Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Nania Putri Naura, gadis sederhana yang kini menginjakkan kaki di dunia perkuliahan, bukanlah mahasiswi yang populer. Di antara keramaian kota yang tak pernah tidur, hidupnya terasa sepi, terombang-ambing antara kenyamanan rumah dan kerasnya kehidupan di kos. Gedung-gedung tinggi yang menjulang dan kilauan lampu kota tak bisa menutupi beban yang harus ia tanggung. Kota ini seolah menjanjikan segala kemewahan, namun di balik itu semua, ada harga yang harus ia bayar—harga yang sering kali tak terbayangkan.
Jaya Adi Pratama, remaja penuh ambisi yang tak pernah puas. Segalanya harus ia dapatkan dengan cara apapun—marah, egois, dan dipenuhi dendam yang terpendam. Sejak SMP, Jaya sudah terkenal sebagai sosok yang selalu menonjol—populer, berbakat, dan tak pernah mundur dari setiap tantangan. Seragam yang ia kenakan adalah simbol dari kerja keras dan ambisi yang mengalir dalam darahnya, terutama dalam cita-citanya yang membara, menjadi seorang polisi. . . . . Malam itu, keheningan mengisi udara, mencekam, menekan. Waktu seakan berhenti saat mereka berdiri berhadapan, tak ada yang bergerak. Pandangan mereka saling mengunci, seolah waktu itu hanya milik mereka berdua. Di sekeliling mereka, dunia terasa terhenti, sepi, bahkan hiruk-pikuk kota tak terdengar lagi. Semua yang ada hanya mereka, dan ketegangan yang menyelimuti.
Jaya berdiri diam, wajahnya dingin, tak terbaca. Matanya yang tajam seolah bisa menembus ke dalam jiwa Nania, tapi tak ada sedikit pun emosi yang terlihat. Apakah ia marah? Terkejut? Atau hanya pura-pura tenang? Semua itu adalah teka-teki yang tak mudah dijawab.
"Nania..." Suara Jaya terdengar rendah, namun menancap dalam. Sebuah nama yang disebut dengan ketenangan yang menakutkan, seakan ia tahu segalanya tentang Nania. Hanya satu kata, namun cukup membuat tubuh Nania gemetar, seolah seluruh dunia menekan dadanya.
"Jay..." Suara Nania nyaris hilang, tertelan ketakutan. Napasnya tercekat, tidak tahu harus berkata apa, tidak tahu harus apa. Hatinya berdegup kencang, berusaha bertahan dari gelombang emosi yang datang begitu tiba-tiba.
Tak ada nostalgia yang menghangatkan. Tak ada tawa atau kebahagiaan. Hanya dua nama yang terucap dalam ketegangan yang tak terdefinisikan. Mereka saling mengenal, tapi malam ini, mereka adalah dua orang asing yang terjebak dalam momen yang tak bisa dihindari.