Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Pangeran Elang sangat penasaran dengan kepergian misterius ibunya, Ratu Larisa. Yang entah dimana rimbanya. Dan mencarinya sekuat tenaga tanpa sepengetahuan ayahnya, Raja Denian Patraja.
Sampai di umur ke empat belas tahun di tengah pencarian Pangeran Elang mendengar kabar dari pengemis tua di pinggir pasar sepulang patroli ke desa-desa. Pengemis tua yang di jumpai Pangeran Elang dikenal suka membual dan tak waras. Gaya berbicaranya seperti sedang bersajak namun karna kata-kata sang pengemis sangat informative dan Pangeran Elang terus berfikir akan keberadaan ibunya Pangeran Elang pun mempercayai setiap ucapan yang pengemis tua itu ucapkan.
"Tempat itu bernama Perpustakaan Alam Semesta".
"Tempat yang berpengetahuan tinggi".
"Sangat banyak informasi yang tersimpan rapih".
"Cukup jauh dari sini".
"Banyak menyimpan arsip alam semesta".
"Tak banyak orang tahu tempat itu dan tak sembarang orang yang bisa menemukan tempat itu".
"Tempat itu bernama Perpustakaan Alam Semesta".
"Saksi dari banyak sejarah".
"Tempat istimewa para penjelajah. . . . . . ."
Pengemis tua itu pun mengambil sebuah benda dari kantung bajunya, Sebuah arloji jam tempo dulu yang sudah sangat tua dan usang yang jika di lihat sekilas arloji itu sudah tak berfungsi lagi. Diberikannya arloji itu kepada Pangeran Elang.
"Caranya kau kalungi arloji itu dulu seperti ini (sambil mengalungi arloji ke Pangeran Elang) lalu kau pegang dengan tangan kanan mu. Lihat jarum merah ini jika jarum merah berada lurus kedepan. Kau bisa berkenginan di dalam hati hendak ke mana setelah jarum merah mengarah ke dirimu itu pertanda Ruang Waktu sudah terkunci jika sudah begitu majulah tiga langkah sambil memejamkan mata dengan sekejap setelah langkah ke tiga kau membuka mata sudah berada di tempat yang kau tuju".
Dan sejak saat itulah Pangeran Elang mulai menjelajah. . .