Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Kami berada dalam film dan kami mati... Kami berada di luar film dan kami sungguh mati satu per satu seperti urutan dalam film. Akankah ada dari kami yang selamat?
Premis
Pembuatan film terkutuk yang membawa malapetaka. Para pemain dari film tersebut mati satu per satu.
Pengenalan Tokoh
Arina dan teman-temannya adalah artis yang akan membintangi film horor yang dibuat oleh Tino. Namun baru dibuat, salah seorang pemain bernama Arimbi yang mendapat peran tewas di film tersebut, justru ditemukan benar-benar tewas. Arina dan teman-temannya ingin berhenti, tetapi Tino mengancam dengan denda besar. Pembuatan film itu kemudian dilanjutkan dan Andi, teman Arina, yang ketakutan karena tewas dalam film kemudian juga ditemukan meninggal dengan cara mengerikan. Selanjutnya adalah giliran teman Arina bernama Ajeng yang tewas dalam film. Namun bukan Ajeng yang meninggal, melainkan Wahyu yang juga ikut berperan di film itu. Selanjutnya justru Tino yang akhirnya tewas. Arina, Devan, dan Ajeng, makin cemas. Mereka kemudian menyelidiki tentang naskah yang hanya diterima lewat ponsel tersebut per scenenya. Akan tetapi, meski telah ada yang menjadi korban dan proses syuting berhenti, naskah tetap terkirim ke ponsel Arina dan kedua temannya. Ajeng juga nyaris terbunuh sebelum Devan dan Arina menolong dia. Mereka kemudian akhirnya berhasil mengetahui pembuat naskah. Namun tragedi lain terjadi karena mereka akhirnya saling membunuh. Polisi mendatangi rumah pembuat naskah untuk memberitahukan kabar duka tragedi tersebut. Namun ia tidak ada bukti yang menyeret dia terlibat dalam kasus. Tidak lama datang produser film lain yang menginginkan naskah dia. Si pembuat naskah segera menyanggupi. Ia kemudian mengurung diri di kamar dan mengetik dengan komputer. Tidak lama ia menuju kulkas dan membukanya. Tersenyum saat melihat kepala dengan wajah mirip dirinya terbungkus dalam plastik di dalam freezer.