Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Di Tanjung Sunyi, waktu adalah sangkar. Dan setiap tiga puluh tiga tahun, sangkar itu menuntut persembahan.
Bagi Bayu, laut adalah pembunuh ayahnya. Menjadi kebenaran sederhana yang menopang hidupnya yang mati rasa. Namun, ketika seorang anak laki-laki lenyap secara misterius—hanya menyisakan Walkman dari era 90-an dan jejak kaki yang terputus di tengah pasir—Bayu terseret ke dalam kebenaran yang jauh lebih mengerikan.
Penyelidikannya menyingkap konspirasi yang membentang tiga abad, perang rahasia antara dua keluarga, satu garis keturunan "Jangkar" yang ditakdirkan untuk menenangkan lautan, dan satu dinasti "Arsitek" yang berambisi untuk menjadi Tuhannya.
Di jantung semua itu, anomali kuno yang lapar terbangun. Simpul Arus Hitam kini kembali berdenyut, menuntut tumbal untuk menjaga realitas agar tidak runtuh. Saat Bayu menggali lebih dalam ke dalam wasiat terkutuk leluhurnya dan rencana gila musuhnya, ia sadar bahwa ia tidak sedang memecahkan misteri. Melainkan berjalan di atas peta yang telah digambar untuknya.
Apakah Bayu ditakdirkan untuk memutus siklus neraka ini, ataukah ia hanyalah bidak terakhir yang diperlukan untuk memastikan sang ular selamanya memakan ekornya sendiri?