Gaza tak pernah benar-benar sunyi. Di balik dentuman bom dan langit yang menyala malam-malam, Amina seorang guru muda menulis harapan dalam lembar-lembar hariannya. Di sisi lain, Elian, relawan medis dari luar negeri, datang bukan hanya membawa bantuan, tapi juga pertanyaan tentang arti kemanusiaan.

Mereka tak saling mencari, tapi dipertemukan oleh luka-luka yang tak terlihat. Di antara puing-puing sekolah, teriakan anak-anak, dan senyap yang memekakkan, mereka belajar bahwa perjuangan bukan hanya tentang bertahan hidup, tapi juga menjaga nurani tetap hidup.

The Silence Between Bombs adalah novel tentang keberanian di tengah ketakutan, tentang suara-suara kecil yang mencoba menembus deru kehancuran. Sebuah narasi puitis dan menyayat tentang manusia yang tetap memilih mencintai bukan dalam romansa, tapi dalam kemanusiaan.

Untuk mereka yang percaya, bahwa bahkan dalam perang, hati manusia masih bisa berbicara.