Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
Arah Kompas
1
Suka
3,357
Dibaca

Bab 1 – Pendakian di Balik Mitos

Udara pagi di kaki Gunung Sagara terasa dingin menusuk tulang, tetapi semangat tiga remaja itu membakar lebih panas dari mentari yang baru mengintip. Reno, si pemimpin dengan postur tegap dan tatapan mata tajam, menarik napas dalam, aroma pinus menusuk indranya. Di sampingnya, Dika, berkacamata dengan raut wajah selalu penasaran, membenarkan letak ranselnya yang terasa berat, berisi buku-buku sejarah dan kamera mirrorless. Terakhir, Tama, si penakut namun setia, memilin-milin tali ranselnya, giginya gemeletuk bukan hanya karena dingin, tapi juga gugup.

"Siap, guys?" Reno bertanya, suaranya mantap, memecah keheningan rimba.

Dika mengangguk antusias. "Jelas! Ini bakal jadi petualangan terbesar kita!"

Tama hanya bisa bergumam, "Kalau kita enggak hilang, sih."

Reno menepuk punggung Tama. "Sudah kubilang, jangan percaya takhayul. Orang-orang itu cuma tersesat karena kurang persiapan atau terlalu nekat."

Sebelum mereka melangkah masuk ke gerbang rimba yang diselimuti kabut tipis, seorang lelaki tua dengan wajah keriput dan mata sendu muncul dari sebuah warung reot. Ia memegang tongkat kayu yang sudah usang, jari-jarinya menunjuk ke arah puncak Sagara yang diselimuti awan.

"Nak, jangan kalian coba-coba naik ke sana," suara lelaki tua itu serak, seperti dedaunan kering yang diinjak. "Gunung itu... punya penunggunya. Banyak yang hilang, bukan karena tersesat, tapi karena dipanggil."

Dika, dengan sifatnya yang haus akan cerita, menghampiri lelaki tua itu. "Memangnya kenapa, Pak? Apa benar ada yang gaib di atas sana?"

Lelaki tua itu menghela napas berat. "Bukan cuma gaib, Nak. Mereka bilang, waktu di atas sana itu tipis. Satu langkahmu bisa membawamu ke tempat yang tidak ada di peta. Ke tempat di mana arwah-arwah yang tersesat menanti."

Reno tersenyum tipis, meremehkan. "Terima kasih atas peringatannya, Pak. Tapi kami sudah sangat siap. Peta, GPS, perbekalan lengkap."

Lelaki tua itu hanya menggelengkan kepala, tatapannya menyiratkan kesedihan yang mendalam. "Bukan itu yang akan menyesatkan kalian, Nak. Tapi rasa penasaran kalian sendiri." Ia melirik ke arah Dika yang masih memegang erat buku catatannya. "Terutama kau, Nak. Jangan terlalu ingin tahu apa yang tidak seharusnya kau ketahui."

Ketiga remaja itu mengabaikan peringatan tersebut. Bagi mereka, itu hanya mitos lokal yang disebar untuk menjaga keasrian gunung dari pendaki nakal. Mereka melambaikan tangan, menguca...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp8.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Bronze
Arah Kompas
Christian Shonda Benyamin
Flash
Astral
Suci A.D.T
Novel
Pendopo Usang Diujung Desa
safii bhendol
Novel
Gold
The Ho[S]tel 2
Bentang Pustaka
Cerpen
Bronze
the dream of peace
Viona fiantika
Novel
Tales From the Beyond
Adri Adityo Wisnu
Flash
Bronze
Ketukan Bolpoin
Sunarti
Flash
Bus Hantu
Deandrey Putra
Novel
Ojek Online Mistis
Cirra Rei
Novel
Sahabat Semati
winda nurdiana
Novel
Awakening - Sixth Sense
Kevin Aryanto Wijaya
Novel
Lamia
Dewie Sudarsh
Komik
From Dusk Till Dawn
Arief Yuntoro
Novel
Binar Kasih di Tengah Teror Gaib
Meliawardha
Flash
Bronze
Risa arjawinangun
Okhie vellino erianto
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Arah Kompas
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
#fyp Terakhir
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Aku Di Bawah Ancaman Mereka
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bus Senja
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kuncup Bunga Ungu
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Dia Pembunuh
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Suara Terompet
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Arga
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Maut Di Kapal Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Jumat Akhir Bulan Juli
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Senandung Lukisan
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Imajiner Yang Nyata
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kaca Retak
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Mereka Ingin Menyakitiku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Tukang Pos Terakhir
Christian Shonda Benyamin