Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
[Lihatlah dirimu, orang yang telah menggapai keabadian. Kira-kira apa yang kau dapatkan setelah semuanya? Hidup di bawah kekosongan seolah kehidupanmu tidak ada artinya.]
Tidak ada yang abadi di dunia ini, aku tidak bisa menyentuhnya. Tidak ada hal apapun di dunia ini yang mampu menyentuhnya. Menurutmu apa yang terjadi padaku? Seperti apa kondisiku saat ini? Apa aku terlihat menyedihkan? Mungkin kamu tidak salah hanya saja pandangan kita berbeda. Aku cukup menikmati kehidupan ini tanpa harus bahagia atau bersedih.
[Aku mungkin salah menilai tetapi, kau sudah hidup untuk jangka waktu yang sangat lama. Kebahagian mungkin berbeda dalam pandanganmu. Namun, ini adalah kehidupanmu. Kamu harus menjalani kehidupanmu sendiri bukan hanya melihat kehidupan orang lain.]
Menurutmu dengan memegang kebahagiaan maka kamu memahami dunia ini?
[Memahami dunia ini bukanlah ranahmu, Manusia. Aku datang untuk mengambil nyawamu, tetapi aku tidak bisa. Bagaimanapun aku harus melihat apa yang kau lakukan.]
Kamu benar. Berkat kamu para sahir musnah jutaan tahun yang lalu dan digantikan para manusia yang sama sekali tidak tahu-menahu apa itu sihir. Kamu menganggap mereka telah melakukan perusakan dan selalu menumpahkan darah sebagai sesuatu hal yang buruk tetapi, sesungguhnya semua itu dilakukan untuk menggapai kebahagiaan. Lihatlah! Para sahir dan manusia itu sama.
[Memanggil dirimu sebagai seorang Sahir adalah sebuah kesombongan.]
“Ada banyak cara untuk menggapai kebahagiaan.” Perkataan itu berlaku mutlak sepanjang masa. Namun, peradaban yang kamu buat sekarang tidak terlihat seperti itu. Jalan kebahagiaan hanya satu, cinta. Sebenarnya apa itu cinta?
[Ketahuilah aku memusnahkan sihir dari muka bumi ini bukan tanpa alasan. Manusia tidak perlu memikirkan sesuatu yang rumit. Mereka hanya perlu kebahagiaan bukan kuku dan taring. Namun, tanpa senjata pun mereka masih melakukan tindakan yang buruk. Aku tahu demi apa mereka bertindak. Aku tahu mereka masih merusak, tetapi kerusakan yang dihasilkan tidaklah besar jika dibandingkan dengan sihir.]
Aku tahu apa itu cinta. Apa kamu pikir cinta akan membawakan kebahagiaan saja? Kamu melihatnya, di bawah sama?
[Dia?]
“Siapa? Aafi? Aku gak suka dia. Dia terus-terusan nembak, agak repot. Jadi, aku temenin dia sementara. Hehe …., jaga perasaan kok jadi tugas cewek?”
Cinta seseorang tidak pernah hilang meski kenangan mungkin saja akan terkikis waktu. Namun, ada saja orang yang tidak bisa membedakan antara cinta, kasih sayang, dan hanya nafsu berahi. Itu wajar karena bagi seseorang yang tertarik kepada lawan jenis (pria ATAU perempuan) semua perasaan itu bercampur aduk. Seseorang mengganggap orang terkasihnya sebagai harta paling berharga dalam hidupnya. Namun, itu sama saja seperti mencampur nafsu berahi dengan ketamakan akan harta. Atau mungkin, cinta memang gabungan dari nafsu dan tamak?
[Apa yang ingin kau katakan Aleta?]
Aku Lilist. Cinta adalah paku hati yang akan meninggalkan lubang saat dicabut. Ingat ini, “harta satu-satunya yang paling berharga tidak boleh dimiliki orang lain.” Perasaan tidak akan bertemu lagi, merasa sendiri, kosong, dan kehilangan. Itu adalah kecemburuan. Jika cinta memang gabungan dari nafsu dan tamak, lubang itu akan diisi iri dan amarah yang bercampur menjadi kedengkian. Dia menjadi ragu apakah cintanya dibalas atau tidak.
“Hani apa kau mencintaiku?”
“Aafi kita pacaran, kan? Tentu saja aku mencintaimu. Karena itu lepaskan rantainya ya.”
