Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Said bertemu dengan Adel disaat SMA kelas 1, Adel sangat baik, pintar, dan suaranya sangat bagus ketika bernyanyi. Said melakukan berbagai macam cara agar dia bisa dilirik oleh Adel, dan dia memutuskun untuk mengikuti ekskul, namun ketika dia ingin pamer, Adel menghampiri seorang cowok dari kelas sebelah yang tak lain adalah pacar Adel dari semasa mereka SMP.
Premis
Said terjebak friendzone oleh Adel selama 3 tahun sekolah.
Pengenalan Tokoh
Hari itu adalah hari pertama sekolah. Semua anak SMP yang telah lulus disatukan dalam satu sekolah di SMA. Said (15) yang sedang berkumpul dengan teman baru nya, melihat kearah pintu dan melihat seorang gadis yang tengah duduk menghadap keluar jendela. Said baru sadar ada cewek yang cantik dikelas nya dan dia pun terpukau dengan kecantikan cewek tersebut. Dengan penuh keberanian Said bangkit dari kursinya dan menuju kearah cewek itu. Lalu Said berbicara dengan terbata-bata. Sang cewek tersenyum dan menyebut nama panjang Said sekalian untuk memastikan. Said terkejut karena tidak pernah ada orang yang dengan benar menyebut nama panjang nya, dia pun merasa malu karena dia tidak tau nama cewek itu. Gadis itu memperkenalkan diri, dan namanya adalah Adel (16).
Esok harinya Said membawa gitar, dia memang tidak jago memainkannya tapi saat dia bernyanyi kita baru tau kalau gitar yang dibawa nya untuk mengiringi dia bernyanyi. Di jam istirahat, Said mengajarkan teman-temannya bermain gitar dan beberapa melodi sederhana untuk mereka hafal. Lalu dia melihat Adel dan mengajaknya bernyanyi bersama. Adel pun meminta satu lagu dan Said memainkan gitarnya. Said terkejut ketika mendengar suara Adel bernyanyi. Suara nya sangat merdu dan membuat Said terpukau sekali lagi. Said pun senang karena dia memiliki alasan lain untuk bisa dekat dengan Adel.
Saat kertas ulangan dibagikan, Said cukup puas dengan hasil yang dia capai. Karena dia tidak banyak belajar dan nilainya masih diatas rata-rata. Lalu dia melihat Adel yang sedang dikerumuni banyak temannya, Said menuju kesana dan bertanya pada Adel. Adel menunjukkan nilai sempurna nya ke Said dengan perasaan bangga. Said lagi-lagi dibuat terpukau oleh gadis itu, dia tersenyum kearah Adel. Said pun berpikir sejenak, memikirkan bahwa Adel adalah cewek yang sempurna. Dia cantik, baik, pintar, jago main voli, dan suaranya juga bagus saat bernyanyi. Dia pun merasa tak pantas untuknya, dan akhirnya dia mencoba memantaskan diri dengan bergabung dengan ekskul basket dan pramuka. Dia juga bergabung dengan sebuah band dan juga ahli dalam beberapa olahraga.
Said ingin memamerkan kepada Adel bahwa dia bergabung dengan banyak ekskul. Namun ketika dia menemukan Adel, Said melihat dia dengan seorang cowok. Cowok itu mengelus kepala Adel dan pergi meninggalkannya. Adel yang sadar Said melihat nya langsung menuju kearah Said. Said pun bertanya soal cowok itu, dengan bangga nya Adel mengatakan kalau cowok itu adalah pacarnya. Said merasa sedih, dada nya terasa sakit, dia pun mengurungkan niatnya untuk menunjukkan ketergabungannya dengan ekskul. Adel pun meninggalkannya. Said tersenyum menahan sakitnya.
Hari-hari berikutnya berlalu, Said akhirnya mengetahui bahwa banyak teman sekelasnya yang juga menyukai Adel, bahkan banyak teman satu angkatannya yang juga menyukai Adel. Dia pun terdiam dan mengurungkan niatnya untuk menyatakan rasanya. Namun dia tetap tidak menampakkan kesedihannya agar selalu bisa dekat dengan Adel.
