Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
Aku Saksi Semuanya
0
Suka
519
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Bab 1 – Radio

Aroma apak dan debu tebal menyelimuti setiap sudut toko loak Pak Kusno, menusuk hidung Raka begitu ia melangkah masuk. Cahaya sore yang temaram dari celah-celah genting menyoroti tumpukan barang-barang usang: lemari reyot, patung kayu yang kehilangan mata, dan gunungan buku kuning yang rapuh. Bagi Raka, mahasiswa teknik elektro tingkat akhir, tempat ini adalah surga. Bukan karena pesona barang antik, melainkan potensi tersembunyi di balik karat dan lapuk. Ia mencari komponen, mungkin sisa-sisa sirkuit lama yang bisa ia preteli untuk tugas akhirnya, sebuah proyek transmisi gelombang radio mini.

Pandangannya tertumbuk pada sebuah radio tua di pojok, tergeletak di antara tumpukan piringan hitam yang retak. Bodinya terbuat dari kayu mahoni gelap, ukirannya rumit, dan tombol-tombol putarnya mengkilap meskipun berkarat di beberapa bagian. Radio itu seakan memanggilnya, berbisik dari balik waktu. Ada sesuatu yang lain, sesuatu yang lebih dari sekadar daya tarik estetika. Sebuah getaran aneh, seperti resonansi samar yang hanya bisa ia rasakan. "Berapa ini, Pak?" tanyanya, menunjuk radio tersebut.

Pak Kusno, dengan kacamata melorot di hidung, menoleh. "Oh, itu... peninggalan kakek saya. Sudah rusak puluhan tahun. Angkut saja, Nak. Anggap saja hadiah."

Raka terkejut. Hadiah? Sebuah radio seantik ini? Ia menimang-nimang radio itu, merasakan dinginnya kayu dan beratnya mesin di dalamnya. Ada rasa penasaran yang kuat, seolah radio ini punya cerita yang ingin dibagikan. Ia mengucapkan terima kasih dan bergegas pulang, tak sabar untuk membongkar dan memeriksanya.

Malam itu, kamar kos Raka berubah menjadi bengkel dadakan. Lampu meja menyoroti diagram sirkuit, kawat-kawat tipis berserakan di meja, dan bau timah solder memenuhi udara. Ia membersihkan radio dengan hati-hati, memeriksa setiap komponen. Anehnya, sirkuit di dalamnya masih utuh, bahkan terlihat baru di beberapa bagian, seolah radio itu baru saja dirakit. Ia menemukan slot baterai yang aneh, tidak seperti baterai biasa, dan memutuskan untuk menyambungkannya langsung ke adaptor listrik.

Ketika saklar on ditekan, tak ada yang terjadi. Hanya desisan statis, seperti siaran yang gagal menangkap gelombang. Raka memutar tombol frekuensi, jari-jarinya menelusuri angka-angka usang. Tiba-tiba, di antara desis dan gemerisik, sebuah suara muncul. Jernih, namun penuh dengan distorsi yang aneh, seolah datang dari lorong waktu yang gelap.

Suara seorang penyiar laki-laki, bariton, dengan aksen kolonial yang kental. "Siaran Radio Batavia melaporkan tragedi pilu di desa terpencil di Jawa Barat. Pembantaian massal oleh tentara Kompeni, menewaskan puluhan warga sipil tak bersalah..."

Raka terpaku. Radio ini... berfungsi? Dan siarannya... tahun 1924? Itu mustahil. Ia menajamkan pendengaran. Suara penyiar melanjutkan, detail-detail mengerikan tentang rumah-rumah yang terbakar dan mayat-mayat yang bergelimpangan. Kemudian, hening sesaat, disusul oleh suara yang membuat bulu kuduk Raka berdiri: jeritan. Jeritan pilu, memilukan, seolah-olah ditarik dari kedalaman penderitaan. Jeritan perempuan, anak-anak, disusul suara tembakan yang memekakkan telinga.

Jantung Raka berdegup kencang. Ia mencoba mematikan radio, menekan tombol off berkali-kali, tapi tidak ada respons. Suara-suara itu semakin kuat, semakin nyata. Bau gosong dan darah samar-samar tercium di udara, meskipun ia tahu itu han...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp11.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Bronze
Aku Saksi Semuanya
Christian Shonda Benyamin
Novel
Malam satu suro
Pradiky winata
Skrip Film
WARALIT
Nia
Novel
Bronze
Tembung Lakar
Keefe R.D
Novel
Di Antara Rumah yang Kosong
Imajiner
Novel
Mereka Yang Tak Terlihat
Mahendra Dwi Putra
Cerpen
Bronze
Pemakaman Jhon Mortonson karta Ambrose Bierce penerjemah : ahmad muhaimin
Ahmad Muhaimin
Cerpen
Tetanggaku yang Pendiam
Marion D'rossi
Novel
Bronze
Koma Karmila
Herman Sim
Novel
Bronze
Panggilan Hitam Pesantren Kelam
Arslan Cealach
Cerpen
Bronze
Dia Menangkap Hantu dengan Dua Tangannya
Habel Rajavani
Cerpen
Bronze
Jangan Ambil Uang Itu!
Jasma Ryadi
Novel
6nam
Nikodemus Yudho Sulistyo
Novel
Santri Tak Kasat Mata
Hanif Hilmi Ali
Novel
Bronze
Luk Thep ~Novel~
Herman Sim
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Aku Saksi Semuanya
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Raina
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Mereka Ingin Menyakitiku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Yamero
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
#fyp Terakhir
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Aku Bersama Mereka
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Siaran Terakhir
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Imajiner Yang Nyata
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Guru BU Ratmi
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Ada Apa Dengan Diriku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kultus Sebuah Lagu
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Panggilan Sumur Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Sang Kolektor Jiwa
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Ruko Terlarang
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Paranoid
Christian Shonda Benyamin