Rindu tumbuh dari setiap sudut kota yang kausinggahi;
dari suasana yang terjadi kala kau di sini
Terkadang ia menjelma hujan yang mengetuk kaca jendela;
aroma kopi yang baru saja diseduh barista dengan sungguh;
angin sore yang membelai wajah dan mencipta syahdu sekaligus sendu.
Sesekali pula ia menjelma sesak yang tak kunjung beranjak;
tirta yang jatuh di lembah pipi secara tiba-tiba;
pun denting jam pukul dua belas.
Lain waktu, aku berharap rindu bukan hanya tumbuh,
tetapi juga luruh setelah pertemuan seolah menjadi jamuan makan malam paling ditunggu.
Bumi Rafflesia, Februari 2021