Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Hujan belum turun, tapi awan di atas kepala Reyhan menggantung berat seperti perasaan yang tak bisa ia kenali, apalagi sampaikan.
Ia berdiri di pinggir jalan, tepat di bawah rimbun pohon trembesi yang daunnya bergetar halus diterpa angin sore. Di kejauhan, suara kendaraan dan peluit satpam kantor masih terdengar samar, seolah dunia tetap berjalan seperti biasa—kecuali untuknya.
Dina berdiri di depannya, tubuh mungilnya tegar namun matanya memerah.
“Aku capek, Rey,” katanya pelan. Suaranya nyaris tenggelam oleh bunyi mobil melintas.
“Hubungan kita cuma kaya satu arah. Cuma aku yang mencintai sendirian. Aku bahkan ngga tahu kalau aku ini bener-bener berharga untuk kamu atau engga.”
Reyhan tidak memba...