Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Pergi Piknik Bersama Putri Kecil
Langit cerah tanpa awan. Semilir angin musim semi menggoyangkan kelopak bunga mawar di Lembah Mawar. Hari itu, seperti biasa, Marry membangunkan putri kecilnya dan membantu berpakaian. Tapi ada yang tidak biasa, putri kecilnya tidak memakai pakaian polos tapi dia memakai gaun merah muda. Sederhana. Buatan mamanya.
“Selesai!” Kata Marry lembut.
Ia berdiri di depan cermin bersama putri kecilnya. Pasangan ibu dan putri kecil itu sama-sama memakain gaun yang indah dan identik.
Kepala Caelan kecil memandang pantulan dirinya di cermin, kepalanya miring sedikit. Lalu dia menoleh ke Mamanya.
“Mom, kita mau kemana?” Tanya Caelan kecil.
Dia tahu jika Mamanya membantunya memakai gaun indah, mereka akan pergi jalan-jalan seperti biasanya.
Marry tersenyum lembut.
“Sayang, hari ini kita piknik!”
"Piknik?! Hore!" Caelan melompat kegirangan. “Piknik bersama Mama!”
Marry terkekeh melihat antusias putri kecilnya.
Beberapa saat kemudian… Marry membuka pintu depan rumah. Di tangan kirinya, dia memegang keranjang anyaman berisi roti gandum hangat, selai mawar, dan jus apel. Di punggungnya tikar lipat bergantungan.
“Ayo pergi, Sayang.”
Marry mengunci pintu rumahnya dan memegang tangan mungil putrinya di tangan kanannya.
“Ayo, Mom! Caelan tidak sabar,” kata Caelan energik.
Mereka berdua menyusuri jalan setapak batu menuju padang rumput kecil di tepi sungai lembah.
"Sruusshh…"
Caelan kecil menoleh ke kanan samping jalan dan mendengar suara aliran air yang berbenturan dengan batu-batu di sungai.
“Tirilili… trililii… tiiriiliilii… “
Mata biru Caelan kecil menoleh ke atas pohon di pinggir sungai. Burung-burung kenari hingga di dapan pohon, menari-nari dan berkicau.
Caelan kecil menatap di depan jalan. Kupu-kupu warna warni, putih, biru, kuning dan merah muda, terbang rendah dan hingga di kelopak-kelopak bunga mawar putih.
“Wow… “ Caelan kecil terpukau, melihat keindahan alam Lembah Mawar.
Kemudian, mata jernihnya menoleh ke atas, ke wajah Mamanya. Lengkungan bulan sabit menghiasi bibir merah mamanya.
Wajahnya putih, bersinar, rambut peraknya berkibar saat sepoi-sepoi angin menyapanya. Caelan kecil pun berbinar.
Caelan kecil menarik tangan kanannya Mamanya.
“Mom, nanti Caelan mau ngasih makan kelinci!” Seru Caelan.
Marry tersenyum dan menoleh ke putri kecilnya.
“Bagaimana kalau kelinci-kelinci itu ketakutan karena kamu terlalu bersemangat, Sayang?!”
Godanya sambil mencubit pipi putrinya yang lembut bagai mochi.
“Kalau begitu Caelan akan menjadi bunga, tenang dan manis!”
Jawab Caelan sambil mengangkat tangannya membentuk mahkota bunga di kepalanya.
“Caelan memang putri Mama yang manis.”
Kedua ibu dan putri kecilnya itu terus bergandengan tangan. Mereka tiba di padang rumput yang hijau di tepi sungai.
Waktu Damai di Dunia yang Rapuh
Marry dan Caelan kecil menggelar tikar piknik di bawah pohon oak yang rindang. Marry menaruh kerajang ayaman di atas tikar. Dia duduk manis, bersandar di bawah pohon. Lalu dia memanggil putrinya.
“Sayang, kemarilah!” Marry menepuk pahanya.
Ta...