Said pun tetap menjaga hubungan baiknya dengan Adel dengan harapan Adel putus dengan pacarnya. Dan benar saja, Adel putus dengan pacarnya. Said pun tidak mau menyia-nyiakan waktu, dan pada malam harinya Said langsung menyatakan perasaan nya ke Adel melalui telepon. Adel terkejut dengan pernyataan Said, dia menjawab bahwa dia tidak ingin pacaran dulu dan ingin sendiri untuk menenangkan diri. Said memaklumi keadaannya dan berharap bahwa nanti Adel menjadi pacarnya. Namun sepulang sekolah, Said mendengar isu bahwa Adel sudah pacaran lagi dengan cowok basket yang bernama Faris (15). Said dengan perasaan kesal bercampur sedih mencari tau kebenarannya. Dan ketika dia lihat diparkiran, Adel tengah duduk dimotor berdua dengan Faris, yang dikelilingi oleh sahabat Adel dan teman Faris. Tubuh Said merasa lemas, dia menyalahkan dirinya akan kebodohannya. Said pun berjalan menuju ke kosan nya sambil menahan tangisnya. Sesampainya dikos, dia melampiaskan kesal dan sedihnya. Dia menangis dan memutuskan untuk menjauhi Adel.
Selama hampir seminggu Said menghindari Adel dan terkadang mereka sering berantem. Lalu ketika mereka satu kelompok untuk mengerjakan tugas wirausaha, Adel menjatuhkan minuman yang ada diblender dan mengenai celana Said. Said pun membentak Adel lalu pergi ketoilet untuk menghindari pertengkaran. Adel pun merasa bahwa Said yang sekarang ini disebabkan ulah dia yang tidak menerima pernyataan cintanya. Lalu Adel mengatur rencana untuk bisa memperkenalkan Said dengan temannya yang suka dengan Said.
Pada sore hari, saat Said selesai latihan pramuka, seorang cewek mengajaknya berbicara. Cewek itu mengatakan bahwa dia menyukai Said. Said terkejut dan menolak cewek tersebut. Cewek itu lega dan pergi meninggalkan Said. Adel pun menghampiri Said dan menjelaskan bahwa cewek itu suka padanya lalu Adel berencana untuk menjodohkannya dengan Said. Said kesal dengan cara Adel, padahal Adel tau kalau Said sukanya sama Adel. Said menjelaskan dengan kesal dan sedih. Adel terdiam, tak sanggup mengungkapkan sepatah kata pun. Said pun dengan berat hati mengatakan bahwa dia tidak akan mengganggu Adel lagi, dan semua berlalu dengan Said yang masih sedih dan Adel yang merasa bersalah karena dulu menggantung perasaannya. Said pun pergi meninggalkan Adel.
Beberapa bulan berlalu, mereka tidak ada berbincang, Said mencoba membuka hatinya untuk mencintai gadis lain dan akhirnya berpacaran dengan seorang kaka kelas. Dan tibalah dipenghujung kelas satu, Adel mengikuti sebuah lomba kesenian. Dia dan beberapa orang lainnya diminta untuk bernyanyi sambil diiringi musik. Dan ketika masuk diruangan latihan, dia melihat Said yang sedang asik memainkan jimbe nya. Selepas alunan musik habis, mata mereka bertemu. Sesaat Adel ingin tersenyum, namun Said langsung memalingkan wajahnya. Adel terdiam dan pelatihpun mengajaknya untuk latihan bersama. Setelah banyak latihan, mereka menuju kelokasi acara perlombaan. Beberapa kali pandangan mereka bertemu namun Said terus saja memalingkan wajahnya, dan tak jarang Adel melihat Said tersenyum menatap layar handphonenya. Hingga ketika pengumuman juara, mereka mendapatkan harapan satu. Adel pun melihat Said yang tersenyum lepas dengan teman lainnya. Lalu ketika mereka diperbolehkan belanja sebelum balik, Adel menarik tangan Said dan mengatakan semua keegoisannya. Adel mengatakan bahwa dia membutuhkan Said, hari-harinya sepi tanpa Said dan dia meminta Said untuk tidak menjauhinya. Said berpikir lama, dan akhirnya dia pun mengiyakan permintaan Adel namun dia menekankan bahwa Said tidak akan seterbuka dulu. Adel pun tersenyum, Said membalas senyumannya dan Adel mengucapkan terima kasih.
