Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
"Kemenangan yang Sesungguhnya adalah Bebas dari Penderitaan." Peperangan panjang menyebabkan kondisi Kerajaan Seodurnag memprihatinkan, untungnya mereka memiliki panglima perang yang juga pangeran yang tangguh, Pangeran Arshakein. Ia tidak mendapatkan kasih sayang yang sempurna dari keluarga, tidak memiliki kekasih, dan selalu berada di lingkungan yang keras. Pertarungan demi pertarungan melawan Kerajaan Gordeganemian dilewati oleh Pangeran Arshakein Sementara itu di Kerajaan Eufibutla, Arachlea harus menerima fakta bahwa pernikahannya dengan Pangeran Hillarius, Putra Mahkota, harus ditunda karena Raja Aerius dan ibunda Arachlea berselingkuh, sementara Ratu Claudius sakit-sakitan. Arachlea pun diungsikan ke Kerajaan Seodurnag, kepergiannya diumumkan sebagai pelesiran pribadi. Ternyata di Seodurnag tengah kacau balau karena invasi militer Kerajaan Gordiganemian. Arachlea bertemu dengan Pangeran Arshakein, Pangeran Seodurnag yang dingin dan kejam. "Dari mana asalmu?" tanya Sang Raja. "Saya berasal dari Gordeganemian, Yang Mulia," jawab gadis itu dengan lugas. "Oh, ya? Siapa namamu?" Kini Pangeran Shankarein menunjukkan ketertarikannya terang-terangan. "Arachlea." Sontak, Pangeran Arshakein tertawa mendengarnya. Gadis itu berbohong, yang lebih menarik adalah Ia bukan anak dari kalangan rakyat jelata. Rakyat jelata, apalagi budak, tidak mungkin berani membuka mulutnya selebar itu. "Katakan padaku, Nona. Kau lebih memilih Pangeran Hillarius atau para diplomat Gordeganemian itu?" tanya Pangeran Arshakein sembari menatap wajah gadis di seberangnya lekat-lekat. ***