Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
"Pergilah jauh...." Ayah membangunkanku sembari menyerahkan sim card baru. Aku yang sudah terlampau lelah fisik dan hati, demam yang sejak tiga hari lalu masih lekat, memandang Ayah berkaca...,
"Pergilah jauh darinya." Ucap Ayah lebih tegas. Setelah mengucapkan itu Ayah berbalik, meninggalkan aku.
Apakah Ayah mengalah dengan egonya sekarang? Tapi kenapa baru sekarang setelah aku melewati sebulan rasa sakit ini??
"Nak, bangkit. Adikmu sudah menunggu di teras."
Ucapan Ibu membuatku tersadar. Aku harus gerak cepat. Maka dengan tubuh yang menolak bangkit sebab lemahnya, kupaksa untuk bangkit. Karena jika aku menolak, maka tak ada kesempatan pergi darinya. Dan keputusan Ayah bisa saja berubah...,
Lalu di bawah rintik hujan dan kilat subuh ini, aku naik ke boncengan Airan. Aku harus pergi....