tubuh Manusia Disalahgunakan)
Papp Tedd
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Arah Kompas
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Galeri Lukisan Oscar
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Petak Umpet Maut
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Hidup Di Dunia Lain
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kacamata Paman
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Radio Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Rantai Pemicu
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Simfoni Gema Yang Membeku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Jumat Akhir Bulan Juli
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayang - Bayang Kaktus Berdarah Seri 02
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Pak Suryo
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Sahabat Ku Maafkan Aku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Sang Kolektor Jiwa
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Pintu Retak
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Yamero
Christian Shonda Benyamin