Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Namaku, Aster Akrinata. Perempuan berusia dua puluh tujuh tahun yang mengalami kejadian aneh. Semua berawal dari datangnya surat bertinta merah tanpa tanda titik di ujung kalimatnya. Surat itu membawaku kembali ke masa putih abu-abu. Aku tersadar sebagai Ayumi, gadis lugu berusia tujuh belas tahun ketika aku mengejar Si Pengirim Surat. Bagaimana pun, aku harus kembali menjadi Aster, bukan? Surat itu membawaku kepada Raditya Mahendra. Anak seorang pembunuh yang ternyata memiliki masa lalu lebih pelik dariku. Surat itu membawaku kepada Ruby. Orang yang kuanggap seperti saudariku yang ternyata membenciku. Surat itu membawaku kepada Liviana. Seseorang yang membuatku tidak ingin memaafkan diriku sendiri. Di sini, semua adegan seolah diputar ulang. Misiku adalah menemukan Si Pengirim Surat agar bisa kembali menjadi Aster Akrinata. Namun, saat semua kebenaran terbongkar, kalian tahu siapa pengirim surat itu? Dia, orang yang sanggup buatku kecewa. "Jika sekarang, aku adalah Ayumi. Lalu, di mana Ayumi yang sebenarnya?" "Ayumi nggak pernah ada. Di sini, semuanya palsu, hanya kita yang nyata."
Bagian yang paling menyakitkan dari kisah ini adalah rantai rasa percaya yang putus dan genggaman tangan yang terlepas.