Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Ini perjalanan sekelompok anak teater pradipa yang berlibur ke daerah pangandaran, mereka berniat merayakan ulang tahun lahirnya teater, mereka menginap di rumah pembimbingnya yang lama terbengkalai.
Premis
Perjalanan ke Pangandaran dan menemukan hal mistis di rumah guru pembimbing
Pengenalan Tokoh
Anggota Teater sedang berkumpul di rumah Bu Vika yang berada di Kec. Panumbangan Ciamis. Mereka sedang mempersiapkan untuk pergi merayakan ulang taun teater ke Pangandaran.
Keputusan akhirnya mereka menyewa satu mobil dan diberi pinjam satu mobil lagi oleh dimas karena satu mobil tidak cukup. Penginapan di rumah Bu Vika agar tidak menambah dana lagi.
Keesokan harinya mereka berkumpul di sekolah jam 12 siang. Satu persatu anggota teater datang dan mulai memasuki mobil karena sudah tidak sabar untuk berlibur ke pangandaran
Saat di perjalanan kami menyewa kamera terlebih dahulu dan langsung berangkat ke Pangandaran. Mereka sampai jam 6 sore.
Anak teater merinding karena ternyata rumah yang akan ditinggali dekat dengan pemakaman. Untung ada sebuah mesjid yang membuat mereka cukup tenang.
Mereka menyimpan barang barang nya, lalu Dimas mengajak anak laki laki solat di mesjid secara bersamaan agar tidak saling menunggu jika di rumah. Akhirnya mereka pergi ke mesjid.
Mereka merasa aneh karena di mesjid banyak orang tapi tidak ada orang yang bersolawat membuat suasana kembali menegangkan.
Setelah mereka selesai solat mereka kaget karena orang orang yang tadi duduk tiba tiba tidak ada. Mereka pura pura lupa dan kembali pergi ke rumah.
Semua anak teater pun bersiap siap untuk pergi ke cafe merayakan hari jadi teater pradipa. Mereka segera bersiap mandi kecuali Hendry yang malah berjalam jalan.
Anak laki laki mandi di belakang puskesmas, saat itu tiba tiba ada seorang bocah yang terus menerus tertawa dan membuat Rohmat, Sansan, Rapi, Upi resah.
Hendry pergi ke warung di awal masuk gang dia nampak aneh dengan orang orang disekitar nya, Hendry mulai tidak nyaman, tapi ternyata Ibu pemilik warung kenalan Bu Vika.
Setelah semuanya selesai mandi mereka akhirnya berangkat ke cafe. Walaupun pikiran mereka sedikit terganggu oleh kejanggalan disana tapi mereka tetap siap bersenang senang dengan menggunakan seragam teater nya.
Saat sampai di cafe mereka memberi surprise ke Bu Vika lalu bersenang senang menikmati indahnya malan di Pangandaran.
Pukul 11 malam mereka kembali anak perempuan langsung tidur kecuali sarah yang berdiam diri bernyanyi.
Anak laki laki, kecuali sansan yang telah tertidur bermain kartu hinggal larut malam sampai pukul jam 2 pagi mereka tertidur. Sarah yang sedang tidur dikagetkan oleh Biya yang tiba tiba membuka mata saat tidur.
Pengumuman orang meninggal pun berbunyi.
Rohmat, Hendry, Upi langsung terbangun karena mereka kaget tiba tiba ada yang meninggal saat mereka datang. Hendry tidak percaya dan berpikir mungkin ini cuma bercanda.
Pagi pun kembali datang Bu Vika melayad terlebih dahulu, selagi menunggu anak anak teater membuat sebuah vlog di rumah itu.
Bu Vika pun telah kembali, mereka berangkat untuk berenang ke Pantai Pangandaran.
Mereka menghabiskan semua waktunya disana hingga pukul 12 siang. Mereka pun berkemas dan kembali pulang.
Sesampainya dirumah masing masing mereka langsung sharing foto dan vidio yang telah mereka rekam di Pangandaran.
Mereka terkejut karena di salah satu vidio yang di rekam nampak sebuah penampakan yang sangat jelas. Mereka pun memutuskan untuk berkumpul di sekolah dan berbincang.
Sebelum mereka tidur mereka yang telah melihat vidio itu merasa sangat terganggu dan merasa ada beban di dirinya.
Keesokan harinya Bu Vika menjelaskan semuanya dan akhirnya mereka mengerti sebenarnya tidak ada yang perlu ditakutkan, orang orang yang waktu solat tidak ada emang mereka telah pergi dengan cepat. Anak kecil yang selalu tertawa juga memang dia mengalami gangguan.
Dimas pun membahas tentang penampakan yang tertangkap di vidio menanyakan ke aslian nya. Bu Vika menjelaskan jika itu lebih baik dihapus demi ketenangan.
Setelah mengetahui penjelasan tersebut mereka lega dan kembali pulang ke rumah masing masing. Semua menuruti perintah Bu Vika menghapus vidio penampakan nya.
Kecuali Hendry dia terlihat masih menyimpan vidio nya hingga dia menuliskan cerita untuk diangkat menjadi film horror dari kisah nya. Tiba tiba bayangan pun datang menghantam nya.