Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Slice of Life
Aku Tak Minta Dilahirkan
0
Suka
1,178
Dibaca

Anak. Ya, bagi para pejuang garis dua tentu anak adalah yang paling ditunggu. Tapi, ada pula orangtua yang tidak bersyukur dengan kehadiran anaknya sendiri.

Tidak mengada-ada, tapi memang kenyataan, ada yang seperti itu. Kehadiran sang buah hati dirasa hanya menambah beban, tidak berguna. Memang kita tidak menjudge, mungkin ada permasalahan dibalik itu, mungkin ekonomi yang minim, suami yang tidak peka dan masih banyak hal lain.

Dalam kehidupan banyak hal terjadi, enak maupun tidak enak, dan juga semua anak di dunia ini, tidak ada yang minta dilahirkan. Begitupun aku. Di usiaku yang sudah kepala tiga ini saja, aku masih mrasa menyesal dilahirkan ke dunia. Banyak hal yang kusesali. Dan seringkali rasa ingin menghilang dari dunia dan mengakhiri hidup itu hadir. Seringkali pula aku lelah dengan hidupku, menyerah dengan keadaan, dan hanya bisa menangis dalam hati, ya karna aku tidak punya tempat untuk berkeluh kesah, semua kusimpan rapat sendiri dalam hati.

Aku juga punya seorang anak laki-laki tampan, berusia empat tahun dan sedang merasakan indahnya TK. Hanya saja, ia tidak memiliki sosok ayah. Ayah kandungnya meninggalkan dia saat masih dalam kandunganku, dan tidak mau mengakuinya, malah menuduh orang lain dan dia menjalin hubungan dengan teman sekolahku. Sebelumnya, aku belum resmi menikah, ya anakku adalah anak diluar pernikahan.

Waktu pertama kali ku beritau tentang kehamilanku, ya dia panik. Karna saat itu dia belum bekerja dan masih mencari pekerjaan. Ku katakan untuk jangan info ibuku dulu, biar lebih pasti kalau memang aku hamil aku mau USG. Namun, Tuhan berkata lain. Ia tunjukkan kalau memang laki-laki ini tidak bertanggung jawab, laki-laki yang pergi tanpa sepatah katapun, hanya bilang, "lu jangan pernah ganggu hidup gue lagi, itu bukan anak gue"

Dan ya, aku mengumpulkan keberanian bilang pada ibuku kalau aku hamil. Dan ketika dibawa ke dokter, tujuan ibuku adalah untuk "melenyapkan" anak ini. Namun dokter tidak mau, karna kandunganku sudah jalan enam bulan dan sangat sehat (padahal aku tidak ada konsumsi vitamin, asam folat, susu hamil selama enam bulan, malah aku sempat minum alkohol).

Tidak menemukan jalan keluar, sepulang dari dokter, ayahku diberitau dan murkalah ayahku saat itu. Kita langsung mendatangi rumah lelaki brengsek itu, yang tentu orangnya tidak ada dirumah hanya ada orangtuanya saja. Dan orangtuaku menjelaskan maksud kedatangan kami disana. kedua orangtua Rafa (lelaki tidak bertanggung jawab, *samaran*) tentu terkejut. Dan bisa kulihat, mereka membela sang anak bontotnya, meski mereka tau siapa yang salah disini. Karna aku tau, Rafa sudah memutar balikan fakta yang sebenarnya pada orang-orang sekitarnya, seakan hanya aku yang bersalah dalam hal ini. Ya, tentu saja dia mengatakan pada orang-orang sekitarnya kalau aku bukan wanita baik-baik, yang sudah banyak tidur dengan banyak lelaki, dan dia menuduh salah satu mantanku sebagai ayah anakku.

Keluargaku tentu tidak tinggal diam, masih terus dikejar hingga ke kantornya, dan ya dia tetap tidak mau bertanggung jawab. Bahkan ketika ibuku menghampiri rumahnya untuk kesekian kalinya, dia menjawab semua pertanyaan ibuku dengan nada tinggi yang tentu kita tau, pertanda orang berbohong adalah semakin meninggi nada bicaranya. Tetaplah saja menemui jalan buntu.

Akhirnya kami menyerah, berdoa pada Tuhan, biarlah karma yang memberinya hukuman. Lalu gimana nasib anaknya? Jadi di aborsi?

