Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Ani adalah seorang istri satpam yang sudah memiliki 2 orang putri yang cantik-cantik, sejak suaminya mengalami sakit TBC hubungan suami-istri tidak dilakukan karena Ani takut tertular. Setelah sakit TBC yang sembuh Yuda masih tidak mau menyentuh Ani dan belum juga memberikan nafkah batin. Sehingga Ani penasaran dan menuruti saran temannya Lina untuk membawa Yuda tes darah di sebuah klinik terdekat. Setelah melakukan tes darah dan melihat hasilnya betapa hatinya kecewa karena di dalam kertas tersebut menyatakan bahwa Yuda menderita penyakit Diabetes yang menyebabkannya Impoten sehingga Yuda enggan dan tidak mau menyentuhnya.
Hingga suatu hari di saat Ani sedang berkumpul dengan temannya dan sedang asyik bermain FB, bertemu dengan mantannya dulu yang kini telah menjadi duda dan mempunyai anak.
Bowo mengajaknya bertemu di suatu tempat dalam Chatnya dan Ani menyanggupinya. Ani sedikit tergoda dengan parasnya yang masih saja tampan dan mapan dengan poto-poto unggahannya diberanda Facebook.
Tak disangka Bowo mengajaknya balikan dan akan menunggu proses cerai Ani selesai. Bowo ingin menjadikan Ani sebagai istrinya. Ani menjadi bimbang dengan perkataan Bowo. Akankah Ani menerima ajakan Bowo dan menikah dengannya? Menjadikan rumah tangganya kandas?
Penulis serial novel ini terasa obses pada tema impotensi. Dalam teks ada kerancuan antara impoten, impotensi, gairah, mau itu, mau ini, begituan, dan burung tidak bangun. Banyak ejaan yang perlu dibenahi, cara penulisan yang tidak baku, banyak kalimat goyah, tapi, ah, sudahlah. Nyatanya, saya terhibur juga.
Sekali duduk selesai. Ya benar menghibur, tapi kedalamannya mohon maaf masih kurang. Lebih terasa seperti tulisan curahan hati. Lain kesempatan, saya ingin baca karya penulis ini dengan tema yang lebih dalam dan renungan yang lebih dalam lagi.
