Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
Aku Bersama Mereka
1
Suka
2,768
Dibaca

Bab 1 – Anak Daerah yang Beruntung

Desas-desus tentang SMA Nusa Bangsa sudah sering Randy dengar bahkan di sudut kota kecilnya, Cilegon. Konon, sekolah itu adalah salah satu institusi pendidikan paling tua, paling bergengsi, dan paling diminati di Indonesia, berlokasi di sebuah kota tua yang dipenuhi jejak-jejak sejarah kolonial Belanda. Kota itu sendiri bernama Kota Kencana, sebuah nama yang konon diberikan karena kekayaan warisan budaya dan arsitekturnya. SMA Nusa Bangsa bukan sekadar sekolah, melainkan sebuah lambang prestise, sebuah gerbang menuju masa depan cerah bagi setiap siswa berprestasi yang berhasil menembus seleksinya yang ketat. Selama bertahun-tahun, Randy hanya bisa membayangkan dirinya melangkah di koridor-koridor megah sekolah itu, berinteraksi dengan guru-guru hebat, dan bersaing dengan siswa-siswa terpilih dari seluruh Nusantara.

Maka, ketika selembar surat dengan kop resmi SMA Nusa Bangsa tiba di rumahnya yang sederhana di Cilegon, Randy hampir tidak bisa mempercayai apa yang ia baca. Jantungnya berdegup kencang, memompakan adrenalin ke seluruh tubuhnya. Matanya tak lepas dari tulisan: "Dengan bangga kami memberitahukan bahwa Saudara Randy Pradana, lulusan SMP Harapan Bangsa, telah diterima sebagai siswa baru tanpa tes melalui jalur khusus prestasi daerah terpencil." Sebuah kesempatan emas, sebuah anugerah tak terduga. Ia, seorang remaja enam belas tahun dengan cita-cita setinggi langit, akan merantau, meninggalkan rumah, orang tua, dan semua kenyamanan yang selama ini ia kenal. Ia akan melangkah ke sebuah kota asing, ke sekolah impian yang selama ini hanya ada dalam lamunannya.

Bapak Slamet, ayahnya yang seorang petani dengan tangan kasar dan tatapan mata penuh kehangatan, mendekat dan menepuk pundak Randy dengan bangga. "Nak, ini adalah jalan yang dibukakan Tuhan untukmu. Jangan sia-siakan setiap detik yang kamu miliki di sana." Wajahnya berkerut oleh garis-garis kelelahan, namun senyumnya tulus dan penuh dukungan. Ibu Lastri, ibunya yang selalu lembut dan perhatian, memeluknya erat, air mata membasahi pipinya yang keriput. "Jaga diri baik-baik, ya, Nak. Makan teratur, jangan lupa beribadah, dan jangan lupakan kami di sini." Suaranya bergetar, diselingi isakan lirih. Randy mengangguk, dadanya meluap-luap dengan campuran semangat, haru, dan sedikit rasa gugup yang tak bisa ia jelaskan.

Persiapan keberangkatan dilakukan dengan sederhana. Randy hanya membawa sebuah tas ransel yang tidak terlalu penuh berisi beberapa pakaian, buku pelajaran SMP, dan sebuah kamus usang peninggalan kakeknya. Namun, di dalam hatinya, ia membawa impian yang jauh lebih besar, sebuah harapan akan masa depan yang cerah, penuh pembelajaran, dan pengalaman baru. Di hari keberangkatan, keluarga besarnya berkumpul untuk mengantarkannya ke terminal bus. Neneknya memberikan sebungkus rendang buatan sendiri, berpesan agar Ra...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp9.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Bronze
Aku Bersama Mereka
Christian Shonda Benyamin
Flash
MAHLUK ANEH
Reiga Sanskara
Cerpen
Bronze
Main Di Tengah Malam
Christian Shonda Benyamin
Novel
Gold
Spooky Stories: Penghuni Keempat
Noura Publishing
Cerpen
Boneka Terkutuk
Amelia Purnomo
Novel
Bronze
WINDY ... IS CALLING
Herman Trisuhandi
Komik
Bronze
Perjalanan Dua Dunia
Maria Nur Karimah
Skrip Film
AVENDOR
Audhy R.H
Cerpen
Bronze
Rumah Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Radio Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
BONEKA KAYU
Rian Widagdo
Flash
Wanita Tua dan Tangisnya
Lebah Bergantung
Cerpen
Cosplay Jadi Guling
Amelia Purnomo
Skrip Film
Sugih
Refy
Cerpen
Bronze
Orang yang Sama
Jasma Ryadi
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Aku Bersama Mereka
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Main Di Tengah Malam
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Delusi Atau Nyata
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Rumah Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Radio Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Pusaka Naga Hitam
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Aku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Jumat Akhir Bulan Juli
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Simfoni Gema Yang Membeku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Aku Atau Dia
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Galeri Lukisan Oscar
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Terjebak Dunia Arwah
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Simfoni Keabadian
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayangan Hitam Di Jendela
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kakek Memanggil
Christian Shonda Benyamin