Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
" Seharusnya aku mati! Seharusnya kalian tidak perlu berjuang untuk kehidupanku. Aku nggak mau kesembuhan ini. Terkadang doa yang kita panjatkan hari ini akan menjadi hal yang tidak kita inginkan kemudian hari. Aku korbannya! " ucap Zanna menitikkan air mata.
Mahreen menyentuh dagu Zanna lalu mendongakkan wajah perempuan itu sejurus dengannya. " Aku lebih sempurna dari kau! Aku nggak sukses. Tapi, aku harus tetap kuat. Kalau semua jalan udah tertutup untuk aku, aku akan buka jalan aku sendiri! Tidak bunuh diri seperti kau! Bodoh! " lalu menghempaskan dagu Zanna.
☘☘☘
Waktu tidak pernah menunggu. Takdir selalu duduk di kursi pemutusan. Tidak perlu saran atau izin manusia. Kesedihan dan kebahagiaan sesuatu yang bebas. Mungkin hanya hidup manusia yang terkekang akan semuanya. Atau mungkin pemikiran manusia itu sendiri akan setiap hari yang disodorkan Tuhan.
Tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang bergerak tanpa Qudrah dan Iradah-Nya. Jika begitu tumpuan atas keluhan dan pujianku adalah Tuhan. Apa aku terlalu jahat jika mengatakan bahwa Tuhan adalah sahabat dan musuhku.
Aku tidak sekuat Mahreen dalam menerima Qada dan Qadar-Nya. Tetapi, perempuan yang setengah malaikat dan setengah iblis itu membuatku paham arti dari keikhlasan seorang hamba atas semua kemauan Tuhan. Dia juga bukan perempuan yang religius seperti perkataan-perkataannya yang selalu membuat orang menganggapnya seperti itu. Dia juga sama sepertiku. Sama-sama seorang hamba tumpuan segala dosa.