Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
"Tentang Bunga, seorang sarjana dengan gengsi sosial tinggi, tapi bekerja sebagai guru honorer dengan gaji sangat kecil. Tentang Ratmini, seorang asisten rumah tangga di luar negeri dengan status sosial rendah, tapi mendapat gaji besar, mampu membeli rumah dan mobil di tanah air. Tentang Bu Tuti, guru honorer dengan pengabdian lama, tapi tinggal di gudang sekolahan bersama kedua anaknya. Tentang para perempuan yang memperjuangkan cita-cita mereka di antara kehidupan yang didominasi kekuasaan dan tekanan laki-laki. Tentang sistem pendidikan yang terpisah dari derita lingkungan sosialnya. Tentang manusia, mahluk honorer, yang merasa akan menjadi mahluk tetap, abadi, di muka bumi."
_____ Beberapa komentar tentang karya sastra Eko Triono terkait kritik sistem pendidikan.
"Cerpen berjudul Ikan Kaleng karya Eko Triono (Kompas, 2010) sebuah kritik atas kurikulum pendidikan kita." --- Abdul Rahim, Detik.com, "Ikan Kaleng dan Pendidikan Kita" (10 Juli 2020).
"Racikan humor Eko Triono (dalam kumpulan cerpen Republik Rakyat Lucu, 2018—ed) agak berbeda; dia menyisipkan banyak kritik, antara lain, terhadap dunia sekolah. Kritik secara samar, tetapi pedas. Tersembunyi, tetapi jelas. Kadang nyleneh dan sok pintar, tetapi renyah." --- Muharsyam Dwi Anantama, Harian Suara Merdeka, "Kritik terhadap Dunia Sekolah" (3 Februari 2019).