Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Suara-suara tangis dan memohon ampun di setiap malam dari balik tembok itu sekali lagi merobohkan ketenangan yang selama ini telah Maryam peroleh dengan susah payah. Keinginan menolongnya yang begitu kuat tanpa ia sadari kembali mengingatkan kenangan-kenangan buruk atas dirinya semasa kecil yang sudah lama ingin ia lupakan.
Ada kebaikan yang harus kembali dikubur, ada darah yang harus tertumpah sekali lagi, dan ada kenyataan pahit yang harus dihadapi keberadaannya.
Maryam kembali tumbuh, namun, kali ini pada arah yang berlawanan. Ia menjadi sosok yang selama ini ia benci, yakni ibunya.
Membaca Umbuk Umbay seperti mengingatkan kembali bahwa ada kultur-kultur "tua" yang kerap dipaksakan kepada orang-orang yang usianya jauh lebih muda dengan kultur yang berbeda, misal dalam cerita ini kita diperlihatkan bagaimana keluarga dan orang tua Banda adalah orang tua yang "nyinyir", dan sadar atau tidak, hal tersebut banyak mempengaruhi mental seseorang. Umbuk Umbay juga menyoroti ada juga realita-realita seperti orang-orang dari zaman sekarang ini lebih siap dengan kehidupan seksual ketimbang parenting. Bahwa banyak orang tua yang sebenarnya toxic juga adalah realita yang mau tidak mau harus diterima dan diperbaiki, bukan hanya ditutupi dengan jargon orang tua adalah dewa yang maha benar. Cerita dengan nuansa yang kelam, putus asa, serta alur yang (((mengejutkan))) dan karakter yang sarat dengan isu psikologi berhasil dikemas dengan rapi, apik, serapi hasil kerja Maryam. Jempol!!!