Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Orang-orang berlarian mendekati sebuah perahu yang baru saja berlabuh. Mereka menggotong mayat yang dibungkus kain putih turun dari perahu. Lanong(15) melihat tubuhnya mulai membusuk, tapi wajahnya masih bisa dikenali. Seorang perempuan menangis meraung-raung, memeluk dan memukuli mayat pria itu. Lanong menjauh dari keramaian.
Lanong terbangun di malam hari. Ia tertidur di sebuah hammock yang terbuat dari jaring ikan. Lanong melihat dari kejauhan, seorang pria sedang melamun menatap lautan. Semua orang di kampung tau pria itu. Namanya Joko, pria yang menjadi gila setelah kehilangan anaknya di lautan. Setiap malam ia datang ke bagian pantai yang sama untuk melamun menghadap ke lautan. Lanong tak mengerti mengapa orang-orang menganggapnya gila. Joko hanya menunggu anaknya kembali pulang, sama seperti Lanong yang sejak lama menunggu ayahnya kembali.
Beberapa bulan kemudian para remaja pria yang dianggap sudah dewasa mengikuti semacam upacara pendewasaan. Seluruh orang kampung itu menari dan bernyanyi bersama di siang hari. Mereka yang keluarga dan kekasihnya belum pulang dari berlayar memberikan persembahan kepada Ratu Lautan. Acara ini mereka lakukan setiap tahun.
Tak ada siapa-siapa di pantai malam itu. Semua orang sedang makan-makan di rumah masing-masing. Lanong duduk di hammocknya, memperhatikan bulan yang sedang bulat sempurna. Dari kejauhan ia melihat Joko berjalan membawa persembahan. Lanong teringat, ia tak melihat Joko mengikuti upacara tadi siang. Lanong kembali menatap bulan purnama, tak memperdulikan Joko. Tiba-tiba sebuah cahaya menyilaukan penglihatan Lanong. Ia melihat ke pinggir pantai, di hadapan Joko berdiri seorang perempuan cantik dengan mahkota dan selendang panjang. Wanita itu terlihat sangat cantik, tapi sangat menakutkan bagi Lanong. Joko berjalan perlahan ke arah Sang Perempuan, semakin menjauh dan semakin tak terlihat tubuhnya. Lanong tersentak. Ia berlari untuk menyelamatkan Joko.
Beberapa orang mengerumuninya di pagi hari. Lanong tersadar, tubuhnya penuh pasir dan kedinginan di tepi pantai.. Ia ingat betul apa yang terjadi tadi malam. Cahaya menyilaukan, seorang perempuan cantik, Joko yang berjalan ke tengah laut, ia berlari menyelamatkan Joko, dan... Lanong tak mengingat sisanya.