Dikelas dua, mereka dekat. Disetiap pelajaran mereka menyempatkan untuk saling berpandangan dan tersenyum setelahnya. Dan seperti biasa banyak cowok di kelasnya yang mendekati Adel dan Said tetap melihat Adel dari kejauhan. Namun saat istirahat, Adel selalu curhat kepada Said tentang kejadian hari itu. Lambat laun, Said merasa bersalah karna dekat dengan pacar orang lain dan merasa bersalah dengan pacarnya Windi (17). Dia pun memutuskan untuk banyak menghabiskan waktu dengan pacarnha serta mendekati Faris pacarnya Adel dengan harapan dia bisa berteman dengan Faris dan mengetahui Adel dari sudut pandang Faris.
Lalu tiba-tiba, sahabat Adel menjauhinya. Adel bingung dan menceritakan semuanya ke Said, Said pun mencoba membantu dengan meminta pertolongan dengan temannya Faris yaitu Luthfi. Mereka mengatur rencana untuk mempertemukan mereka disuatu tempat. Hari itu pun tiba, Mereka bertemu dan mereka pun saling terkejut , dan setelah banyak perbincangan, mereka pun berbaikan dengan memeluk satu sama lain sambil menangis. Luthfi dan Said yang menyaksikan kejadian itu, langsung pergi meninggalkan mereka, dan Said berterima kasih kepada Luthfi atas bantuannya.
Saat latihan basket, Said memamerkan kehebatannya, Faris yang menjadi lawan mainnya pun terlihat terpukau dengan permainan Said. Permainan pun usai dan Said duduk ditepi lapangan meluruskan kakinya. Faris yang sedang memainkan bola, menuju ketempat Said berada. Mereka berbincang tentang permainan mereka dan kejadian Adel dengan sahabatnya. Faris pun akhirnya menyerahkan keamanan Adel dilokal. Said sebenarnya senang, namun dia juga merasa tidak enak kepada Faris.
Hari-hari pun berlalu seperti biasanya, Adel dan Said bernyanyi bersama, saat istirahat Adel bercerita ke Said sebelum Said pergi kekantin dengan pacarnya Windi, dan terkadang Said pulang beriringan dengan Windi. Namun suatu ketika, disaat pulang sekolah, Said berjalan beriringan dengan Adel dikarenakan Windi sedang sibuk belajar untuk menghadapi ujian nasional. Mereka berbincang dan berjalan sampai keparkiran hingga akhirnya Adel meninggalkan Said untuk menghampiri Faris yang telah menunggunya diparkiran. Faris memberikan tanda kalau dia berterima kasih dan Said tersenyum menanggapi hal itu dan Said pun berjalan sendirian. Hingga sampai didepan gerbang, Said terkejut melihat Windi yang telah menunggunya disana. Mereka berjalan pulang bersama. Said sebenarnya merasa bersalah dengan Windi, karena Said menjadikan Windi sebagai pelampiasannya. Saat sedang berjalan, tiba-tiba langkah mereka terhenti. Windi mengungkapkan semua kekesalannya. Dia mengatakan bahwa dia senang bisa menjadi pacar Said walaupun dia tau Said menyukai cewek lain, tapi akhirnya dia pun lelah karena berjuang sendirian sementara Said tidak menghiraukan perasaannya, dan Windi pun ingin mengakhiri semuanya. Windi memeluk Said, mencium pipinya, mengucapkan terima kasih, dan berharap Said suatu saat nanti bisa menjadi pacar Adel. Said terdiam, dia memikirkan betapa buruk dirinya yang telah menyia-nyiakan gadis setulus Windi. Said meminta maaf, Windi pun tersenyum dan meninggalkan Said, lalu Windi menangis.
Dikelas 3, Adel mulai sibuk belajar. Said memperhatikan Adel namun tidak ada lagi balasan tatapan darinya, Adel tidak pernah lagi curhat kepada Said di jam istirahat, tidak ada lagi nyanyian Adel dan Said didalam kelas, Namun Said tetap menjadi teman curhat dikelasnya. Hampir semua cewek dan cowok dikelasnya menceritakan keresahan mereka kepada Said. Dan salah satu orang yang paling sering curhat adalah Fenia (17) yang tidak lain adalah sahabatnya Adel. Said memanfaatkan Fenia untuk mendapatkan informasi mengenai Adel. Dan ternyata sekarang Adel lebih sering jalan dengan Faris dan dia sudah jarang berkumpul dengan sahabatnya. Said pun mencoba mengorek informasi ke Faris, dan benar saja kalau mereka sering jalan dan saling memberi hadiah. Mendengar itu, Said terdiam dan merasa sudah kalah. Dalam hati dia masih mencintai Adel, tapi dia belum tentu disukai oleh Adel dan dia belum tentu bisa menjadi cowok yang dibanggakan oleh Adel. Dia pun akhirnya berhenti mengorek informasi tentang Adel.
