Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
"Eh engga usah. Lo yang duluan duduk di sini. Gue tau lo capek."
"It's okay. Ladies first."
"Em.. Tapi.. Gue masih muda, lagi ga sakit, ga berkebutuhan khusus, and as you can see, gue ga hamil. Jadi kenapa gue harus duduk dan lo berdiri?"
"......."
"Anyway, thank you tawarannya."
Begitulah gadis itu. Menyinggung kesetaraan gender, gadis pendiam itu cukup ingin berpendapat. Ia bahkan pernah mengatakan :
"C'mon guys, zaman gini pemikiran masih primitif? Beres-beres, masak, cari uang, cewek cowok sama-sama harus bisa. Ga ada itu keharusan cowok mulu yang bayar kemana-mana. Ga ada juga keharusan cewek mulu yang beresin rumah. Stop this stupid culture!"
Gadis itu juga pernah berdebat kurang lebih seperti ini :
"Siapa yang suruh kamu bayar?"
"Emang kenapa kalau aku yang bayar? Harus cowok terus ya yang bayar kalau jalan?"
"Stevi.."
"Revin, kamu tadi udah bayar makan siang. Sekarang aku yang bayarin makan malam. Kita jalan buat have fun, bukan untuk membebani kamu."
Revino Coldy tertegun. Begitulah gadis di hadapannya itu. Seringkali membuatnya tertegun dan terkagum. Merasa beruntung dan bersyukur menyertai Revin karena dulu tidak menyerah saat mendekati gadis introvert dengan pemikiran yang mengagumkan itu.
Bernama lengkap Stevina Barjoli. Gadis yang sanggup menyihir Revino Coldy, lelaki favorit kaum hawa semasa sekolah yang sedingin Samudera Atlantik nan angkuh itu bertransformasi menjadi sehangat mentari pagi. Tak hanya cantik, ia juga cerdas. Bahkan seorang guru sampai mempercayainya untuk menjadi guru privat anaknya.
Bak simbiosis mutualisme, kehadiran Revin turut berhasil menyingkirkan awan gelap yang menyelimuti Stevina. Revin membuat gadis melankolis itu yakin, bahwa kebahagiaan masih ada dalam daftar hidupnya.
Seharusnya kisah manis mereka berakhir bahagia bak kisah negeri dongeng. Namun, hubungan yang awkward tak dapat mereka hindari saat mereka mengetahui fakta pahit bahwa ibu kandung Revin ternyata berselingkuh dengan ayah tiri Stevina.