Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Eka Indra bukan seorang laki-laki. Dia benar-benar perempuan, feminim, manis dan itu adalah masalah utamanya. Dimas tidak berharap seorang perempuan menjadi rekan kerjanya. Sebagai ilustrator, dia ingin penulis cerita untuk komik yang dikerjakannya adalah seorang laki-laki. Harus laki-laki. Agar apa? Entahlah. Dimas semacam anti perempuan dan kali ini Dimas terjebak.
Eka Indra memang bukan nama perempuan kebanyakan. Dan seperti namanya, Eka pun tidak seperti perempuan kebanyakan. Eka menyukai tipe laki-laki yang galak, judes, menyebalkan, cuek, dan Dimas adalah pilihan yang cocok. Begitulah Eka, aneh dan terbukti aneh. Dalam dunia Eka, bekerja bersama Dimas adalah skenario termanis dari yang paling manis. Mencuri pandang, cinta lokasi, menikah, hidup bahagia, itulah yang diharapkan Eka. Namun harapan hanyalah harapan. Alih-alih meluluhkan Dimas, Eka malah menghancurkan hatinya sendiri.
Seperti kutub-kutub magnet senama, perasaan Eka dan Dimas saling tolak menolak bila didekatkan. Tidak ada satupun sinyal cinta Eka yang sampai dengan selamat ke hati Dimas. Entahlah, mungkin belum berjodoh atau (mungkin) benar-benar tidak berjodoh.
Akhirnya, cinta Eka seperti pohon yang harus ditebang dan dicabut hingga ke akar-akarnya. Menyakitkan. Sanggupkah Eka melepaskan rasa itu? Harus bagaimana caranya? Tolong hilang saja Dimas. Kasian Eka.