Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
"Hmmh!" Dinda merintih ketika mendapati kesadarannya. Mulut gadis itu terbungkam. Sesak. Pernapasannya terganggung. Mata hitamnnya mencoba mencari sumber pencahayaan, tetapi nihil, galap yang dia dapat. Entah di mana dia sekarang, hanya Tuhan yang tahu.
Pikiran gadis tujuh belas tahun itu kembali memutar ulang memorinya. Antara menyesal dengan ucapannya di Senin pagi--tentang kasus penculikan--membuatnya putus asa.
---
Jauh dari posisi Dinda berada, laki-laki itu masih meratapi dirinya yang pengecut. Kejadian pukul lima sore, sehabis pulang sekolah itu membuatnya sangat kacau. Apa yang harus dilakukannya? Laki-laki itu tidak ingin membuat kesalahan yang sama seperti sore tadi.
---
Di posisi lain, Black Roses sudah bersiap dengan tiga anggota timnya untuk menemukan keberadaan Dinda, serta membantu Herman--polisi yang menangani kasus--dalam mengungkap biang dari kasus penculikan anak sekolah dasar yang sedang marak di daerah Jabodetabek.
Premis
Seorang Ibu--pimpinan gangster lagenda di jawa--menyelamatkan anak gadisnya bersama tim dan suaminya.
Pengenalan Tokoh
Dinda terbangun di dalam kondisi terikat di kursi kayu lapuk. Matanya melihat ke arah sumber pencahayaan minim di gudang terbengkalai, terlihat Asep dan Ujang tengah panik menelepon seseorang yang dipanggil 'Bos'.
Pikiran gadis itu kembali mengingat kejadian tadi sore, sehabis pulang sekolah, saat dia berusaha menyelamatkan seorang anak SD yang akan menjadi korban penculikan. Namun gagal karena tumbang setelah dipukul dari belakang oleh Ujang.
Herman, di gang sempit tempat kejadian penculikan terbaru terlihat berang. Kasus yang ditanganinya belum temu titik terang. Perasaannya semakin campur aduk saat salah satu anggota memberikan gantungan kunci Detektif Conan bergores 'D' dibagian bawahnya. Perasaannya sebagai seorang ayah tahu batul bahwa itu milik anak gadisnya. Rasa cemas itu semakin diperkuat dengan laporan dari Riani yang mengatakan bahwa anak mereka belum ada kabar sejak pulang sekolah.
Riani dan anggotanya--Arini,Ridwan, dan Dewanto--segera memulai misi mereka setelah sepuluh tahun vakum. Bekerjasama dengan Herman secara diam-diam membuat mereka yakin bahwa misi penyelamatan ini berhasil. Berkat laporan dari Razak--saksi mata Dinda diculik--tentang plat mobil yang membawa Dinda menjadi awal dari pemecahan kasus tersebut. Usaha Dinda meninggalkan kode-kode selama di perjalanan menuju markas komplotan kasus penculikan tersebut menjadi peta bagi ibu dan ayahnya dalam menemukannya.