Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
Arah Kompas
1
Suka
2,123
Dibaca

Bab 1 – Pendakian di Balik Mitos

Udara pagi di kaki Gunung Sagara terasa dingin menusuk tulang, tetapi semangat tiga remaja itu membakar lebih panas dari mentari yang baru mengintip. Reno, si pemimpin dengan postur tegap dan tatapan mata tajam, menarik napas dalam, aroma pinus menusuk indranya. Di sampingnya, Dika, berkacamata dengan raut wajah selalu penasaran, membenarkan letak ranselnya yang terasa berat, berisi buku-buku sejarah dan kamera mirrorless. Terakhir, Tama, si penakut namun setia, memilin-milin tali ranselnya, giginya gemeletuk bukan hanya karena dingin, tapi juga gugup.

"Siap, guys?" Reno bertanya, suaranya mantap, memecah keheningan rimba.

Dika mengangguk antusias. "Jelas! Ini bakal jadi petualangan terbesar kita!"

Tama hanya bisa bergumam, "Kalau kita enggak hilang, sih."

Reno menepuk punggung Tama. "Sudah kubilang, jangan percaya takhayul. Orang-orang itu cuma tersesat karena kurang persiapan atau terlalu nekat."

Sebelum mereka melangkah masuk ke gerbang rimba yang diselimuti kabut tipis, seorang lelaki tua dengan wajah keriput dan mata sendu muncul dari sebuah warung reot. Ia memegang tongkat kayu yang sudah usang, jari-jarinya menunjuk ke arah puncak Sagara yang diselimuti awan.

"Nak, jangan kalian coba-coba naik ke sana," suara lelaki tua itu serak, seperti dedaunan kering yang diinjak. "Gunung itu... punya penunggunya. Banyak yang hilang, bukan karena tersesat, tapi karena dipanggil."

Dika, dengan sifatnya yang haus akan cerita, menghampiri lelaki tua itu. "Memangnya kenapa, Pak? Apa benar ada yang gaib di atas sana?"

Lelaki tua itu menghela napas berat. "Bukan cuma gaib, Nak. Mereka bilang, waktu di atas sana itu tipis. Satu langkahmu bisa membawamu ke tempat yang tidak ada di peta. Ke tempat di mana arwah-arwah yang tersesat menanti."

Reno tersenyum tipis, meremehkan. "Terima kasih atas peringatannya, Pak. Tapi kami sudah sangat siap. Peta, GPS, perbekalan lengkap."

Lelaki tua itu hanya menggelengkan kepala, tatapannya menyiratkan kesedihan yang mendalam. "Bukan itu yang akan menyesatkan kalian, Nak. Tapi rasa penasaran kalian sendiri." Ia melirik ke arah Dika yang masih memegang erat buku catatannya. "Terutama kau, Nak. Jangan terlalu ingin tahu apa yang tidak seharusnya kau ketahui."

Ketiga remaja itu mengabaikan peringatan tersebut. Bagi mereka, itu hanya mitos lokal yang disebar untuk menjaga keasrian gunung dari pendaki nakal. Mereka melambaikan tangan, menguca...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp8.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Bronze
Arah Kompas
Christian Shonda Benyamin
Novel
Bronze
THE EYE: Secret In The Shadow
Bilqis Fatturahman
Flash
Bronze
Adel Tersayang
Rere Valencia
Komik
Bronze
Medical Horror
Qonita Nur Qolby
Cerpen
Bronze
Bayang Bayang Dokter
Christian Shonda Benyamin
Komik
Bronze
REBORN
Aitzuga
Cerpen
Bronze
Lonceng Berdentang
Christian Shonda Benyamin
Flash
Bronze
Ajakan Bapak
Alfian N. Budiarto
Novel
Parasomnia
Alfian N. Budiarto
Novel
Bronze
Pendekar Sarang Demit
Raxl Sri
Komik
Bronze
GENITRI
Aitzuga
Cerpen
Bronze
Ilmu Batin
syaifulloh
Flash
Sesajen
Allamanda Cathartica
Novel
Bronze
Jamkos ~Novel~
Herman Sim
Novel
Bronze
Panggilan Hitam Pesantren Kelam
Arslan Cealach
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Arah Kompas
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayang Bayang Dokter
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Lonceng Berdentang
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Aku Atau Dia
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Hidup Di Dunia Lain
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kamera Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Melodi Desiran Ombak
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Delusi Atau Nyata
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Aku Saksi Semuanya
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Suara Penyiar Radio
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Insomnia
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Arga
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kacamata Paman
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kaca Retak
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Sang Kolektor Jiwa
Christian Shonda Benyamin