“ SENANDUNG HUJAN”

By Bilqis Najmuna

Hujan...

Adalah kata yang tepat untuk menggambarkan hati yang tengah redup.

Kala ku terpaku menatap gumpalan awan gelap yang tiada hentinya menangis.

Rintik...

Gemericik suara air yang berpadu dengan gemuruhnya suara hatiku.

Menatap langit, tak ubahnya seperti tangisanku malam itu.

Pilu, sunyi, dan sembilu.

Mendung...

Aku jatuh cinta padamu dikala mendung datang.

Berputar-putar menyelimuti ruang kosong tak berpenghuni yang kusimpan sendiri.

Menciptakan ilusi akan bayanganmu yang tak bertepi.

Gerimis...

Tetesan airnya mengundang senyap seketika saat kau tak disisiku.

Meninggalkan kepingan-kepingan perasaan yang tak kumengerti.

Diam-diam menyiksaku hingga sulit bernafas.

Membuatku tak sanggup melepas guratan wajahmu dari ingatan.

Pelangi...

Merahnya hatiku saat aku dapat melihatmu kembali.

Meski kau hanya ada dalam mimpi dan angan,

Setidaknya aku bisa mencintaimu dengan bebas.

Seperti hujan yang menciptakan kenangan,

Biarkanlah aku merindumu selalu,

Wahai cinta terindahku.