Negara Yunani tak hanya memiliki keindahan alam dan bangunan yang memesona. Negara yang ada di benua Eropa ini juga menyimpan cerita tentang peradaban besar manusia. Kisahnya yang panjang menyisahkan jejak-jejak yang hingga kini masih bisa dinikmati oleh manusia modern, salah satunya adalah Meteora.
Meteora adalah biara yang letaknya di atas dataran tinggi seperti gunung. Sehingga bangunan itu disebut dengan biara di atas langit Yunani. Tempatnya yang berada di ketinggian membuatnya jadi sangat unik dan menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara. Penasaran kan seperti apa bentuknya? Scroll down, yuk!
Meteora dibangun di puncak pegunungan Megalitikum, tepatnya di Jantung Thessaly. Menurut cerita, tempat tersebut adalah negeri para Dewa dan masih meninggalkan jejak monumental tentang sejarah Yunani.
Kompleks biara pencakar langit yang dibangun di atas puncak batu pasir ini beberapa di antaranya memiliki ketinggian hingga 1300 kaki di permukaan tanah.
Terkenal sebagai negeri para Dewa, sejak abad ke 11, puncak Megalitikum merupakan rumah bagi para biksu Ortodoks Yunani. Kisahnya berawal dari penaklukan Ottoman pada tahun 1453 yang memberikan tekanan terhadap biarawan. Akhirnya, para biksu pun harus berlindung ke tempat yang lebih tinggi dan kini lebih dari 20 biara sudah memenuhi area tersebut.
Puncak pegunungan Megalitikum telah dibangun puluhan biara, tepatnya 24 perumahan. Tetapi tidak semua rumah aktif, hanya 6 rumah yang masih digunakan yang mana 5 untuk laki-laki dan 1 untuk perempuan. Sedangkan setiap rumah diisi oleh 10 orang.
Letak Meteora Yunani yang berada di ketinggian, membuatnya tampak layaknya negeri di atas awan. Selain itu, pengunjung juga bisa menilik keindahan alam sekitar yang begitu cantik dan memesona, seperti tebing, pepohonan, dan deretan pegunungan.
Di tempat tersebut, traveler sekaligus bisa berwisata sejarah dan alam. Batu Meteora merupakan batu pilar dari kolektif alam. Ketinggiannya mencapai 313 meter atau 1.027 kaki, sehingga menjadikannya kokoh dan tampak luar biasa. Ahli geologi mempercayai bahwa proses pembentukannya dimulai sekitar 60 juta tahun lalu selama periode Paleogen.
Tak hanya sebagai tempat tinggalnya para biksu, Meteora juga menjadi rumah bagi para burung bangkai Mesir yang sudah terancam punah. Banyaknya hewan tersebut diakibatkan oleh migrasi besar-besaran. Sehingga hewan pemakan daging itu pun dijadikan simbol wilayah Meteora.
Keindahan dan keunikan tempat ini membuat ribuan wisatawan lokal dan luar negeri semakin penasaran. Saking indahnya, Meteora dinobatkan sebagai salah satu warisan dunia oleh UNESCO pada tahun 1988. Sejak saat itulah setiap tahunnya rumah para biksu itu selalu dipenuhi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.
Tingginya Meteora membuat pengunjung harus melewati tangga atau mesin kerek. Waktu yang terbaik untuk melakukan pendakian adalah antara pertengahan Maret hingga Juni. Bisa juga di pertengahan Agustus hingga November. Hal tersebut disesuaikan dengan cuaca dan musim di Yunani cenderung dingin dan basah pada Desember hingga Maret.
Selain sebagai tempat wisata, Meteora juga sebagai tempat peribadatan. Untuk ada peraturan khusus bagi para wisatwan yang datang, yakni tidak diperbolehkan memakai celana pendek.
Wah, jadi tertarik berkunjung ke Meteora ya Kwikkers? Atur jadwal yuk! (ind)