Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Kehidupan kampus bagi para mahasiswa baru di Universitas Rasa Kota telah dimulai. Mahasiswa dari setiap jurusan telah berkumpul di aula tempat diselenggarakannya upacara pembukaan mahasiswa baru oleh Rektor Universitas Rasa Kota. Suasana yang riuh dan wajah-wajah antusias tampak memenuhi aula.
"Perhatian untuk semuanya, upacara penerimaan mahasiswa baru akan segera dimulai." Ujar MC yang menjadi penanda bagi seluruh mahasiswa untuk diam.
Di tengah keheningan itu, seorang pemuda berlari kecil menuju tempat duduk mahasiswa baru jurusan sastra. Wajah simetris dengan hidung mancung dan rahang tegas, kulitnya putih bersih serta tubuh yang tinggi dan tegap, membuat semua mata meliriknya. “Apa masih ada kursi kosong?” Ujarnya.
Tanpa aba-aba para mahasiswi langsung berusaha mencari kursi kosong di jajaran tempat duduk mahasiswa di depan mereka dan menunjukkan padanya. Pemuda itu pun tersenyum dan berjalan ke arah depan meninggalkan para mahasiswi histeris dalam keheningan.
#
“Eh, lo semua liat gak tadi cowok ganteng yang dateng telat?”
“Iya, iya liat. Gila ganteng banget!”
Obrolan itu berhasil memecah kecanggungan antara mahasiswi baru jurusan sastra yang tengah beristirahat menunggu sesi selanjutnya di gedung jurusan.
“Btw, kenapa dia belum keliatan ya? Harusnya bareng anak-anak cowok kan?” Sikha, mahasiswi yang memulai obrolan tadi mengedarkan matanya mencari sosok yang tengah diperbincangkan.
“Eh itu bukannya dia ya?” Salah satu temannya menunjuk ke arah pintu yang langsung berhadapan dengan tangga, menampilkan sosok pemuda tampan yang berjalan santai ke arah ruangan.
Tak ada mata yang tak memperhatikannya, perempuan bahkan laki - laki pun memandanginya dari ujung kepala hingga ujung kaki. Perhatian itu membuat pemuda itu semakin percaya diri, dia memasukkan tangan kirinya ke dalam saku celana dan merapikan sedikit rambutnya dengan tangan kanannya.
Bak gula yang dikerubungi semut, pemuda itu langsung disambut sapaan dari para mahasiswi dan mahasiswa yang juga ikut penasaran dengannya.
Sikha langsung mengambil kesempatan emas dengan duduk di depannya. “Kenalin gue sikha, tadi gue sama temen-temen yang bantu nyariin lo kursi pas di aula.” Ia mengulurkan tangannya.
Pemuda itu menatapnya tanpa menyambut uluran tangannya...