Cinta itu buta tidak melihat apapun bahkan isi hati orang tercintanya. Maka, semua hal itu hanyalah keegoisan. Ego yang muncul dari cara mempertahankan apa-apa yang menjadi kepemilikan pribadi. Sebuah benda yang dimiliki. Sebuah benda berharga yang tidak boleh jatuh atau dirusak oleh orang lain. Hanyalah keyakinan kepada apa saja yang akan membawakannya kebahagiaan sejati. Keegoisan manusia yang merupakan bagian dari ketamakan. Maka benar, cinta memang campuran dari nafsu berahi dan tamak. Jelas ini adalah biang dosa. Sebuah kerusakan dan kecacatan. Apa aku benar Mikhael?
“Hani, tidak ada obat hati di dunia ini. Jika kau tak ingin manjadi milikku maka lebih baik tidak seorang pun memilikimu.”
Keegoisan dan kedengkian tidak mampu mengisi lubang di hati tetapi, justru membuat keretakan besar hingga menimbulkan rasa sakit yang teramat dalam.
“Hani kau adalah cinta pertamaku sudah bertahun-tahun lamanya. Kau ingat hari ulang tahunmu ke-15? Aku menjatuhkan kue ulang tahunmu tentu kau akan selalu mengingatnya. Aku bilang itu tidak sengaja tapi sebenarnya sebaliknya. Namun, kau tidak pernah marah. Dari dulu kau tidak pernah berubah, itu yang membuatku menyukaimu. Jangan khawatir, setelah ini aku juga akan menyusul.”
Tapi, sungguh? Apakah cinta adalah emosi yang datang dari nafsu berahi dan tamak manusia? Seseorang yang tamak akan selalu berkeingin memuaskan dirinya sendiri, hanya dirinya sendiri. Selalu bermimpi merasakan kebahagiaan dari kekasihnya. Sebuah masa depan yang hangat. Ini adalah harta yang selalu diinginkan hati manusia. Hanyalah sebuah keegoisan yang berasal dari ketidakpuasan hati yang tamak, yang menginginkan kebahagian, yang membentuk bayangan kata cinta. Harta benda, gunungan harga yang dikumpulkan semata-mata hanyalah alasan untuk mencapainya.
Itulah cinta, Mikhael. Sebuah paku hati. Seperti pemuda itu yang tanpa ragu mengurung, membunuh, dan mengubur kekasihnya sendiri. Bukankah para sahir dan para manusia itu tidak berbeda? Mereka melakukan perusakan dan menumpahkan darah.
[Tidak, cinta adalah kemurnian hati. Kasih sayang tanpa pandang bulu. Rasa saling menyayangi satu sama lain. Seperti kasih ibu pada anaknya. Benci, iri, kecemburuan bukanlah bagian dari cinta.]
Dangkal. Apa kamu memusnahkan para sahir hanya karena alasan ini? Senjata yang dimiliki manusia bukanlah sihir melainkan kepala mereka. Apa kamu berpikir dengan menghapus sihir atau niat jahat seseorang … tidak, tentu saja tidak, kamu tidak berpikir seperti itu. sebenarnya apa kamu pikirkan?
[Surga, itulah tujuanku.]
Maksudmu seperti dia? Dengan sekop ditangannya, meski rasa bersalahnya terhapus hujan, dia tetap jauh dari rasa bahagia. Hidupnya untuk selanjutnya mungkin akan tersiksa dan terus dibayang-bayangi rasa bersalahnya. Itu lebih mirip hidup di neraka daripada di surga.
[Surga dan neraka adalah kepercayaan yang tidak hilang bahkan setelah bangsa yang menganutnya punah. Kita adalah bangsa terakhir yang tersisa. Kita sama sekali tidak tahu apa yang menanti kita di dunia setelah kematian, karena itulah aku membawa surga dan neraka ke dunia ini. Orang itu telah memasuki neraka.]
Apa kau ingin bertindak seperti Tuhan? Mengatur segalanya padahal dirimu sendiri adalah ciptaannya.
[Tidak, aku tak bisa membohongi mereka yang sudah bekerja keras untuk hidup, berjuang untuk anak mereka. Aku hanya melempar tali sebagai pegangan hidup yang baik dan mengarahkan mereka ke arah yang baik sehingga mereka akan merasakan hidup seperti di surga walaupun dengan keadaan yang tidak layak. Merasakan kebahagian yang sama tanpa melihat kekayaan ataupun kekuasaan.]
Seperti itukah? Kalau begitu rencanamu sama sekali tidak berhasil.