Nara tak pernah menyangka akan jatuh cinta lagi. Sebagai seorang ibu tunggal dengan dua anak, ia pikir hatinya sudah cukup kuat untuk menahan godaan perasaan. Namun, kehadiran Ray, seorang mahasiswa berusia 25 tahun, mengubah segalanya. Ray mencintainya dengan begitu tulus, menyembuhkan luka yang telah lama menganga.

Namun, ketika Ray tahu bahwa Nara memiliki dua anak, langkahnya terhenti. Bukan karena ia ragu akan cintanya—melainkan karena ia belum siap menjadi ayah sambung di usia muda. Perih, Ray memilih mundur, meninggalkan Nara yang patah oleh harapan yang ia ciptakan sendiri.

Lima tahun berlalu. Mereka menjadi asing. Hingga sebuah pertemuan tak terduga mempertemukan mereka kembali—Ray dengan kekasih barunya, dan Nara yang terlihat lebih tenang, lebih kuat. Namun, yang tak pernah Ray duga, melihat Nara lagi justru meledakkan perasaan yang telah ia kubur dalam-dalam.

Kini, Ray sudah bukan mahasiswa. Ia telah matang, dewasa, dan tahu apa yang ia inginkan. Bukan hidup jika tanpa Nara. Namun saat ia akhirnya siap memperjuangkan perempuan itu, Nara justru akan pergi. Jauh. Ke tempat di mana mungkin ia tak akan pernah bisa kembali.

Ray tak mau kehilangan lagi. Ia akan memperjuangkan Nara—sebelum benar-benar terlambat.