Suatu hari, semua siswa sedang asik bermain diluar. Ada yang bermain voli, futsal, ada juga yang sedang latihan mengibarkan bendera. Namun Said dan beberapa orang temannya sedang bermain truth or dare, termasuk Adel. Setelah banyak yang jujur dan terkena tantangan, tibalah giliran Fenia. Dia pun memilih untuk jujur dan mengatakan bahwa dia menyukai seorang cowok dikelasnya, setelah menjelaskan panjang lebar, Fenia langsung menunjuk Said. Said terkejut, dia tidak menyangka kalau orang yang dibicarakan Fenia adalah dirinya. Adel juga terkejut dengan kebenaran itu. Tanpa sadar Said berdiri dan pergi menjauhi mereka. Spontan Adel mengejar Said dan menghentikan Said yang ingin kabur. Adel marah dengan sikap Said yang meninggalkan Fenia begitu saja, dan mengatakan kenapa Said tidak menerima perasaan Fenia. Said pun marah, dia kesal dengan sikap Adel yang selalu memaksa Said untuk mencintai orang lain. Dia menjelaskan berulang kali kalau dia suka sama Adel, dan dengan sedih dia menyatakan perasaannya kepada Adel sekali lagi. Adel kembali mengelak dan tidak menjawabnya. Said melanjutkan perkataannya dan jatuhlah air matanya. Said pun menjelaskan kepada Adel bahwa dia tidak akan mengganggu Adel lagi, tapi dia tetap akan mencintai Adek, dia meminta waktu untuk bisa melupakan Adel dan menghikangkan perasaannya, dan Said pun menyampaikan jika memang Adel tidak mencintainya, janganlah dia memberikan harapan ke Said. Said pun meninggalkan Adel dan Adel terlihat menangis
Mereka pun fokus belajar untuk persiapan Ujian Nasional. Mereka tidak lagi bertegur sapa dan saling menjauh. Saat ujian pun tiba, semua tampak serius dan Said mengerjakan ujiannya dengan cepat. Ujian pun berlalu dan akhirnya mereka semua libur.
Said pergi kekota untuk mengikuti ujian SBMPTN. Dengan bus, dia pergi menuju kekota dan tinggal dengan temannya yang mengontrak disana. Setelah selesai mengerjakan ujian, teman sekelasnya digrup chat mengajak berkumpul untuk menonton film dibioskop. Said pun pergi dan menunggu di tempat yang telah ditentukan. Setelah lama menunggu, tiba-tiba Said melihat Adel yang tengah jalan menuju kearahnya. Dalam hati Said ingin menyapanya namun dia menahan dan berharap Adel tidak menghampirinya. Dan akhirnya, salah seorang temannya menyapa Adel dari belakang. Setelah lama menunggu akhirnya semuanya berkumpul dan menuju ke bioskop. Adel dari tadi memperhatikan Said karena lebih banyak diam dari biasanya. Setelah film selesai, mereka pun pulang. Said meminta pada temannya untuk mengantarkan dia, dikarena kan dia tadi pergi menggunakan angkot, namun temannya menyuruh Said untuk pulang bersama Adel yang membawa motornya sendirian. Akhirnya Said pun menyetujuinya dan mereka pulang bersama. Diperjalanan Said fokus menatap kedepan dan Adel melihat pemandangan dijalanan. Adel pun memulai percakapan dan bertanya apakah Said marah kepadanya. Said pun menjawab dia tidak tau bagaimana menanggapinya, dia suka kepada Adel namun tidak bisa apa-apa, dan ingin menjauh namun tetap saja masih belum bisa, dan akhirnya dia pun pasrah. Jika Adel ingin dekat, dia siap dan jika Adel ingin menjauh dia pun juga siap. Dan mereka pun sampai dikontrakan teman Said. Said mengucapkan terima kasih dan Adel tersenyum lalu meninggalkan Said.
