Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Fade in
1. EXT. STASIUN MRT - PERON - MALAM
Langkah kaki dari sepatu kulit hitam pria yang mengkilap, memecah kesunyian malam.
Terhenti pada langkah ketiga, karena seorang pria lain berlari dari belakang, masuk menuju gerbong MRT.
Langkah kaki sepatu hitam mengikuti masuk ke dalam gerbong MRT.
Pria yang terburu-buru masuk lebih dulu, sedang mengeluarkan berkas dari dalam tasnya. Tiba-tiba sebuah koin seribu rupiah bergambar kelapa sawit menggelinding. Menyusul kemudian koin 850 ribu rupiah menggelinding.
Sang pria melihat kedua koin yang terhenti di dekat kakinya dan terpana sebentar. Ia melihat ke arah pria misterius sekilas dan memungut kedua koin, melangkah menuju pria misterius.
Pria misterius tersenyum, tanpa berterima kasih, ia menengadahkan sebelah tangan, menerima kedua koin dari pria tergesa.
Gerbong-gerbong MRT berlalu cepat di atas jalur layang panjang, berpendar di antara warna-warni cahaya malam kota Jakarta.
2. EXT. STASIUN MRT - PERON - MALAM
MRT berhenti. Satu-dua orang yang turun dari gerbong-gerbong.
Satu gerbong, terbuka tapi kosong.
Hanya tertinggal, sebuah tas. Tanpa pemilik : Si Pria Tergesa.
3. EXT. KAWASAN PADAT PENDUDUK ANTARA JALAN DR. SAHARJO DENGAN STASIUN MANGGARAI- PAGI
Matahari pagi mengintip di balik awan kelabu.
Akhirnya semua bagiannya dibungkus awan kelam yang terbawa angin dingin, memuntahkan uap air.
Riuh air turun ke bumi mengalir ke sungai.
Tempat tinggal yang memiliki lebar 2 meter itu berada di dekat jembatan. Tampak serong depan, tempat tinggal berjejer, padat.
Di depan rumah ini terdapat 3 buah pot tanaman bunga Mawar berjajar. Masing-masing berwarna Merah darah, merah muda dan putih.
4. INT. RUMAH EMAK - DAPUR - PAGI
Seorang wanita, Emak, 55, meemakaibdaster lusuh dan rambut digulung, sedang memasak di dapur yang sangat kecil.
Bagas, remaja laki-laki, 15, berdiri bersandar dinding pembatas rumah yang setengah semen, setengah kayu, dengan mata tertutup. Kepalanya tengadah, masih mengantuk.
Suara air mengalir kecepatan sedang dari kran, terdengar.
Seruni, 22, perempuan dewasa muda, mata besar bulu mata lentik, kulit kuning cerah, tinggi badan lebih rendah dari Bagas, menggerutu tanpa suara di dalam kamar mandi lalu menyampirkan handuk ke pundaknya.
Ia keluar dari kamar mandi, berpakaian lengkap, sambil mengeringkan rambut sepunggungnya. Tersenyum lebar dan puas.
Bagas terbangun dan masuk ke dalam kamar mandi.
Seruni naik ke atas tangga dekat dapur dan kamar mandi yang terletak di bagian belakang rumah.
Tangga kayu.
Kayu yang sama dipakai sebagai lantai bagian atas dan dinding rumah.
5. INT. RUMAH EMAK - LANTAI ATAS - PAGI
Seruni menuju lemari pakaian.
Suara air berjatuhan dari langit terdengar menimpa atap rumah dari seng.
Mawar melirik sekilas Seruni.
Mawar selesai berdandan, mengepak perlengkapan ke dalam dua tas. Tas jinjing dan tas punggung. Turun melalui tangga.
6. INT. RUMAH EMAK - LANTAI BAWAH - PAGI
Seruni menuju meja yang di atasnya sudah disediakan 3-4 telor ceplok yang ditumpuk dalam sebuah piring. Ada botol kecap kecil di sisinya.
Bagas duduk di kursi di ruang tamu bergabung dengan Mawar yang sudah mulai makan dan Emak yang duduk juga di sana.
Seruni melengos. Ikut duduk di kursi yang tersisa lalu menyuap nasi ke dalam mulutnya tanpa melihat ke arah Mawar dan Emak.
Seruni melihat kecewa kepada Emaknya, kemudian membetulkan pakaian dan meletakkan piringnya di lantai. Berlagak tidak melihat pakaian Mawar yang sedikit kebesaran dan warnanya yang tidak cocok dengan warna kulit Mawar.
Emak refleks merangkul Bagas yang duduk di sisinya.
Seruni Menggerutu sambil mengambil piringnya dan kembali makan.
Bagas ikut berdiri meletakkan piring di meja dekat kursi, minum, lalu mencium tangan Emak.
Seruni masih mengunyah makanannya, malas melihat gerakan cepat Mawar dan Bagas.
7. EXT. DEPAN RUMAH EMAK - PAGI
Mawar dan Bagas bergegas berangkat dengan menggunakan payung masing-masing yang beda warna namun polos.
Seruni menyusul berangkat dengan elegan, menggunakan payung dengan aksen bunga-bunga.
Tiga pot bunga mawar berbeda mekar menantang langit.
8. EXT. STASIUN MANGGARAI - PERON - PAGI
Mawar, Seruni dan Bagas bergegas di dalam stasiun dan berpisah menunggu commuter di peron berbeda.
9. EXT. STASIUN MRT - KORIDOR - PAGI
Suasana stasiun MRT cukup ramai di pagi hari. Mawar melalui lorong bawah tanah menuju pintu keluar.
Secara tidak sengaja, Mawar menabrak seorang pria yang membawa dus menuju salah satu los mini market di lorong.
10. EXT. DEPAN RUANG KULIAH - PAGI
Seruni sedang memasukkan beberapa pasang pakaian ke dalam keranjang belanja online-nya. Di sisinya, Jesi, sedang menatap Seruni, gelisah.
Seruni masih sibuk mengusap layar gawainya.
Jesi mengusap wajahnya dari atas ke bawah, lalu menggeleng.