Tentu tidak, bahkan ketika ada pilihan untuk memberikan anakku untuk diadopsi orang lain, hatiku berat sekali. Tidak rela berpisah. Dan di sisa tiga bulan kehamilan, aku baru mengkonsumsi susu hamil dll. Berat janin juga normal dan kondisi bagus semua.

Tiba waktunya anakku lahir, ya tentu hanya ibuku yang mendampingi. Meski di awal semua menolak kehadiran anakku, tapi mau tidak mau, karna memang bukan salah anakku, semua menerima dengan lapang dada. Anakku lahir melalui operasi caesar (karna aku punya minus mata tinggi dan memang dilarang untuk lahiran normal) , mendengar langsung suara tangisan bayiku membuatku meneteskan airmata saat itu.

Begini rasanya menjadi seorang ibu. Dan bersyukurnya, anakku sehat tanpa kekurangan apapun. Tidak lama aku dirumah sakit, tiga hari istirahat, aku langsung bekerja (kantorku sudah tau kisah menyedihkanku). Memang tidak mudah menjadi ibu tunggal, manjadi ibu dan ayah sekaligus. Bahkan sampai aku harus merasakan darah tinggi karna kelelahan.

Hari demi hari ku lewati dengan berbagai masalah berbeda, sungguh batin dan fisikku sudah lelah sekali. Terlebih, sebagai ibu baru, aku merasa tidak mendapatkan dukungan atau support dari orang terdekat. Hal paling sensitif yang pernah terucap dari ibuku dan sangat membuatku sakit hati adalah, "gimana sih jadi ibu gak bisa diemin anak" , ya kondisinya anakku yang masih bayi sering sekali menangis, terkadang aku masih kebingungan apa sih mau anakku?

Tidak ada satupun kluargaku yang tau, aku pernah menaruh anakku yang masih bayi di stroller lalu kutinggalkan sendiri dalam kamar, menangis terus. Semakin keras tangisannya, semakin benci kurasa. Sembari ku memaki, aku menangis, hatiku sakit sekali, lelah. Ya, saat itu rumah sedang sepi hanya sisa aku dan anakku.

Yang ku tau, support orang terdekat adalah yang terpenting bagi seorang ibu baru, bukan perkataan yang menyakitkan. Sebutlah aku baper, tapi memang babyblues itu nyata adanya. Seringkali aku menyesali keputusanku mempertahankan anakku karna segalanya terasa semakin runyam. Tambah lagi aku sempat tidak bekerja selama setahun karna Covid waktu itu.

Ketika akhirnya aku dapat panggilan kerja, aku langsung menyetujui penawaran gaji yang diberikan, yang penting aku bekerja lagi, karna banyak yang harus ku bayar. Ya, dirumah tentu 'mengandalkanku' untuk bayar dan beli ini itu. Gajiku hanya 5juta, dan sebulan hanya memegang 500 ribu saja. Cukup? Tentu tidak guys :⁠) . Aku tentu tidak bisa menentang, karna uangku diatur mamaku. Karna dulu aku pernah terlilit hutang pinjol, sehingga aku harus meminjam dari bank untuk menutupi semua itu. Jadi mamaku tidak percaya jika tidak mengecek ATMku. Setiap gajian langsung disisakan 500ribu dan sisanya sudah ia tarik ke rekeningnya.

Awal aku biasa saja, tapi lama kelamaan terasa risih. Kenapa ga bilang aja? Gak bisa :) . Banyak yang harus dibayar dan mamaku lebih suka mengurus itu sendiri.

Semakin bertambahnya usia dan anakku semakin besar dan sekolah, aku semakin merasa lelah fisik, mental dan hati. Hati lelah dengan para lelaki mokondo yang tidak berguna, fisikku lelah, mentalku juga.

Loh mental? Kenapa ga priksa ke psikolog/psikiater? Sudah, dari waktuku sekolah aku sudah pernah ke psikiater bahkan aku sampai menangis di depan psikiaternya dan aku diberi obat penenang. Namun menurut mamaku, ah tidak bagus nanti ketergantungan obat, dia bawa ke psikolog, hasilnya memang aku dan mamaku bersebrangan, yang ku inginkan dengan yang mamaku inginkan bertabrakan, dan sifat mamaku yang terlalu dominan. Dan psikologku juga bilang aku punya trauma masa kecil. Dan ya, sekali lagi mamaku tidak mempercayai, ia bilang, "alah itu akal-akalan aja biar bolak balik".