Esok harinya Said pulang meninggalkan kota. Beberapa teman nya mengajak Said untuk pulang bersama. Dia pun menunggu didalam bus lalu teman nya datang. dia pun melihat Adel yang ternyata juga ingin pulang bersama kerumahnya. Temannya sudah mendapatkan tempat duduk masing-masing, tinggal Adel yang belum mendapatkan kursi dan kursi disamping Said masih kosong. Namun Adel memilih untuk tidak duduk didekat Said dan dia mencari kursi kosong lain. Adel pun duduk dan sesaat ada pria tua yang tengah menggodanya. Dia kelihat panik, teman-temannya tertawa kecil melihat Adel. Lalu Said pun datang dan mengatakan kalau kursi kosong itu tempat dia. Pria itu pun pergi mencari kursi lain. Said duduk dan mereka sedikit canggung. Lalu Adel menawarkan untuk memainkan game ludo. Mereka pun memainkan beberapa game dan hasilnya tetap Adel yang menang. Diperjalanan Adel tertidur dan kepalanya menyandar kepundak Said. Said terdiam dan langsung mengarahkan Adel kearah berlawanan lalu memberikan Adel bantal. Said pun sampai ditujuan dan pamit duluan keteman-temannya. Said menatap Adel dan mengelus kepalanya lalu keluar.
Dihari kelulusan semua tampak senang karena hari-hari yang lelah dimasa SMA akan berakhir. Mereka semua berfoto bersama. Said memandang Adel dengan sangat lama dan dia tersenyum setelahnya, lalu dia pun mencari Faris. Said bertemu Faris dilapangan basket. Dia menyampaikan kepada Faris bahwa dia suka dengan Adel, tapi dia tau kalau mereka tidak akan pernah bisa bersatu karena ada Faris telah memiliki Adel. Said pun meminta agar Faris menjaga Adel dan dia tidak akan mengganggu Adel lagi. Faris pun tertawa dan membuat Said terkejut. Faris mengatakan kalau dia sudah putus dengan Adel setelah Ujian Nasional berakhir. Faris mengatakan, kalau dia tidak yakin bisa ldr dengan Adel karena dia akan melanjutkan kuliah diluar negri. Jadi Faris memutuskan Adel dan Adel menerimanya tanpa bersedih. Tiba-tiba suasana hening, Faris mengatakan jika benar Said mencintai Adel, Said harus mencari Adel dan menyampaikan perasaannya sekali lagi agar tidak ada lagi penyesalan. Said tidak yakin bahwa Adel akan menerima cintanya, Faris pun melanjutkan perkataannya, "sebelum dia dimiliki orang lain, lebih baik kamu nyatakan lagi perasaan mu" mendengar perkataan Faris itu Said langsung bergegas mencari Adel.
Setelah lama mencari Adel, akhirnya dia menemukan Adel sedang duduk dilorong kelas. Said pun menghampiri Adel dan duduk disebelahnya. Said mengatakan beberapa hal, lalu tiba-tiba Adel menyatakan perasaan nya ke Said yang membuat Said bingung. Said bertanya untuk memastikannya, Adel pun mengatakan kalau dia sudah suka sama Said sejak pertama kali bertemu, dia ingin selalu dekat dengan Said namun waktu itu masih punya pacar. Dan waktu putus dengan pacarnya dia sebenarnya menunggu Said menembak, namun sahabatnya menjodohkan dia dengan Faris karena alasan bahwa salah satu dari mereka menyukai Luthfi temannya Faris, dan Faris pun juga tertarik kepada Adel. Dan ketika Said menyatakan perasaannya kepada Adel lewat telepon, Adel sebenarnya senang namun Adel takut kalau yang menelpon bukan Said. Adel pun menolaknya dengan halus. Lalu ketika Said punya pacar dan bahagia dengan pacarnya, Adel merasa sakit. Dan saat Adel berantem dengan sahabatnya diwaktu kelas dua dulu, itu disebabkan karena Adel sangat dekat dengan Said, dan sahabatnya mengira bahwa Adel selingkuh, terlebih lagi Adel pernah bilang bahwa dia ingin putus dengan Faris karena tidak suka dengan Faris tapi sahabatnya tidak mengizinkannya. Dan disaat kelulusan ini, Adel ingin mengungkapkan perasaannya, namun dia sedih ketika mencari Said tapi tidak ketemu, dan dengan pasrah Adel pun menunggu Said dilorong kelas tempat biasa mereka curhat sewaktu kelas dua dulu. Adel pun tidak mampu membendung air matanya. Said pun menangis bahagia karena merasa perjuangan nya selama ini membuahkan hasil, lalu dia memeluk Adel.