Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Kamulah Kamu dan Akulah Aku (Puisi Cinta yang Tak Sempurna)
0
Suka
4
Dilihat

Description

Saat-saat sebelum dicintai dan memperjuangkan (Part 1)

Lalu lompat ke saat-saat dicoba untuk dilupakan (Part 2)

Part 1:

*

Kata-kata dalam strata tak bersajak, Guratan-guratan dari pena tak bertinta, Dan diplomasi teruntuk si tuli dari si buta.

+

Karena kata-kata bisu itu.....

**

Pemahamanmu seperti terkotak dalam pemikiran tak berotak.

++

Lalu karena guratan-guratan tak berwujud itu....

***

Semua yang berada di ladang-ladang doa berpulang ke liang keabadian.

+++

Dan karena diplomasi pincang itu....

****

Buta semakin tak bisa melihat, Tuli semakin tak bisa mendengar, dan..... Aku tetap menjadi aku.

++++

Lalu saat aku menemuinya.....

*****

Apakah kau tahu ruang dimana kebahagianku akan bernaung?

Rumah yang tepat bagi kelegaanku untuk menetap selamanya?

Tempat dimana kata-kataku yang tadinya bisu tiba-tiba dapat bersenda gurau?

******

Tidakkah kau paham apa yang aku maksudkan

Sekarang jika aku umpamakan kiasan itu sebagai perasaan,

Bersamaan dengan lampu-lampu kota yang dinyalakan,

Tuk dijadikan penuntun arahmu,

Masihkah kau belum paham?

*******

Baik, pegang tanganku dan rasakan nadiku yang berdenyut,

Dan resapi kemana ia mengalir, ikuti sampai ke garis akhir,

Kini kau rasakan 'kan, darahku bermuara ke hatimu?

Itulah rumahku yang asri.

+++++

Tapi....

#

Jika kau belum memahaminya juga,

Keluarlah dari penjara itu,

Yaitu otakmu yang tak mampu memahami ungkapan perasaan dariku.

Part 2:

+ Kemudian berpuluh-puluh tahun setelah itu.....

*

Aku terpaksa berbaring di atas ketidaknyamanan,

Hingga aku mencoba mengenakan mantel sukacita tuk tenangkan diri,

Namun....

Tiba-tiba kegelisahan mengejutkanku dan ketika kulihat.....

Semua kegilaan dalam hidupku merayap mendekati kakiku.

Mereka seperti akan memakan aku dan merambat ke dalam sum-sumku.

Aku berteriak

"Ini akhir! akhirku!"

Lalu jawab mereka,

"Kau memang sudah membusuk dan ingat kau ini cuma imajinasinya"

"Kau bukanlah kau yang nyata!"

"Hanyalah seonggok khayalan"

"Kami adalah harapan, dan ladang ini adalah doa-doa yang dia panjatkan"

"Tuk menjagamu agar tetap ada di tempat ini, yaitu di hatinya"

"Sebab dulu kau sendiri yang mengguratkan dirimu di tempat ini"

"Tapi kau mulai melemah dan tempat ini mulai membusuk, sebab,

"Tidak ada perasaan yang abadi di dunia ini, kau dan kami..."

"Bahkan semua yang ada disini akan masuk ke dalam jurang maut yang abadi!"

"Sebab ia mulai berusaha berhenti"

"Artinya..."

"Menghapusmu!"

"Dari hatinya!"

++

Hingga akhirnya............

**

Prosa-prosa terluka,

Susunan-susunan paragraph tak dapat menyembuhkan,

Dan....

Aku terapung-apung di kolam berisi pengingkaran,

Penginkaranku sendiri.

+++

Sebelumnya.....

***

Perlahan-lahan tirai kecemasan mulai tersibak,

Mengintai dari dalam ketakutan,

Hingga....

Partikel-partikel kecewa mulai terbentuk di tepi bibir rasa kecewa,

Kecewa akan engkau yang menghapus aku dari dalam hati dan perasaanmu,

Tapi bagaimanapun juga,

Kamulah kamu dan akulah aku,

Sepandai apapun pembujuk yang kuutus tuk merangkai ucap,

Akan tetap dianggap diplomasi pincang olehmu.

****

Aku ini umpamanya orang buta yang semakin buta ,

Tak bisa melihat langit yang merangkaikan kata perpisahanmu,

Yang ada hanya semakin gelap dan gelap,

Bahkan gelap pun tak dapat kupandang lagi.

*****

Engkau ini umpamanya orang tuli yang semakin tuli,

Tak dapat mendengar lagi teriakan cintaku,

Meski sudah di pinggir gendang telingamu,

Tak ada yang terdengar,

Hanya kesunyian yang sunyi dari segala sesuatu yang paling sunyi yang pernah ada,

Tapi aku tetap mengingkari itu,

Hingga aku tercebur ke dalam kedegilanku sendiri,

Penuh dengan pengingkaranku.

#

Aku tak dapat tenggelam,

Terapung-apung, tak bisa mati walau ingin mati.

Tapi aku percaya kesempatan kedua akan segera datang,

Entah nanti di kehidupan selanjutnya,

Ataupun kehidupan yang hanya bisa dimengerti oleh entah.

Dan aku tetap menjadi aku,

Pada akhirnya dihapus dari dalam hati, ingatan serta perasaanmu.