Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
"Saya nggak merasa terbuang. Saya cuma lebih senang menikmati kesendirian. Saya tidak hidup untuk orang lain dan nggak meminta orang lain hidup untuk saya."
Karin yang tidak memiliki banyak teman dan hanya berkawan Mala tiba-tiba menemukan dua sosok laki-laki yang memiliki sifat sangat bertolak belakang. Danu adalah sosok cerdas, pengertian, dan memiliki banyak kesamaan minat dengan Karin sementara Tio adalah sosok populer, spontan, yang seringkali memberikan kejutan tak terduga kepada Karin.
Baik Danu ataupun Tio memberi warna dalam kehidupan Karin yang datar. Kehidupan Karin yang datar disebabkan karena selama ini Karin menarik diri dari kehidupan sosial. Penyakit Lupus yang diderita Bunda menjadi alasan mengapa Karin lebih memilih lebih dekat dengan ibunya daripada teman-teman seusianya.
Setelah semakin mengenal Danu dan Tio, Karin yang sebelumnya sangat berjarak dengan kehidupan sosial di lingkungan sekolahnya perlahan melihat lingkungannya dengan pandangan yang berbeda, sebagaimana seekor kupu-kupu yang berusaha meninggalkan cangkang kepompong.
Tio ataupun Danu membuka mata Karin bahwa kehidupannya tak sesempit ulat dalam kepompong. Karin berhak menikmati hidupnya sebagaimana kupu-kupu yang keluar dari cangkang kepompong bernama Bunda.