Oh iya, aku tumbuh menjadi orang yang sangat introvert. Aku tidak suka dengan keramaian, aku tidak suka berdekatan dengan orang yang mulutnya tidak bisa diam, dan aku hanya dekat dengan beberapa orang saja. Dan, jangan pernah mengusik ketenanganku, zona nyamanku, kalau tidak ingin sakit hati dengan perkataanku.

Aku selalu berusaha menahan diri sekuat tenaga jika sedang emosi, karna aku menghindari orang lain sakit hati. Dan aku tipe orang yang kalau dirumah, tidak suka disuruh, aku lebih baik melakukan apapun jika memang aku mau daripada terpaksa.

Aku iri dengan orang-orang yang bisa pulang kerumah dengan senang, tenang dan damai. Aku selalu merasa pulang hanya untuk mandi dan tidur saja. Aku lebih banyak sakit hati dirumah.

Yang seringkali terucap dari mamaku, "gimana sih jadi orangtua kok diem aja anaknya begini begitu" , "nah ga enak kan punya anak? ribet kan?" , "bisa gak sih ngurus anak?"

Apa aku tidak boleh marah?

Apa aku tidak boleh sakit hati dengan itu semua?

Aku tidak pernah diam dengan anakku, aku selalu berbincang dengan anakku empat mata, dan seringkali yang terjadi adalah aku jadi memaki, mengomeli anakku atas semua yang dia perbuat, ya emosi itu jadi tersalurkan pada sang anak. Aku sangat paham itu salah, dan bukan contoh yang baik.

Aku sendiripun tidak suka dengan orang yang menggunakan nada tinggi, seperti papaku yang sering berbicara nada tinggi, sungguh sebagai seorang introvert, hatiku sangat sakit jika mendengar nada tinggi.

Pernah merasa ingin mati saja karna lelah dengan semuanya? Tentu pernah, sering terpikirkan, namun untuk sekarang jika terlintas lagi, aku hanya memikirkan nasib anakku.

Siapa yang akan mengurus anakku?

Siapa yang bisa sayang dengannya selain aku?

Siapa yang bisa perduli, bisa mengajaknya main?

Bahkan aku pernah terpikirkan, jika aku mati, aku akan mengajak anakku daripada dia harus hidup sendirian.

Bilanglah diriku berlebihan, ah pasti kalian tidak tau bagaimana rasanya ada di posisiku. Semua orang pasti mengira aku baik-baik saja, karna aku selalu tertawa didepan orang lain, terlihat bahagia, padahal hati dan mentalku sedang hancur berantakan. Terkadang aku menangis sendiri, memaki diri sendiri, benci dengan diri sendiri.

Sungguh tidak enak berada dalam kondisi seperti ini..

Semoga tidak ada yang mengalami hal yang menyakitkan sepertiku ☺️

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Slice of Life
Cerpen
Aku Tak Minta Dilahirkan
Jessy Margaret
Cerpen
Bronze
Di Penghujung Hari
Galang Gelar Taqwa
Cerpen
Bronze
Liburan Juga Bermanfaat
LISANDA
Cerpen
Bronze
Tangisan Ibu Terhenti
Sepasang Renjana
Cerpen
Bronze
Memecat Bos
Ravistara
Cerpen
Raenna
Hilda Pratiwi
Cerpen
Bronze
Hari Batih Hani
Melyuchan
Cerpen
Bronze
Luka
Evelyn Crystal
Cerpen
Bronze
Sepakbola dan Mimpi
Nur Fathimah Az Zahra Ihsana
Cerpen
Bronze
Hati Seorang Sahabat
Munkhayati
Cerpen
Indahnya Surga di Telapak Kaki Ibu
LISANDA
Cerpen
Bronze
Enchanted
Lady Queen
Cerpen
Bronze
Sepasang Mata Bola di Kereta
Jalvanica
Cerpen
Tidak Ada Doa Panjang Umur
Yutanis
Cerpen
Bronze
Arcanum Hall
jasmine
Rekomendasi
Cerpen
Aku Tak Minta Dilahirkan
Jessy Margaret
Novel
Chika Si Budak Cinta
Jessy Margaret
Novel
CYNTIA
Jessy Margaret
Novel
Crazy Love Story
Jessy Margaret
Cerpen
Story Of My Life
Jessy Margaret
Novel
GOD IS GOOD
Jessy Margaret