Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Ketika aku kecil aku dan ayahku menanam sebuah pohon di halaman belakang pekarangan rumah. Ketika aku dewasa, aku berlibur untuk kembali ke rumah ayahku, aku kembali melihat pohon yang kami tanam bersama, dan pohon itu tumbuh menjadi pohon yang besar. Kemudian aku berjalan mendekati pohon itu, dengan wajah senang dan puas aku melihat pohon itu dengan seksama, namun tidak kusangka ternyata pohon itu memiliki dua buah dalam satu cabang, aku sangat terkejut. Satu buah bersinar, satunya lagi terlihat busuk. Keesokan harinya aku kembali melihat buah itu, namun aku melihat hanya ada buah yang bersinar dipohon itu. Keesokannya lagi, aku melihat hanya buah busuk saja, begitulah terus berulang kali terjadi. Namun keesokan harinya aku melihat kedua buah itu bersamaan, dan aku memutuskan untuk memetik buah yang busuk itu, lalu membuang buah itu, tapi karena hal itu membuatku stress hingga psikologiku terganggu, dan membuatku tidak bisa tidur dengan tenang. Aku pun memutuskan untuk menebang pohon itu, namun anehnya batang pohon itu sangat kuat, hingga gergaji mesinku menjadi tumpul. Aku pun memutuskan untuk menggali hingga keujung akarnya, sepuluh meter sudah kugali, tapi aku belum menemukan ujung dari akarnya dan hingga dua puluh meter aku gali masih saja belum kutemukan ujung akarnya. Ada apa ini? Pohon ini benar-benar membuatku kebingungan. Aku pun berteriak sekencang-kencangnya, aku menangis sehisteris-histerisnya. Pada akhirnya aku sadar bahwa pohon ini adalah Pohon Berakar Dalam.