Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Sebagai kota metropolitan, Jakarta tumbuh dengan pesat secara fisik maupun demografis. Dinamika sosial-ekonomi Jakarta juga memperlihatkan perkembangan yang signifikan dari waktu ke waktu. Dalam esai berjudul Tiada Ojek di Paris, Seno Gumira Ajidarma membahas Jakarta sebagai ruang urban yang dipenuhi oleh permasalahan manusia modern. Tulisan ini bertujuan untuk memperlihatkan intertekstualitas yang ada di dalam kumpulan esai tersebut, begitu pula intertekstualitas yang dihasilkan dari penyebutan berbagai teks lain di dalam karya. Pendekatan Strukturalisme Genetik Lucien Goldmann, teori Intertekstualitas Julia Kristeva, dan Konsep Produksi Ruang Henri Lefebvre digunakan sebagai bingkai analisis. Analisis struktur teks memperlihatkan identifikasi Jakarta sebagai ruang urban yang problematik dan dekat dengan realitas keseharian. Hal ini diujarkan oleh narator sekaligus fokalisator dari perspektif akademis, sesuai dengan latar belakang penulis yang merupakan seorang sastrawan sekaligus akademisi. Adapun relasi intertekstual yang terbangun dari rangkaian teks yang ada di dalam Tiada Ojek di Paris merepresentasikan refleksi, kritik, dan wacana dominan yang memproduksi ruang-ruang sosial di ruang urban Jakarta. Sementara itu, intertekstualitas yang dihasilkan dari penyebutan berbagai teks lain di dalam antologi esai mempertegas posisi penulis sebagai sastrawan dan akademisi dalam membangun argumentasi.